🌸 CHAPTER 55 🌸

70 29 81
                                    

55. Pesan Aneh

"Lupakan sejenak kejadian yang hanya hinggap di dalam pikiran, mari kembali tersadar bahwa kita masih di masa sekarang. Selagi belum terjadi tidak apa-apa kita lupakan, daripada menambah beban pikiran."

Sudah tiga hari berlalu sejak insiden kecelakaan Rescha hari itu, sampai saat ini Nana masih saja terus berkunjung untuk menjenguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga hari berlalu sejak insiden kecelakaan Rescha hari itu, sampai saat ini Nana masih saja terus berkunjung untuk menjenguk. Tidak berbeda dari hari biasanya Nana selalu datang setiap pulang sekolah sembari membawa makanan yang selalu Rescha minta. Nana sama sekali tidak merasa direpotkan, hanya saja ia mengerti bahwa Rescha sengaja melakukan agar dia bisa terus datang. Padahal tanpa lelaki itu bersikap demikian ia akan tetap datang. Memang dasarnya Rescha tidak pernah membiarkan ia hidup tenang.

Tapi meski begitu rasa kesal Nana sudah berubah sekarang. Ia sudah tidak lagi merasa benar-benar tidak nyaman. Begitu pula dengan Rescha yang bisa sedikit berbicara lebih sopan, meski masih sering memancing keributan. Jika diingat-ingat kembali masa-masa mereka sering membuat keributan dimana saja kini membuat Nana tertawa. Kesan pertama yang lelaki itu berikan memang berhasil membuat ia kesal. Hingga kini Nana tidak bisa melupakan. Kantin sekolah yang menjadi tempat pertama pertemuan mereka selalu mengingatkan Nana akan kejadian yang sudah berlalu lama.

Terlalu asik dengan pikirannya sendiri Nana sampai tidak sadar sudah sampai di parkiran rumah sakit, ia segera turun dari dalam mobil dan berjalan masuk ke dalam. Namun, langkah Nana terhenti kala melihat siluet tubuh seseorang yang teramat Nana kenal. Dengan langkah pelan Nana memberanikan diri untuk berjalan mendekat. Lalu menepuk bahu sosok itu hingga terperanjat dan membuat mereka terkejut secara bersamaan. Nana membelalak lebar kala melihat sosok itu berdiri tepat di hadapan.

"Ofe."

🍁🍁🍁

Di sinilah sekarang mereka berdua berada di kantin rumah sakit dengan suasana yang sedikit tidak nyaman. Nana pun tidak mengerti mengapa Ofe mengajak ia untuk ke sini. Tadi setelah ia memanggil nama gadis itu, dirinya langsung ditarik dan berakhirlah mereka berdua di tempat ini. Cukup lama mereka terdiam Nana pun tidak berani untuk membuka suara duluan. Ia pun masih tidak mengerti mengapa mau saja dibawa tanpa diberikan penjelasan. Sejujurnya Nana masih takut jika Ofe akan kembali bersikap keterlaluan. Namun saat melihat gelagat Ofe yang lebih gelisah membuat Nana turut bertanya-tanya. Serta penampilan Ofe yang menutup dirinya rapat-rapat hanya bisa membuat Nana bertanya dalam diam sembari menunggu Ofe membuka pembicaraan.

Namun sudah hampir setengah jam mereka terdiam, Ofe belum juga membuka pembahasan gadis itu justru celingak-celinguk seperti takut akan ketahuan seseorang. Merasa lelah karena dari tadi hanya diam, dan membuang-buang waktu di tempat ini Nana menghembuskan nafas panjang. Berniat untuk langsung bertanya ada apa gerangan. Namun ucapannya kembali ditelan kala mendengar Ofe menginterupsi duluan.

Different FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang