Sepanjang shift dari pagi hingga siang hari ini berjalan lancar meski sempat ada sedikit masalah yang datang dari Fira. Gadis itu entah sengaja atau tidak menumpahkan minuman ke baju Adis ketika sedang makan siang di kantin. Untung saja Adis masih bisa menutupinya dengan jas putih.
Fira sudah meminta maaf dan mengaku tidak sengaja, bahkan berjanji untuk mengganti baju Adis dengan yang baru. Akan tetapi Adis memilih untuk tidak memperpanjang masalah itu. Toh hal yang tidak disengaja mau diapakan lagi. Atau lebih tepatnya ia tidak ingin banyak berurusan dengan gadis itu.
"Sudah berapa tahun kamu kerja dengan saya, Rin? Setahun? Dua tahun? Lebih kalau saya tidak salah ingat. Sudah selama itu tapi kamu masih bisa menjawab tidak paham dengan maksud saya? Sudah berapa kali saya katakan, saya tidak mau jika model iklan produk diambil dari orang-orang yang sudah terkenal. Tidak semua, tapi kebanyakan mereka kurang bisa profesional dengan dalih terkenal. Kalau sudah begini bagaimana? Siapa yang mau bertanggung jawab atas kerugian materi dan waktu? Kita sudah siapkan semuanya tapi tiba-tiba model yang kalian siapkan merubah jadwal sepihak. Kita ini punya deadline! Bukan mengikuti maunya model sampah seperti itu."
"Maaf, Pak. Biar saya yang bertanggung jawab atas kekacauan ini. Bisa potong gaji say—"
"Gajimu sebulan belum cukup mengganti semua kerugian ini !"
"Kalau begitu biar saya mengundurkan diri—"
"Bagaimana?? Tolong ucapkan sekali lagi! Di antara yang lain di tim ini, kamu yang paling saya andalkan, Rin! Tapi selalu saja kamu mengulang kesalahan seperti ini. Enak sekali, setelah melakukan kekacauan kamu mau pergi begitu saja! Otak kamu di mana?"
"Maafkan saya, Pak. Saya segera akan memperbaiki semua ini!"
"Di waktu seperti ini saya benci kata maaf yang terdengar seperti bualan! Saya beri waktu dua hari untuk menyelesaikannya. Kalau tidak beres juga, saya benar-benar akan menunggumu surat pengunduran diri kamu beserta satu tim ini!! Tidak rugi bagi saya untuk mencari orang-orang baru daripada kerja dengan kalian yang kebanyakan retorika tapi nol tindakan."
Adis menghela napas karena sejak tadi ia berdiri di depan ruangan salah satu divisi di kantor Saga. Awalnya ada sedikit urusan dengan HRD, lalu ketika melewati ruangan ini, ia mendengar suara Saga yang cukup keras.
Tidak tahu secara pasti apa yang terjadi, tapi Adis bisa menebak bahwa sedang terjadi masalah dengan pekerjaan mereka. Pantas saja pagi tadi Saga meminta maaf karena tidak bisa menjemput. Mungkin karena ada hal urgent yang harus ia tangani.
Mendengar pintu akan segera dibuka, Adis mundur agar posisinya tidak terlihat. Ada langkah kaki yang terdengar sedang buru-buru. Ia melihat Saga berjalan dengan wajah masamnya. Di belakang Saga berjalan dua orang wanita yang sama terlihat masam dengan membawa beberapa map di tangan.
"Astaga, kenapa terulang lagi sih! Ini ketiga kalinya lho kita bikin kesalahan yang sama. Kali ini kayaknya nasib kita benar-benar tamat."
Adis masih berdiri di posisinya, mendengar beberapa orang yang sedang membicarakan Saga dan masalah mereka.
"Fira nya di mana sih? Bukankah model yang ini dia yang rekomendasikan?"
"Kayak nggak hafal aja lo, Fira emang suka masukin teman-temannya begini tapi giliran ada masalah, dia lepas tangan."
"Kalau kita benar-benar dipecat gimana? Orangtua gue masih butuh bantuan dari gue."
"Gue juga baru mulai cicilan mobil."
"Emang kalian aja! Tuh anak gue yang pertama masuk SD, yang kedua juga butuh terapi dokter tiap bulan."
"Jangan lupain gue yang punya bokap harus kontrol dokter tiap bulan juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Resusitasi Jantung Hati
Fiksi Umum"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya a...