🌸CHAPTER 3🌸

494 345 84
                                    

3. Rescha Sialan

"Marah itu gampang, tapi marah kepada siapa, dengan kadar kemarahan yang pas, pada saat dan tujuan yang tepat, serta dengan cara yang benar itu yang sulit."

Semenjak kalimat perpisahan keluar dari bibir kedua orang tuanya 2 tahun silam, kehidupan Nana tidak pernah ada kata baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak kalimat perpisahan keluar dari bibir kedua orang tuanya 2 tahun silam, kehidupan Nana tidak pernah ada kata baik-baik saja. Kepingan memori yang tidak akan pernah bisa ia lupakan itu, sampai saat ini masih tetap menjadi satu-satunya kenangan yang tidak akan bisa dihilangkan bagaimana pun caranya.

Malam ini Nana hanya duduk diam, memperhatikan buku-buku tugas dan kembali menatap keluar jendela secara bergantian. Hari sudah larut, lampu-lampu di luar sana pun sudah tamaram. Tapi hingga kini tanda-tanda kepulangan Mamanya belum juga nampak di indera penglihatan.

Nana ingin bersikap tidak peduli, tapi usahanya tidak pernah membuahkan hasil. Ini bukan kali pertamanya Nana ditinggal sendirian. Berkali-kali dirinya sudah merasakan betapa pahit rasanya ditinggalkan. Jika saja Nana berani berteriak dengan lantang, ia ingin mengatakan bahwa ia iri dengan kehidupan teman-teman. Ia iri, ketika mendengar temannya bercerita bagaimana setiap hari mereka dimarahi karena tidak bisa bangun lebih awal. Nana iri akan semuanya.

Lamunannya buyar, ketika notifikasi pesan pada ponselnya masuk tanpa sabar. Dalam diam Nana mengumpat dengan kasar. Jika pesan yang ia terima hanya spam chat tidak berkepentingan, dirinya berjanji tidak akan memberi ampun, terlepas siapapun orangnya.

Devian Nevan Alrescha (37)
Mengetik ...

Qiana Anuradha Widjaya (2)
Ya, gue juga nggak tahu. Tapi dicoba...

Tentu saja Nana dibuat terkejut setengah mati. Ini kali pertama Rescha mengirimkan pesan sebanyak itu kepadanya. Yang Nana tahu selama ini, Rescha bukanlah manusia nggak jelas dan kurang kerjaan seperti itu. Tapi, kalau pun memang benar bahwa Rescha mengirimkan pesan hanya untuk mengganggunya, ia tidak akan diam saja.

Karena tidak mau dibuat penasaran, Nana membuka room percakapan itu tanpa ragu. Seketika matanya membola, sesekali meruntuki diri karena tidak bisa menghilangkan kebiasaan buruknya itu.

Devan Nevan Alrescha
| Na na na na na
21.23

| P
| P
| P
| P
| P
21.25

| Assalamualaikum, Tante
21.26

| Mohon maaf, Ibu. Setau saya, kalau kita udah minjem buku harap segera dikembalikan
21.30

| He!
| Dekil!
21.45

| Dugongg!
21.45

| Lo sengaja banget ya, pengen di spam sama gue?
22.00

| Masih hidup 'kan?
22.04

| Ini HPnya yang hidup, orangnya yang mati, apa gimana?
22.10

| Besok ada mata pelajaran Fisika, gue ngerjainnya gimana, dodol?!
22.12

Different FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang