Pengalaman memang guru yang sangat berharga. Sekalipun itu adalah pengalaman yang memalukan. Adis belum bisa melupakan masalah kemarin ketika dengan percaya dirinya menyuruh seorang bos membuang sampah. Salah satu sifatnya adalah tidak bisa melihat sesuatu yang berantakan atau tidak pada tempatnya. Sehingga ketika kemarin melihat troli sampah dan alat pel yang berserakan di depannya, tangannya gatal untuk merapikan. Lalu ada seorang pria yang muncul hanya dengan memakai kaos dan celana pendek sambil membawa kopi. Nasib sialnya ia mengira bahwa orang itu adalah OB, padahal direktur di sana.
"Dok!"
Panggilan disertai tepukan di bahunya membuat Adis tersadar dari lamunan.
"Mau ikut nggak nanti sore?" tanya seorang perawat yang hari ini jaga dengannya di rumah sakit.
"Kemana sus?"
"Jenguk bayinya dr. Lila."
Wajah Adis berubah bingung ketika mendengar nama dr. Lila. Seingatnya selama beberapa saat mulai bergabung dengan rumah sakit ini belum kenal atau jaga bersama dokter bernama Lila.
Perawat itu kemudian tersenyum lebar ketika menyadari bahwa Adis belum lama di sini. Sudah pasti belum mengenal Lila. Lantas ia tidak keberatan untuk menjelaskan siapa Lila.
"Dokter Lila itu anaknya dr. Aris."
"Oh iya," balas Adis yang langsung paham siapa Lila. "Adik atau kakaknya pak Saga?"
"Adiknya, Dok." Lalu perawat itu duduk di samping Adis dengan antusias. "Sudah bertemu pak Saga, Dok? Gimana kesan pertamanya? Ganteng kan?"
Adis meringis saja. Ditanya kesan pertama jelas sangat memalukan. Bahkan saking kepikirannya dia sampai tidak menyadari dengan betul bagaimana bentuk wajah Saga.
"Belum lihat secara jelas, baru dikenalkan singkat saja." jawab Adis. Dia tidak mungkin bercerita bahwa dirinya bertemu pertama kali dengan Saga melalui cara yang tidak keren.
"Jangan kaget ya, Dok, di sini banyak fans nya pak Saga. Tapi ya begitu, beliaunya privat banget soal asmara. Terakhir rumornya dekat sama salah satu karyawannya, masih muda."
Adis kembali terkekeh. Di mana-mana rasanya sama saja, asmara adalah hal paling menarik untuk dibicarakan.
"Jadinya bagaimana, Dok, mau ikut tidak nanti?"
"Memang tidak apa-apa aku ikut?"
"Ya tidak apa-apa banget lah, Dok. Sekalian perkenalan diri ke keluarga pemilik rumah sakit ini. Unit lain kemarin beberapa udah pada ke sana. Rencananya kita ini tim UGD. Soalnya udah ada satu bulanan lahirannya."
Berpikir sebentar lalu akhirnya Adis mengangguk. Tidak ada salahnya ia lebih mendekatkan diri dengan orang-orang di sini, baik teman-teman kerjanya maupun keluarga pemilik rumah sakit ini.
Berbekal kesepakatan itu, akhirnya setelah selesai shift ia pulang ke kost untuk bersiap lalu sore kembali ke rumah sakit dan selanjutnya berangkat bersama-sama teman yang lain. Dua orang perawat dan satu sejawat ikut dalam mobilnya. Ia melajukan mobil dengan hati-hati mengikuti mobil di depannya yang memuat tim lain.
Sekitar tiga puluh menit kemudian iring-iringan mobil itu memasuki kawasan perumahan yang cukup elit. Adis memakirkan mobilnya dengan benar di halaman luas depan rumah. Lantas satu persatu dari mereka turun.
Entah dorongan apa yang tiba-tiba merasuki pikiran Adis sehingga dia mengedarakan pandangan dengan sendirinya untuk mencari sosok Saga di saat yang lain mengobrol dengan Lila dan sang suami yang tengah menggendong bayinya.
"Yang ini penggantinya dr. Putu kah?" Di sela-sela obrolan mereka, wanita bernama Lila itu bertanya seraya mengarahkan pandangannya pada Adis.
Merasa dirinya yang dimaksud, buru-buru Adis mengenyahkan pikiran tentang Saga lalu ia tersenyum. "Iya, Dok. Perkenalkan saya Adis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Resusitasi Jantung Hati
General Fiction"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya a...