Saga berjalan tergesa setelah keluar dari ruangan papanya. Mendapat nasehat dari Sang Papa membuat pikirannya sedikit berubah sehingga ia putuskan untuk mengejar Adis.
Gadis itu terlalu gesit berjalan sehingga meskipun Saga sudah berjalan cepat sampai ke halaman parkir khusus dokter, nyatanya di sana sudah nampak sepi, tak ada Adis. Pun dengan mobil putih milik gadis itu, tak nampak di sana. Saga hafal jenis mobil berikut nomornya.
Setelah berhasil menetralkan napas yang sedikit ngos-ngosan, Saga kemudian berbalik arah bermaksud menuju arah depan rumah sakit, tempat di mana mobilnya berada. Akan tetapi langkahnya berhenti mendadak ketika Adis berdiri sambil menatapnya. Ternyata gadis itu belum pulang.
Adis melihat Saga yang keluar dan berjalan cepat dari ruangan Aris. Sengaja tak memanggil karena takut terlalu percaya diri jika menganggap Saga sedang mengejarnya. Untuk itu, dia hanya berjalan santai di belakang Saga. Tidak tahunya pria itu berjalan sampai sini.
"Belum pulang?"
"Menunggu jemputan,"
Saga tak mengerti kenapa dirinya mendadak berubah menjadi manusia yang kesulitan bicara. Dia hanya terus menatap Adis yang kini juga menatapnya. Timbul sedikit rasa gelisah di hati Saga ketika menyadari tatapan Adis tak seperti sebelumnya. Tatapan itu tak sehangat sebelumnya.
"Dijemput Dipta?"
Adis hanya memberikan sebuah anggukan sebagai jawaban. Tak lama dari itu tatapan Adis teralih ke arah pintu keluar sebelah barat. Di sana ada seseorang yang melambaikan tangannya sehingga membuat Adis membalas dengan hal serupa meski awalnya terlihat terkejut.
Mau tidak mau Saga ikut balik badan. Bukan Dipta yang berdiri di sana, melainkan seorang wanita yang cukup Saga kenal. Dia masih ingat pernah dikenalkan dengan seorang wanita yang merupakan kakak ipar Adis. Seingat Saga, nama perempuan itu adalah Yoshi.
Wanita itu lantas mendekat sambil terus tersenyum. Baru ketika sampai ke hadapan Adis, wanita itu menyapa Saga sekilas lalu beralih pada Adis dan berkata, "Kaget nggak aku di sini?"
"Lumayan, Mbak." jawab Adis. "Aku kira yang akan ke sini cuma ayah sama ibu."
"Nggak dong, aku sama mas Juna ikutan juga."
"Mas Juna ikut?" Kali ini Adis benar terkejut. Tidak mengira kakak tertuanya juga ikut ke sini.
Yoshi mengangguk yakin. "Itu mereka udah pada nunggu di mobil. Sengaja dari bandara langsung ke sini. Kata Dipta kamu lembur karena ada operasi darurat. Jadi kita semua jemput kamu."
Saga masih berdiri di sana. Jelas dia mendengar semua yang Yoshi ucapkan. Keluarga Adis terlihat begitu hangat dan semuanya saling menyayangi dan mendukung. Tak heran jika Adis tumbuh menjadi wanita yang punya segudang rasa empati pada orang lain. Namun entah kenapa semua itu membuat Saga kembali merasa terhempas.
"Waktu Dipta cerita tentang musibah yang kamu alami beberapa waktu lalu, sebenarnya semua langsung ingin ke sini. Tapi Dipta melarang, dia meyakinkan kalau kamu sudah baik-baik saja. Jadi kami ke sini sekarang, karena selain ingin tahu keadaan kamu, kami juga sengaja ingin nemenin kamu menghadiri sidang besok."
Adis hampir melupakan agenda pentingnya untuk hari esok. Kemarin dia mendapatkan informasi dari Adrian bahwa harus menghadiri sidang tuntutan Vian. Bagi Adis kasusnya itu cukup cepat tertangani, mungkin karena campur tangan Dipta dan bantuan dari Adrian juga.
Lantas Adis melirik pria yang masih terpaku tak jauh darinya. Timbul sedikit rasa bingung karena dia melihat ekspresi lain dari Saga, seperti ingin menyampaikan sesuatu. Tapi bukankah sudah banyak waktu yang Adis berikan untuk pria itu? Nyatanya semua waktu itu hanya terbuang sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Resusitasi Jantung Hati
General Fiction"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya a...