🌸 EPILOG 🌸

117 34 101
                                    

3 tahun kemudian...

Banyak sekali yang berubah setelah kejadian hari itu, kota yang mereka tempati kini sudah tidak lagi sama. Tetapi di sinilah Anura, Kavin, dan Rafa berada. Di sebuah kafe yang ukurannya tidak terlalu besar. Sekarang mereka bukan lagi murid SMA, dan sekarang sudah menjadi orang dewasa yang banyak menanggung beban. Sekarang Rafa berkuliah di salah satu universitas terbaik di Bandung, sementara Anura melanjutkan pendidikan di Jakarta bersama Kavin, sementara Rescha sendiri diterima di salah satu universitas terbaik di Indonesia.

Mereka sekarang tengah duduk bertiga menunggu Rescha yang masih dalam perjalanan setelah pulang dari pemakaman. Seolah sudah menjadi kebiasaan dan dari mereka tidak ada yang melarang. Karena memang baik Lio dan Nana diistirahatkan di tempat yang sama. Rafa sendiri datang ke sini atas undangan dari Kavin dan Anura yang katanya merindukan kebersamaan mereka yang sempat ditinggalkan.

Sudah tidak ada kabar lagi dari Arka, terakhir kali lelaki itu dipenjara dan dihukum hingga beberapa tahun. Kini mereka tidak tahu pasti apakah sudah dibebaskan, karena pesan dari Maya tidak ingin memperbesar dan perlahan sudah mengikhlaskan. Sekarang wanita itu pun sudah pergi jauh dan keberadaannya seolah sudah hilang, sementara keluarga Febryan dibiarkan pergi ke luar negeri. Setelah kejadian hari itu semua berpencar, meski luka yang diberikan tidak akan benar-benar hilang.

Tidak lama kemudian terdengar suara lonceng dari pintu masuk, menandakan ada seseorang yang datang, kini semua mata teralihkan. Ternyata orang yang sedari tadi mereka tunggu sudah tiba dan berjalan mendekat. Sekarang Rescha sudah resmi menjadi mahasiswa dari jurusan kedokteran. Aura lelaki itu tidak main-main dan semakin berkarisma. Lantas lelaki itu langsung mengambil tempat dan tersenyum hangat.

"Apa kabar?"

Pertanyaan itu dari Kavin untuk Rescha, dan laki-laki itu hanya tersenyum simpul mendengarnya. "Nggak pernah baik-baik aja." Lantas semua orang di sana langsung terdiam, kini suasana langsung berubah tidak nyaman. Begitupun dengan Anura yang langsung merubah raut wajah. Kavin yang menyadari situasi langsung berdehem pelan. Kemudian ia mengeluarkan dua lembar kertas di hadapan Rescha dan Rafa.

Keduanya tampak kebingungan lantas Rafa segera mengambil amplop tersebut dan terkejut kala membaca nama kedua temannya terpampang di sana. "Kalian mau tunangan?" Dengan penuh semangat Kavin menganggukkan kepala, lalu menggenggam tangan Anura dengan erat. Rafa langsung menutup mulut tidak menyangka, kemudian meletakkan kembali amplop tersebut ke atas meja. "Terus kuliah kalian gimana?" Entah kenapa Rafa jadi banyak bertanya, ia terlihat paling terkejut dari semua yang ada di sana karena memang sampai sekarang Rafa tidak tertarik dengan urusan cinta.

"Kita masih mau tunangan, nikahnya nunggu kita selesai kuliah."

Rescha yang sedari tadi hanya diam, lantas mengambil amplop tersebut kemudian menatap Anura dan Kavin secara bersamaan. "Selamat." Setelah mengatakan itu Rescha menyimpan benda tersebut ke dalam tas sambil tersenyum simpul. Bahkan Anura dan Kavin bisa mempertahankan hubungan mereka sampai pada tahap yang lebih serius, sementara ia masih terbayang-bayang wajah seseorang yang bahkan belum sempat ia sebut miliknya. Bahkan semesta sama sekali tidak mau memberikan ia kesempatan untuk mengungkapkan perasaan, dan justru menjemput orang itu untuk diajak pulang. Bahkan sampai sekarang Rescha tidak pernah menjadi pemenang.

Kemudian ponsel Rescha berdering, ia melihat teman-teman yang sekarang mulai saling bercengkrama. "Sorry, gue nggak bisa lama. Ada yang mau gue urus di luar." Ada rasa kecewa kala Rescha berkata demikian, padahal mereka sudah lama tidak kumpul seperti sekarang. Namun, lelaki itu hanya mengulas senyuman sebagai jawaban atas kekecewaan kemudian segera beranjak dari sana.

Setelah keluar dari sana Rescha fokus kepada ponsel yang digenggam. Sampai-sampai tidak memperhatikan jalanan yang ada di depan. Kemudian tanpa sadar ia menabrak seseorang. Tidak terlalu keras, namun orang tersebut sampai mundur ke belakang. Rescha langsung mengalihkan perhatian, dan berniat untuk meminta maaf serta melihat keadaan orang barusan. Namun gerakannya tertahan kala melihat orang yang sekarang tengah berdiri di hadapan.

Different FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang