22. Janji

186 10 0
                                    

'sebelum baca jangan lupa tap bintangnya gess'

£

Gelak tawa bahagia terdengar jelas di ruang tamu yang ditempati oleh beberapa orang yang sedang membuat lelucon bersama.

"kak Hendery lucu sekali.. haha.." girang Haechan dengan suara tawa yang menggelegar.

Hendery si pelaku membuat lelucon terkekeh geli melihat adiknya yang sampai mengeluarkan air mata karena tertawa.

"tapi aku tidak melucu, itu memang serius kakek itu bilang begini 'maaf tadi aku menaruh gigi palsu ku disini kau melihatnya?' langsung aku jawab tidak"
ucap Hendery memperjelas ceritanya.

"lalu setelah itu apa yang terjadi?" tanya Renjun.

"aku dan Xiaojun tertawa setelah kakek itu pergi sampai membuat beberapa pengunjung restoran disana menatap kami"

"dan lebih parah lagi ketika Xiaojun mengatakan 'Hendery kamu lihat kan tadi, gigi palsunya berada di mulutnya' dia bilang seperti itu" Haechan dan Renjun kembali tertawa dengan keras sampai-sampai membuat Doyoung dan Taeil menatap mereka aneh.

Doyoung menatap tajam Taeil seolah mengatakan 'itu anakmu' Taeil meringis melihat tatapan Doyoung.

"sudahlah hentikan tawa kalian, lihatlah gigi Renjun sampai kering karena tertawa" celoteh Doyoung menatap Haechan dan Renjun bergantian.

Renjun mendatarkan kembali ekspresi wajahnya dan menatap tajam pada Doyoung.

"Mama iri saja" omel Renjun pada Doyoung.

Doyoung menganga mendengar penuturan anaknya yang dinilai tidak sopan "bisa ulangi lagi apa yang baru saja kau katakan Moon Renjun?"

Renjun menggeleng hebat lalu berlari menuju Haechan, duduk di sebelah Haechan dengan memeluknya dengan erat.

Doyoung mecebikkan bibirnya melihat kelakuan anak bungsunya itu.

"ahh.. Renjun kata Yangyang Renjun mau melanjutkan kuliah disini?" Renjun mengangguk mantap mendengar pertanyaan Papa nya.

"iya sudah Renjun rencanakan sejak beberapa bulan lalu"

"kenapa memilih disini? bukannya Renjun tidak mau sekolah disini?" tanya Doyoung.

"sebelumnya iya, tapi karena Haechan disini Renjun mau disini saja, lagipula sebentar lagi Haechan akan
melahirkan jadi Renjun mau jadi yang pertama melihat mereka.

Doyoung menatap sinis anaknya" tidak akan mama biarkan"

Taeil menghembuskan nafas kasar, perdebatan apalagi yang akan tercipta jengah nya.

£


"jadi setelah tiga bulan pernikahan uncle Lucas pergi dan sampai sekarang belum kembali? itu artinya dia tidak tahu bahwa dia sebentar lagi akan memiliki anak?" pertanyaan Renjun dibalas anggukan oleh Jungwoo.

"aku takut dia kenapa-napa" lirih Jungwoo.

"kenapa semua orang menghilang begitu saja? ada apa ini? apa ini juga ada hubungannya dengan Eomma dan Appa?" batin Hendery.

Doyoung mengusap pelan punggung Jungwoo berharap anak itu bisa tenang.

"tenanglah besok lusa Kun akan mengirim berita terbaru tentang mereka, berdo'a saja semoga berita baik yang kita dapatkan" ujar Taeil.

Yangyang mengangguk "kuharap semuanya baik-baik saja"

Haechan mengangguk mengiyakan, tangannya sibuk mengelus perutnya dengan kepala yang bersandar pada Hendery.

"aunty Wu dan aku hanya berbeda dua bulanan saja kehamilannya, jadi kemungkinan besar anaknya aunty Wu akan lahir pada bulan ini?" Jungwoo menatap Haechan yang bergumam, kepalanya mengangguk membenarkan ucapan Haechan.

"perkiraan dokter itu akan terjadi pada akhir bulan ini, bisa lebih cepat atau lebih lambat dari tanggal yang ditentukan oleh dokter" jelas Jungwoo.

Jungwoo tersenyum cerah menatap Haechan yang tersenyum kearahnya. Menurutnya Haechan anak yang sangat menyenangkan pantasan saja Renjun mau berteman dengan Haechan. Renjun tidak salah memilih teman.

"Hendery kapan kau kembali berkerja?" tanya Doyoung, Hendery yang awalnya memperhatikan Haechan dan Jungwoo beralih menatap Doyoung.

"izin liburku cuman satu minggu"

"tidak bisakah sampai aku melahirkan kak?" tanya Haechan.

"maaf Chan" cicit Hendery.

"tapi nanti seminggu sebelum tanggal lahiranmu kakak akan kembali kesini"

"kakak janji?" Hendery mengangguk.

Rasanya tidak nyaman bagi Hendery meninggalkan Haechan bersama keluarga Renjun. Tapi apalah daya, jika ia nekat membawa Haechan kembali bersamanya itu hanya akan menyusahkan Haechan saja. Terlebih lagi jika nanti ia sibuk bekerja.

Membawa Haechan kembali pun hanya akan menambah luka Haechan. Hendery sudah tahu siapa orang yang harusnya bertanggung jawab terhadap janin yang ada di perut Haechan. Hendery sudah beberapa kali bertemu dengannya. Jika bukan teringat permintaan Haechan, sudah pasti Hendery akan memukuli wajah angkuh itu.

"kak Hendery janji ya jangan mengganggu Mark, anggap saja kita tak mengenalinya dan jangan sampai kita terlihat olehnya karena aku tidak ingin berhubungan ataupun melihatnya lagi"

"sudah cukup kak, rasanya sakit jika aku terus mengingatnya"

"anggap saja tidak terjadi apa-apa diantara aku dan dia"... Hendery mengusap kasar wajahnya setiap kalimat yang dulu pernah Haechan katakan padanya tersimpan jelas dalam ingatannya.


TBC

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang