13. Gagal Sombong

8K 792 102
                                    

"Kalau gue yakin banget sih dr. Adis emang beneran calonnya babang Saga,"

"Sebenarnya gue juga, tapi menolak yakin. Duh belum siap banget lihat abang jadi suami orang."

"Gue juga nggak siap sebenarnya, tapi kalau akhirnya dr. Adis yang jadi, ya udahlah cocok aja. Mana ngelihat dr. Aris kayak yang sayang banget lagi. Tadi pagi sepanjang operasi, dr. Aris sabar banget kasih-kasih ilmu sama calon menantunya."

"Tadi pagi dr. Adis yang jadi asisten operasi?"

"Iya."

"Wah, beneran jadi kalau ini. Soalnya ini juga ada operasi hemoroid, dr. Adisnya ikut lagi. Denger-denger dia emang rencana ambil spesial bedah juga, cocok banget lagi sama mertuanya. Dr. Adis lewat jalur bebas hambatan, lewat papanya langsung."

Percakapan para perawat yang belum berubah beberapa hari ini. Berita Saga dan Adis masih menjadi topik terpanas pekan ini di rumah sakit.

Setelah secara sengaja mengunggah foto Adis ala-ala misterius di story dan dengan santai menggandeng tangan Adis di depan orang-orang rumah sakit, Saga semakin intens menunjukkan kedekatannya dengan gadis itu. Dalam beberapa hari ini, ia sering terlihat di rumah sakit untuk menjemput Adis. Hal itu juga yang membuat spekulasi hubungan mereka kian besar. Banyak yang setuju tapi ada juga yang merasa iri, warna-warni sifat manusia.

Seperti pembahasan para pegawai rumah sakit itu, hari ini Adis memang terlibat langsung dalam dua operasi yang papanya Saga alias Aris lakukan. Bahkan meski harus menambah jam kerja dalam artian tidak pulang tepat waktu, Adis tetap tidak keberatan sama sekali karena bayarannya adalah ilmu dari suhunya.

Seharusnya hari ini dia jaga pagi dan pulang pukul dua siang. Akan tetapi jam sudah menunjukkan pukul enam kurang sepuluh menit, dia baru saja keluar dari ruang operasi.

"Jadinya pulang sore kamu, Dis,"

Terlebih dulu Adis tersenyum. "Justru saya senang, Dok. Bisa dapat banyak ilmu dari Dokter."

Aris—pria yang menyapanya, yang ia kira sudah pulang terlebih dahulu nyatanya masih duduk di ruang pemulihan pasien pasca operasi. Lalu Mereka berjalan beriringan keluar dari ruang pemulihan 

Bukan sedang berbasa-basi, Adis benar-benar tidak keberatan meski pulangnya teramat telat. Dua kali diajak langsung untuk ikut operasi bersama Aris adalah suatu kebanggaan tersendiri baginya.

Langkah keduanya terhenti saat melihat Saga duduk di kursi yang ada di depan area ruang operasi.

"Ada apa kamu ke sini, Ga?" Aris yang pertama kali menyapa putra sulugnya itu.

Saga berdiri dengan wajah pura-pura kesal pada papanya lalu berkata, "Papa bisa diadukan ke Disnaker karena mempekerjakan pegawai semena-mena."

"Kenapa kamu ini?" jawab Aris menggelengkan kepala, tidak terlalu terkejut karena sudah hafal bahwa anaknya ini suka bertingkah selengekan.

"Empat jam lho, Papa menyekap Adis di sini, seharusnya dia pulang jam dua."

Aris hanya meresponnya dengan helaan napas kemudian ia menoleh pad Adis. "Kamu kenal sama orang ini, Adis?"

Yang ditanya hanya tersenyum saja.

"Tuh, Adis saja tidak kenal kamu siapa." ucap Aris sengaja menjahili anaknya.

Dan benar saja Saga berdecak. Diam-diam Aris berharap sulungnya ini mulai mau membuka hati dan serius dengan seorang wanita.

"Kalian sudah ada janji?"

Senyum Adis luntur. Siapa orangnya yang tidak gugup ketika tiba-tiba ditanya oleh atasan sekaligus orang tua dari pria yang tengah dekat dengannya.

"Sudah. Dan Papa jangan coba-coba menikung Saga!"

Resusitasi Jantung Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang