🌸CHAPTER 17🌸

242 148 17
                                    

17. Saing Saudara

"Cinta memang tidak pernah salah. Hanya saja kita harus siap dengan yang namanya merelakan."

Dalam hidup Rescha tidak pernah segelisah sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam hidup Rescha tidak pernah segelisah sekarang. Ketika tadi siang Nana berhasil membangkitkan emosinya hingga muncul ke permukaan, lantas gadis itu pergi dari hadapan membuat Rescha mengacak-acak rambutnyanya hingga berantakan. Entah kenapa Rescha tidak tenang, sepertinya ia terlalu berlebihan. Padahal sebelumnya ia tidak pernah merasakan perasaan seperti sekarang setiap bertengkar, terlebih dengan Nana yang bisa dibilang musuh bebuyutan dari tahun pertama mereka saling kenal.

Rescha menyadarkan tubuh ke sandaran sofa, sembari menghela nafas panjang. Sial, kenapa gadis itu yang harus muncul di dalam pikiran. Tidak mau terlalu memikirkan hal yang membuatnya tidak tenang, ia membuka ponselnya mencoba mencari hiburan. Lalu ia mengetikkan sesuatu di pencarian akun Instagram, kini ia tersenyum pelan. Rescha menggeser layar ponsel sambil memperhatikan setiap postingan yang ditampilkan. Hingga ia berhenti ke salah satu foto yang menarik perhatian.

"Wih, siapa tuh?"

Tentu saja Rescha kaget bukan main, ia sampai melempar ponsel sembarangan dan kini tangannya memegang dada yang berdetak tidak karuan. Ia mencoba menormalkan pernapasan, selalu menatap sosok itu dengan tajam. Kemudian menghela nafas pelan. "Kepo banget." Sebenarnya Rescha ingin marah ketika melihat Lio yang kini berdiri di hadapan. Tapi karena ia tidak mau tenaganya terbang percuma, dan Rescha pun tidak mau membuat masalah. Lagi pula marah-marah kepada lelaki itu tidak berguna, sebab Lio anak kesayangan keluarga. Rescha tidak mau sampai ia diusir dari rumah kalau sampai lelaki itu kenapa-kenapa.

Dengan membawa sekotak susu rasa green tea Lio terkekeh pelan melihat Rescha yang menahan rasa kesal, karena Lio tahu bahwa kesabaran Rescha setipis kertas yang dibelah jadi dua belas. Lalu ia alihkan atensi menatap ponsel Rescha yang masih menyala, menampilkan foto seseorang yang amat dia kenal dan hal itu berhasil menarik perhatian. Lio memperhatikan Rescha yang kini hanya diam sambil menyadarkan kepala dengan mata yang terpejam, lantas ia ambil ponsel itu pelan-pelan untuk memastikan bahwa yang ia lihat memang benar.

"Lo ngapain ngeliatin postingannya Nana, terus di like lagi mana postingannya udah lama." Lio cukup penasaran, pasalnya Rescha bukan orang yang suka mencari tahu hal-hal yang menurut ia tidak penting seperti orang kurang kerjaan. Lagi pula sekarang Rescha sudah punya pacar, lalu apa yang membuat lelaki itu begini sekarang. Lio yakin Rescha bukanlah laki-laki brengsek yang suka memainkan perasaan orang.

Rescha lantas membuka mata lalu merampas ponselnya dengan kasar, ia mendecak kesal karena kini lelaki itu ikut campur dengan apa yang ia lakukan. "Bukan urusan lo." Ia pun tidak sadar kenapa tiba-tiba bisa sampai melihat akun sosial media Nana padahal tadi ia sudah mengatakan tidak mau terus-terusan kepikiran. Entah kenapa ia mulai kesal sekarang, kesal dengan perasaannya yang kini sudah kacau berantakan, dan terlebih lagi karena Lio masih berdiri di hadapan sambil memperhatikan. Hal itu membuat Rescha menghela nafas pelan.

Different FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang