Hari yang paling ingin dihindari pun tiba. Hari dimana Taehyung akan bertunangan dengan Olivia. Dan itu akan dilaksanakan malam ini di sebuah ballroom hotel mewah yang sudah disewa abah.
Tamu yang diundangpun berjumlah ratusan orang, diantaranya adalah relasi bisnis abah dan teman sepermodelan Taehyung. Tak ketinggalan babeh dan 8 bocah priknya juga hadir dan kini tengah menikmati pesta. Sementara Taehyung masih terdiam diruang tunggu menunggu kedatangan keluarga Olivia.Pemuda tampan itu nampak tertunduk lesu. Ia ingin sekali pergi dan menggagalkan pertunangannya, namun ia sudah berjanji pada abah tidak akan melakukan hal itu. Jadi, Taehyung hanya bisa mengharapkan datangnya sebuah keajaiban. Meskipun itu terdengar mustahil, karena abang-abangnya tidak menentang keputusan Taehyung dan malah membantu abah menyiapkan acara pertunangannya.
Abah tentu senang melihat dukungan dari anak-anaknya. Namun Taehyung sendiri dibuat bingung. Bukannya kakaknya menolak rencana abah waktu itu? Kenapa sekarang mereka seolah-olah setuju dan membiarkan Taehyung berkorban? Boleh tidak Taehyung merasa jika ia memang dikorbankan oleh keluarganya sendiri?
Tapi tidak, Taehyung tidak boleh berpikir seperti itu. Meskipun iya, Taehyung akan berusaha ikhlas demi keutuhan dan kebahagiaan keluarganya. Ya walaupun ia akan terjebak seumur hidup dengan perempuan yang tak ia cintai dan terpaksa membuang jati dirinya sendiri.
"Tae, 30 menit lagi Olivia sama keluarganya datang. Kamu tunggu disini ya, abah mau nyambut tamu abah dulu"
"Iya bah"
Setelah abah pergi, masuklah Seokjin membawa sepotong cake dan segelas sirup.
"Nih makan dulu sambil nunggu calon tunangan lo"Taehyung menatap nanar saat kalimat itu keluar dari mulut Seokjin, abang tertua yang dulu paling menentang keputusan abah.
"Bang, lo setuju gue tunangan sama Olivia?" Tanyanya disela makan.
Seokjin mengangguk dan tersenyum tipis. Sebelah tangannya terangkat untuk mengelus surai hitam Taehyung yang kini ditata hingga memperlihatkan keningnya.
"Itu keputusan lo kan? Jadi gue cuma bisa support apapun yang lo pilih Tae. Gue harap suatu saat nanti lo bisa bahagia sama keputusan lo ini. Dan setelah gue liat-liat Olivia cantik kok, cocok sama adek abang yang paling ganteng ini, meskipun ya masih gantengan abang" Seokjin terkekeh, sedangkan Taehyung ingin sekali menangis.
"Bang.... "
"Elah jangan nangis, ntar makeup lo luntur Tae" Taehyung yang sudah menghabiskan cake dan minumannya langsung menubruk tubuh kakaknya dengan sebuah pelukan.
"Bang... Gue gak mau, gue terpaksa ngambil keputusan itu, meskipun gue tau gue gak bakal bahagia. Bawa gue kabur bang, gak perduli abah mau marah atau enggak, gue gak mau kayak gini"
Sayangnya Taehyung hanya bisa menyuarakan keluhannya dalam hati karena terlanjur membuat keputusan yang ternyata diterima oleh keluarganya.
Seokjin mengelus punggung adiknya itu supaya Taehyung tenang. Ia tau betul apa yang dirasakan adiknya itu, namun ia tidak bisa berbuat banyak.
Punggung Taehyung yang tadi naik turun karena isakan, kini mulai tenang dan mulai memberat. Saat Seokjin melepaskan pelukan itu, ternyata Taehyung tidur. Dengan hati-hati si sulung merebahkan tubuh adiknya keatas sofa yang mereka duduki.
Melihat adiknya sudah nyenyak di alam mimpi. Seokjin merogoh ponsel dan menghubungi Jungkook.
"Efek obatnya udah kerja,cepet kesini kook"Tak lama dari itu datanglah Jungkook dan Namjoon yang sudah rapi dengan setelan jas mereka.
Jungkook jongkok di depan sofa sedangkan Namjoon membantu Seokjin menaikan tubuh Taehyung kepunggung Jungkook. Meskipun maknae, Jungkook memang lebih kuat dari kakak-kakaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga?!
FanfictionGimana jadinya kalo keluarga Abah Sihyuk dan 7 buntutnya yang minus akhlak tetanggaan sama keluarga Babeh Jinyoung yang punya 8 bocah prik?