🌸CHAPTER 20🌸

151 97 12
                                    

20. Pendekatan Ala Rescha

"Cinta 'kan memang seperti ini, suka membolak-balikkan perasaan. Kalau bibir bilang tidak, belum tentu hati akan mengatakan demikian."

Plakk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plakk ...

Bukan Anura yang melakukan, ia pun sama terkejutnya dengan Rafa yang kini tengah mengaduh kesakitan. Sebab pundak lelaki itu baru saja dipukul dengan kasar. Itu Kavin-sang pacar dari tadi lelaki itu sudah berada di samping dua remaja yang saat ini sedang menggoda siapa saja yang lewat di hadapan. Anura cukup heran, apa yang membuat Kavin turut bergabung dan hal itu berhasil membuat ia penasaran. Pasalnya selama ia berpacaran Baru kali ini melihat Kavin berteman dengan biang keributan yang sangat disayangkan teman satu kelas Anura.

"Pacar gue ini, main goda-goda aja." Kavin pun berpindah tempat di samping Anura, sebenarnya hari ini ia masih merasa kesal. Tapi takdir malah mempertemukan dia dengan dua remaja yang super menyebalkan. Siapa lagi kalau bukan Rafa dan Rescha, tentu saja bukan Kavin-pacarnya seorang. Alih-alih merasa kesal ia justru merasa senang. Anggap saja Anura bucin sekarang, karena itu memang benar.

Sementara Rafa lelaki kelahiran Bandung yang punya keturunan darah Sunda masih mengelus pundak pelan, Kavin tidak main-main dengan pukulan seperti lelaki itu punya dendam yang mendalam. "Gue cuma bercanda Anjing, serius amat lo." Ini bukan karena Rafa yang lemah karena baru dipukul begitu saja merasa kesakitan. Tapi Rafa tidak bercanda pukulan Kavin memang sedikit menyakitkan. Sialan, awas aja jika sampai pundaknya berubah menjadi kebiruan, Rafa tidak akan membiarkan.

Kavin hanya terkekeh pelan, menikmati wajah Rafa yang kini tengah menahan kesal. Ia tadi tidak sengaja dan malah kebablasan, ia pun meminta maaf sambil meledek Rafa habis-habisan. Kini ia alihkan atensi menatap Anura yang hanya diam memperhatikan. Hari ini terlihat raut wajah Anura yang sedikit berbeda, Kavin merasa bahwa suasana hati Anura dalam kondisi tidak baik-baik saja. Ia pun mengelus pucuk kepala Anura pelan, sambil tersenyum tenang.

"Kok tumben lo sendirian, si Dekil mana?" Rescha yang sedari tadi hanya diam pun akhirnya buka suara, ia sempat heran melihat gadis itu sendirian. Karena biasanya Anura ke mana-mana selalu bersama Nana sudah seperti anak kembar yang tidak mau dipisahkan. Lagi pula ia ingin menjelaskan kepada Nana mengenai kejadian semalam yang tidak sengaja mem-follow akun Instagram, Rescha baru sadar tadi pagi ketika melihat notifikasi gadis itu yang mengikuti kembali. Rescha tidak mau gadis itu merasa kepedean mengira ia memantau akun media sosial, padahal itu memang sudah kenyataan.

Anura pun mendengus sebal, menatap ke arah Rescha yang kini sedang melipat kedua tangan di depan dada. "Yang lo panggil Dekil itu punya nama, kalau lu nggak tahu." Bukan menjawab, Anura justru semakin dibuat kesal. Dia tidak terima mendengar panggilan begitu yang ditunjukkan untuk Nana. Ia tahu bahwa Rescha dan Nana tidak pernah mempunyai hubungan baik dan selalu bertengkar. Tapi rasanya ia ikutan kesal mendengar nama panggilan yang baru saja ia dengar.

Different FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang