56. Pelaku di Balik Masalah
"Aku tidak tahu masalah apa yang membawamu sampai pada tindakan ini. Tapi aku paham bahwa kesalahan kecil bisa membawa luka besar pada orang lain. Maka berhati-hati dalam bersikap adalah tindakan yang paling solutif."
Di sinilah mereka sekarang, di salah satu apartemen yang ada di sudut kota yang tidak jauh dari rumah sakit yang sempat mereka tempati. Setelah melalui perdebatan yang panjang pada akhirnya Rescha tetap bersikukuh untuk ikut terlibat. Padahal keputusan Nana tidak akan pergi agar Rescha bisa tetap beristirahat. Namun, karena yang dihadapi adalah laki-laki yang keras kepala, lelaki itu tetap mau pergi karena takut akan kecolongan dengan ia pergi sendirian. Begitulah Rescha selalu tahu apa yang akan ia lakukan kemudian dan benar saja, bagaimanapun Nana harus datang. Melihat sendiri siapa orang yang begitu menginginkan ia terluka hingga demikian.
Nana menatap ke arah Rescha, ia masih khawatir karena kondisi lelaki itu belum pulih benar. Untuk bisa datang menemani ia ke sini bukanlah suatu hal yang mudah. Karena dokter belum mengizinkan dan orang tua lelaki itu pun masih keberatan. Nana sendiri merasa tidak enak karena sudah merepotkan banyak orang. Ia sendiri tidak bisa menjamin bahwa Rescha tidak akan terluka setelahnya. Nana menggelengkan kepala pelan, meski begitu ia akan mengupayakan Rescha pulang dengan keadaan baik-baik saja.
Nana tersentak kaget kala tangannya digenggam begitu saja oleh Rescha. Sang empu hanya tersenyum melihat tingkahnya. Nana kembali menghembuskan nafas panjang, mencoba menenangkan diri untuk menghilangkan ketakutan. Nana menoleh kepada Rescha bahwa kini ia sudah siap untuk masuk ke dalam dan mereka pun jalan bersamaan sembari menggenggam tangan untuk saling menguatkan. Tidak, bukan mereka. Hanya Nana yang kini nyalinya sudah hilang. Sementara Rescha berjalan biasa saja, entah karena sudah terbiasa atau karena ingin terlihat keren di mata Nana.
Kini keduanya sudah sampai di salah satu unit apartemen. Nana memperhatikan sekali lagi pesan yang diberikan dan ternyata sudah benar. Sekarang mereka sudah sampai ke tempat tujuan. Nana langsung melepaskan genggaman tangan, hal itu langsung disambut tatapan kebingungan yang Rescha berikan. "Gue mau masuk sendiri, lo nunggu di sini aja." Sekali lagi Nana menghembuskan nafas panjang, dan berniat membuka knop pintu namun tangan gadis itu lekas ditahan.
"Nggak, Na. Kita nggak tahu di dalam sana ada bahaya apa. Gue-"
"Res, kali ini gue mohon. Biarin gue nyelesaiin masalah gue sendiri. Udah cukup lo terlibat sampai sejauh ini, sekarang giliran gue." Sekali lagi Nana melepaskan genggaman tangan Rescha. Nana tidak berniat untuk keras kepala. Hanya saja ia tidak mau membuat Rescha semakin terluka karena harus melindungi dirinya. Namun melihat raut wajah Rescha yang tidak terima Nana langsung mendecak kesal. "Tunggu sampai 30 menit, kalau sampai di waktu itu gue nggak keluar. Lo bisa masuk ke dalam." Tanpa menunggu jawaban Nana langsung masuk ke dalam meninggalkan Rescha sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Feelings
Teen Fiction[Revisi setelah tamat] ATTENTION!! Don't Plagiat! No Plagiat! Cerita ini hanya berada diakun milik @karyaudaa_. Tidak ada unsur mengcopy cerita milik orang lain. Bagi Nana, semesta itu jahat. Tidak indah dan sangat tidak menyenangkan. Bagi Rescha, d...