28. Kekompakan Saga Dan Dipta

6.6K 667 119
                                    

Perihal tentang anak yang dikatakan sebagai anak Saga dan kini tinggal di Bandung, Adis masih bertanya-tanya tentangnya. Tidak tahu mengapa selalu saja ada halangan ketika akan ada titik terang mengenai hal itu.

Seperti kali ini. Saga sudah berencana mengajaknya ke Bandung akan tetapi suatu urusan pekerjaan membuat Saga terpaksa menundanya. Tiba-tiba saja ada berita bahwa salah satu karyawan Saga meninggal karena kecelakaan kerja sehingga mau tidak mau Saga harus mengurus hal itu terlebih dahulu.

Meski masih sangat penasaran akan cerita anak itu, Adis sedikit merasa tenang ketika Saga mengatakan bahwa cerita dirinya dan anak itu tidak seburuk yang diceritakan oleh Fira dan Adrian. Saga memintanya untuk percaya dan Adis bersedia.

Untuk itu karena hari ini mereka gagal ke Bandung, Adis menggunakan waktu luang ini untuk mengurus segala sesuatu tentang keberangkatan Saga ke Singapura. Bekerja sama dengan Ludita juga Fendi terkait pekerjaan Saga.

"Sepertinya pak Saga memang butuh dokter Adis sebagai istrinya!"

Adis tersenyum saja mendengar penuturan Fendi. "Kenapa begitu?"

"Menurut saya, Dokter Adis yang bisa membuat pak Saga sedikit tunduk dan nurut."

"Memang sebelumnya tidak?"

"Tidak ada yang sebelumnya, Dok."

Adis berhenti membaca jadwal Saga lalu beralih menatap asisten Saga itu beberapa saat sebelum akhirnya kembali tersenyum geli.

"Ada. Pak Fendi saja yang tidak tahu."

"Sebenarnya tahu, Dok. Hanya saja pura-pura tidak tahu."

Adis kembali berhenti membaca. "Pak Fendi sudah lama jadi asisten mas Saga?"

Pria itu mengangguk. "Sebelumnya jangan panggil saya seformal itu, Dok. Kita kayaknya seumuran."

Adis mengiyakan keinginan Fendi dengan anggukan.

"Dari sejak saya lulus kuliah. Saya ini adik tingkat pak Saga. Begitu lulus pak Saga menawari saya membantunya. Hingga saat ini saya bertahan."

Itu artinya Fendi tahu banyak tentang Saga. Muncul keinginan Adis untuk bertanya beberapa hal. Selagi Saga masih berada di ruang rapat bersama tim marketing, Adis punya kesempatan untuk mendapat informasi dari Fendi.

"Berarti kamu tahu tentang Adrian?"

"Pak Adrian dari perusahaan Andromeda?"

"Mungkin. Saya tidak begitu tahu tentang itu. Tapi dia memang punya perusahaan. Mereka sepertinya tidak akur?"

Terlebih dulu Fendi tersenyum canggung. Hal itu justru semakin membuat Adis penasaran sehingga ia meminta Fendi untuk bercerita.

"Memang hubungan mereka sedikit tidak baik. Tapi sebenarnya masih ada hubungan kerjasama hingga saat ini."

"Benar? Tapi mereka nggak baik begitu, apalagi kalau bertemu."

"Mungkin masih memikirkan profesionalitas, Dok. Tapi memang jika ada keharusan meeting, mereka tidak pernah turun langsung. Selalu salah satu atau keduanya diwakilkan."

"Kenapa mereka bisa bermusuhan? Perebutan saham?"

Fendi terlihat ragu untuk menjawab. Namun karena ditatap terus oleh Adis, akhirnya pria itu buka suara.

"Salah paham karena seorang wanita."

Terbesit nama Laras di dalam pikiran Adis saat mendengar informasi itu dari Fendi.

"Intinya wanita yang disukai pak Adrian malah dekat dengan pak Saga. Tapi akhirnya dua-duanya tidak jadi."

"Tapi musuhan sampai sekarang?"

Resusitasi Jantung Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang