43. Dilabrak
"Mengusik orang lain tidak membuatmu terlihat keren, kawan. Kamu justru terlihat kasian, karena harus sampai melukai orang lain hanya agar bisa dapat perhatian."
Dengan sekuat tenaga Nana mencoba melepaskan tarikan orang tersebut, lalu berteriak marah. "Mau lo apa sih?!" Amarahnya berubah menjadi beberapa kali lipat kala mengetahui siapa orang yang kini tengah berdiri di hadapan. Orang itu, hanya menyunggingkan senyum senang sembari melipat kedua tangan di depan dada. Siapa lagi orang yang mau berurusan dengan dirinya jika bukan Ofe dan kawan-kawan. Nana benar-benar sudah lelah jika harus membuat keributan, tapi jika ia biarkan Ofe justru akan semakin senang.
Ofe berjalan mendekat ke arah Nana, lalu menatap gadis itu lamat-lamat. "Bisa nggak, lo jauh-jauh dari cowok gue," ucap Ofe dengan penuh penekanan sembari mendorong-dorong bahu Nana dengan jari telunjuknya. Dari tatapan yang Ofe berikan Nana tahu bahwa gadis itu marah besar, dengan sekuat tenaga Nana berusaha menahan diri agar tidak kelepasan. Nana hanya bisa balas menatap sembari mengernyit heran.
"Maksud lo apa, gue nggak ngerti."
Bukannya mendapatkan jawaban Ofe justru terkekeh samar, lalu kembali mengalihkan pandangan ke arah Nana dengan tatapan yang sulit diartikan. "Enggak usah pura-pura nggak ngerti, muak gue lihatnya." Sebelum membalas ucapan, Ofe lebih dulu menarik dagunya dengan kencang. Ingin sekali ia tepis tangan gadis itu, namun sayang tangan Nana ditahan dengan dua kawan Ofe yang entah sudah dari kapan berada di sampingnya.
"Gara-gara selalu merhatiin lo, Rescha jadi lupa sama gue. Apa-apa pasti tentang lo, pacar dia itu gue bukan lo." Dengan kasar Ofe dorong wajah Nana hingga menyebabkan gadis itu mundur ke belakang, kedua tangannya tidak juga dilepaskan dan semakin ia memberontak justru semakin kuat mereka menahan.
Plakk
"Harusnya lo tuh tahu diri."
Plakk
"Atau perlu gue sadarin dulu, kalau pacar lo meninggal itu gara-gara lo."
Setelahnya Nana hanya mampu terdiam, bibirnya tercekat, ucapan Ofe kali ini ada benarnya. Nana alihkan pandangan ke segala arah agar air matanya tidak kembali luluh lantah. Namun lagi-lagi Ofe kembali menarik dagunya dengan kasar, bersamaan dengan itu air mata Nana kembali berjatuhan dan hal tersebut berhasil membuat Ofe tersenyum lebar. "Di sini yang menderita bukan cuma lo, cowok gue jauh lebih menderita. Jadi bisa nggak berhenti ngebebani cowok gue dengan bikin lo bahagia." Lalu Ofe lepaskan cengkraman, ia memberikan kode kepada kedua temannya untuk turut melepaskan tangan.
Ofe tatap Nana yang kini tengah menunduk dalam-dalam, ia ulurkan tangan untuk menyembunyikan anak rambut ke belakang telinga agar bisa ia lihat wajah gadis di hadapan dengan lebih leluasa. "Jangan selalu mau dimengerti ya, cantik. Jangan ngerasa paling terluka. Gue saranin deh, buat lo. Berhenti buat jadi cewek murahan yang mau sama cowok sana sini, ngerti sekarang?" Tidak mendapatkan respon apapun Ofe pun segera melangkahkan kaki untuk pergi dari sana dengan senyum senang. Karena berhasil membuat Nana tidak berkutik dengan tindakan yang baru saja ia lakukan. Kali ini giliran ia yang menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Feelings
Teen Fiction[Revisi setelah tamat] ATTENTION!! Don't Plagiat! No Plagiat! Cerita ini hanya berada diakun milik @karyaudaa_. Tidak ada unsur mengcopy cerita milik orang lain. Bagi Nana, semesta itu jahat. Tidak indah dan sangat tidak menyenangkan. Bagi Rescha, d...