43. Papi Kenapa?

81 6 0
                                    


🗿ᮢᮡᮣᮁᮀᮂ

Sebelum baca jangan lupa Vote and Comment,
yang mau ngasih ide juga boleh...

°°°°°°

Kalau ada yang mau memperbaiki beberapa kalimat yang rasanya kurang cocok juga boleh..

So.. selamat membaca~

£

Suara kicauan burung menandakan datangnya pagi. Perlahan sinar matahari datang menerangi sebagian isi bumi.

Haechan terbangun dari tidurnya, menguap secara perlahan lalu dirinya mulai bangkit untuk duduk di atas kasur. Pandangannya terarahkan pada jam di atas nakas, saat ini masih pukul 05.41.

"ayo semangat ecan.. " gumamnya.

Haechan menganggukkan kepalanya lalu berjalan mengamb handuk untuk dibawanya menuju kamar mandi.

Di sisi lain Hendery baru saja keluar dari alam mimpinya. Dirinya berusaha untuk bangkit dari tidurnya. Pandangannya terarah pada kedua anak yang tengah tertidur di sebelahnya. Chenle dan Mingrui, memang selama kepindahan mereka ke apartemen Hendery kedua anak itu tidur di kamar Hendery. Apartemen nya hanya memiliki dua kamar. Satu Haechan yang menggunakannya dan satu lagi Hendery yang memakainya.

Kenapa mereka tidur di kamar Hendery? itu karena di awal mereka disini Haechan lah yang menyuruh,
Haechan tak ingin tidur se ruangan dengan mereka. Berakhirlah dengan hendery yang membawa mereka.

Hendery membuyarkan pandangannya. Sekarang saatnya untuk dia membersihkan diri. Banyak hal yang akan ia kerjakan hari ini.

"aishh.. " dengus Hendery.

"ternyata Hendery mulai lelah eomma appa, maafin Hendery"

Setiap orang pasti pernah merasakan bagaimana lelahnya kehidupan. Begitupun dengan Hendery, ia juga lelah, ia juga membutuhkan sandaran untuk berbagi ceritanya, tapi kepada siapa? dia tidak memiliki siapapun didunia ini selain Haechan dan kedua keponakannya.

"appa.. "

Hendery menghembuskan nafasnya kasar, perlahan ia mulai bangkit dari kasurnya.

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Hendery dengan pakaian santai dan rambut yang acak-acakan. Langkahnya tertuju pada dua anak kecil yang tengah tertidur dengan damai itu.

"Le bangun... " bisik Hendery karena ia tidak ingin kedua keponakannya terkejut jika ia berbicara dengan suara yang keras.

"Mingrui ayo bangun.. "

"hei ayo bangun.. " Hendery menggoyangkan kedua bahu anak itu bergantian.

"ayo cepat nanti kalian akan terlambat berangkat sekolahnya"

"Chenle, Mingrui.. bangun, paman akan memasakkan kalian jadi ayo buka matanya.. "

"ughh, Lele udah bangun" ujar Chenle sembari berusaha untuk duduk.

"oke sekarang mandi dan bangunkan Mingrui" Chenle mengangguk pasrah.

Hendery tersenyum melihat kelakuan anak itu. Dirinya kemudian berjalan keluar kamar, saatnya untuk memasak sekarang.

£

"masakan papi enak" puji Chenle dengan senyuman lebar yang mengembang.

"ehh? benarkah?"

"benar papi"

Pagi ini Haechan lah yang memasak sarapan. Tadi ketika Hendery berjalan menuju dapur dirinya mendapati Haechan yang tengah sibuk membuat sarapan dengan wajah bahagia.

Hendery yang melihat itu tentu merasa bahagia, karena selama ini ia belum pernah melihat wajah berseri-seri Haechan itu. Ia kemudian melangkah perlahan mendekati Haechan.

Dirinya juga sudah menawarkan bantuan, namun Haechan menolaknya. Jadi mau tka mau Hendery hanya bisa melihat Haechan dari meja dapur.

Jujur melihat perubahan Haechan, Hendery merasa
sangat bahagia. Hal ini sudah lama Hendery nantikan. Haechan yang kembali menyayangi anak-anaknya.

Bukan berarti selama ini Haechan tidak menyayangi anak anak itu, tapi Haechan tidak berani menampakkan rasa sayangnya dan sekarang baru Haechan akan memulainya.

"baiklah baiklah, papi sudah buatkan kalian bekal jadi kalian bawa ya" Haechan meletakkan dua buah kotak nasi di dalam sebuah papperbag.

"hari ini kalian berangkat dengan papi ya?" Chenle yang mendengar itu mengangguk semangat.

Melihat senyuman Chenle, Haechan tak untuk tidak mengusap kepala anak itu.

"apakah dulu aku gila? kenapa dulu aku bersikap buruk pada anak selucu ini?" Haechan membatin dengan pandangan sendu.

"Chan?" Haechan mengalihkan pandangannya menatap Hendery.

"ya kak?"

"hari ini mungkin kakak pulang agak lama karena ada rapat penting"

"tak apa, ecan bisa menjaga Lele dan Mingrui, kak Dery tenang saja"

"baiklah kakak percaya ecan"

Keempatnya kembali menikmati sarapan pagi mereka. Hingga akhirnya selesai.

Hendery langsung pergi bekerja sedangkan Haechan mencuci semua piring dan sendok yang kotor. Chenle dan Mingrui hanya memperhatikan Haechan dengan senyuman bahagia.

Mereka bahagia karena hari ini mereka akan di antarkan oleh Haechan ke sekolah. Dan ini adalah pertama kalinya Haechan mau mengantarkan mereka.

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang