6. Pulang Bersama

8.8K 858 66
                                    

"Jaga kesehatan ya, Nduk! Jangan makan sembarangan, jangan keluyuran sampai malam."

"Kalau sampai pagi boleh, Bu?"

"Adistiiiii!"

Adis tertawa sendiri mendengar suara ibunya, jika sudah dipanjangkan seperti itu artinya ibunya mulai gemas.

"Nanti di sambung lagi ya, Bu! Adis baru belanja."

"Belanja apa? Jangan kebanyakan beli yang micin-micin sama instan."

"Adis ini dokter kalau Ibu lupa!"

"Dokter itu bagi pasien-pasienmu. Kalau bagi Ibu, kamu itu tetap gadis kecil ngeyel yang sukanya jajan sembarangan!"

Adis kembali tertawa tapi anehnya terselip rasa rindu yang banyak pada sosok wanita yang telah melahirkannya itu.

Sekali lagi ia pamit pada ibunya dan harus rela menunggu lima menit sebelum benar-benar mengakhiri teleponnya untuk mendengarkan pesan panjang dari ibunya. Pesan panjang yang sama dan terus berulang-ulang. Yang intinya Adis harus jaga diri dan jaga kesehatan.

Menyimpan ponsel ke dalam slingbag nya, kemudian Adis kembali mendorong trolinya berjalan menyusuri lorong yang kanan kirinya terdapat produk-produk instan.

"Bu, maaf Adis nggak bermaksud durhaka ya." gumamnya sendiri ketika mengambil dua bungkus topokki dan di dalam trolinya juga sudah ada dua bungkus nugget.

Adis menjaga kesehatan kok, tapi kan sesekali tidak masalah. Biar hidup bervariasi. Apalagi ketika sedang buru-buru dan malas keluar membeli makanan. Daripada terkena serangan asam lambung, kan lebih baik makan instan. Begitu pikir Adis.

Kemudian ia terkekeh sendiri membayangkan wajah ibunya yang merengut geram jika melihat makanan cepat saji di dalam trolinya. Jangan lupakan juga rentetan nasehat yang akan keluar dari bibir manisnya. Ah, Adis benar-benar rindu diomeli ibunya.

Beberapa saat kemudian ia selesai membeli barang-barang keperluannya yang sebagian besar adalah untuk urusan perut. Ketika sedang menunggu belanjaannya dihitung, tanpa sengaja Adis melihat Saga berjalan bersama seorang wanita. Seperti tidak asing dan Adis merasa pernah melihat wanita itu. Sang wanita berjalan sambil menenteng tas nya sementara Saga di sampingnya membawa papperbag yang dari logonya Adis bisa menebak bahwa isinya adalah pakaian wanita karena Brand yang terkenal dengan produk-produk khusus wanita itu.

Rasanya setiap pasang mata yang melihat akan setuju bahwa keduanya adalah sepasang kekasih. Seperti pada umumnya, si laki-laki akan menemani wanitanya belanja dan tidak keberatan untuk membawakan hasil belanjaannya. Persis seperti yang dilakukan Saga saat ini.

"Totalnya jadi tujuh ratus delapan puluh enam ribu,  Kak!"

"Oh iya!" Adis segera menyerahkan kartu debit nya.

Beberapa saat perhatiannya tertuju pada proses pembayaran membuat Adis kehilangan jejak Saga dan kekasihnya. Namun bukan sesuatu yang harus ia sesali tentunya.

Adis membawa hasil belanjanya menuju mobil. Ingin segera pulang karena sudah cukup lelah setelah menyelesaikan tugas shift siangnya di rumah sakit.

Langkahnya melambat ketika di area parkir ia melihat Saga berdiri seorang diri sambil menelepon. Ia cukup ragu untuk menyapa atau tidak karena kebetulan Saga berdiri tak jauh dari mobilnya dengan posisi membelakangi.

Dan keraguan Adis akhirnya usai karena Saga berbalik dengan sendirinya.

"Adis!"

"Hai, Mas." Adis tersenyum canggung.

Pria itu berjalan mendekati Adis. "Habis belanja?" tanyanya.

"Iya."

Adis berusaha mengalihkan fokusnya untuk menyimpan belanjaannya ke dalam mobil. Reflek matanya benar-benar sedang tidak beres karena sejak tadi ingin menatap Saga. Sekarang ia menyadari kenapa di rumah sakit banyak gadis-gadis yang menobatkan diri sebagai penggemar Saga.

Resusitasi Jantung Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang