43. Dua Pria Merajuk

6K 555 140
                                    


Lana sedang berada di meja administrasi ruang operasi bersama Nova. Ia bertugas mengetik catatan perawatan medis beberapa pasien bedah.

Kemudian Lana berkata saat Nova menarik botol handrub untuk membersihkan tangannya karena hendak makan burger yang dibeli dua jam lalu.

"Jangan lama-lama, Dok!"

"Pakai handrub nya?" tanya Nova bingung.

"Bukan. Patah hatinya!"

Nova langsung memberikan bombastic side eye nya sedangkan Lana tertawa tanpa segan. Tak peduli tatapan Nova sudah seperti ingin menguliti nya.

"Ampun, Dok. Peace!!"

Sementara Lana masih tertawa, Nova melanjutkan niatnya membuka bungkus burger. Tapi sebelum memakannya, ia awali dengan minum air mineral dingin.

"Kamu sedang menghibur diri, Lan?" balas Nova dengan sikap yang kembali tenang setelah sempat kesal dengan candaan Lana. "Kayaknya kamu juga patah hati."

Lana berhenti mengetik lalu menoleh kepada konsulennya itu dengan wajah terperangah. "Juga?" tanyanya takjub. "Penempatan kata 'juga' itu mengartikan bahwa Dokter sedang membenarkan tudingan saya."

Nova memilih diam saja karena lebih ingin menghabiskan burger yang ada di tangannya dibanding merespon tingkah Lana.

Berita lamaran Adis dan Saga telah menyebar di kalangan unit bedah central. Padahal jika dilihat, Adis sangat merahasiakan hal itu. Niatnya akan memberi kabar pada sejawatnya nanti ketika sudah ada undangan.

Akan tetapi entah darimana asalnya, tiba-tiba ketika ia kembali ke rumah sakit, orang-orang yang biasa beraktivitas bersamanya kompak memberi selamat.

Hal itu juga yang kini manjadi topik pembicaraan Lana dan Nova. Atau lebih tepatnya hanya Lana yang terus saja mengoceh tentang kabar itu padahal Nova tak pernah merespon.

"Nggak nyangka Adis beneran sama pasien itu." ucap Lana lagi.

Sementara itu, Nova sibuk mengunyah sambil duduk tenang di samping Lana.

"Tahu kabar terbaru tentang Saga belum, Dok?"

Nova hanya merespon dengan gelengan kepala.

"Ternyata yang nyerang Saga itu bukan murni klitih. Tapi emang orang-orang yang dendam padanya. Soalnya sebelum kejadian, Saga sempet nonton konser dan di situ ada masalah lalu dikejar dan tanpa sepengetahuan Saga, dia disabet dengan parang itu dari belakang."

Sepertinya informasi kali ini sedikit menarik perhatian Nova meski dia hanya merespon dengan tatapan mata yang tertuju pada Lana.

"Fakta atau karangan kamu saja?"

Bibir Lana menipis sebagai wujud protes karena Nova meragukan ucapannya.

"Fakta, Dok. Yang nanganin kasus itu kan teman saya. Ada beberapa rekaman CCTV dari tempat konser sampai ke TKP, emang udah diincer dia."

Sambil mengunyah sisa burgernya, pandangan Nova tertuju pada layar ponsel milik Lana. Di sana terputar rekaman buram yang menunjukkan Saga dibuntuti dua orang yang berboncengan dengan motor matic sampai Saga berhenti di depan sebuah diskotik. Baru saja keluar mobil dan hendak menutup pintu, dua orang tadi melintas dan orang yang di belakang langsung mengayunkan senjata tajam, melukai bagian belakang kepala Saga.

"Dokter Adis bisa ketemu orang model Saga di mana, sih?" gumam perawat OK yang juga ikut melihat rekaman video itu. "Maksudnya, dia kan cewek yang tipe manis, tulus dan nggak neko-neko gitu. Hidupnya yang udah sempurna banget, keluarga harmonis, pendidikan dan finansial bagus. Kayak ikut nggak sreg aja dapatnya yang model dugem-an begitu."

Resusitasi Jantung Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang