.
.
.
Violet berjalan tertatih menuju Meja makan, Ia sudah semakin membaik saraf yang kemaren bermasalah mulai membaik dan kaki nya mulai bisa di gerakan, tubuhnya mulai terasa membaik tidak sakit lagi."Bi aku harus ke kantor, tolong urus semua dan........."
Semua saling pandang begitu juga Allan yang terdiam kaku, Sementara Violet hanya menatap semua dengan penuh pertanyaan. Allan hampir lupa, ia melepas kembali potongan roti di tangan Nya perlahan duduk.
"Mas, kenapa terlihat sangat buru-buru"
Allan menoleh kiri kanan tidak ada siapapun selain dirinya dan di hadapan nya hanya ada Lea dan bibi dera. Itu artinya violet tengah bicara padanya tapi tunggu dulu apa "mas?"
"Mas Allan mau berangkat kerja yaa? Mas pasti sangat sibuk hingga sampai berhasil seperti sekarang"
Ujar Violet Membuat Allan Terpaku. Siapa yang mengajari gadis tersebut memanggil nya mas aaaaaaaaaaaaaaaaaahhh ini sudah gila hampir saja Allan berteriak entah kenapa ia begitu aneh mendengar hal itu.Bi dera memberi isyarat untuk hanya mengikuti alur. Allan mengerti.
"Hmmm.... Ada rapat penting hanya sebentar nanti Aku.....
"Mas!!!...."
Ulang violet membuat Allan membeku. Mengangguk seolah tersihir.
"Iyaaa..... Mas ada rapat penting sebentar setalah itu akan pulang hmmm"
Violet mengangguk tersenyum, membuat Bi dera dan Lea saling pandang menyaksikan semua.
"Mas hati-hati yaaa...."
Allan seperti tak berdaya ketika Violet memanggil nya seperti itu, ia hanya mengaguk dengan gugup.
"Lea, Aktifkan terus handphone aku akan menghubungimu mu setiap saat untuk Dia"
Lea mengerti, Allan kembali menolah melihat ke arah Violet yang melambaikan tangannya.
"Seperti nya aku sudah gila"
Desis Allan kemudian pergi.
.
.
.
"Berhentilah berbohong sebenarnya kau mulai menyukai gadis bodoh itu Allan. Kau sibuk akan dirinya sekarang aku benci padamu!!""Ada satu hal yang tak bisa ku jelaskan, Aku tidak bisa mengabaikan itu, yang pasti sekarang aku tidak bisa terus bertemu dengan mu Tyara"
"Kau jahat!!!!! Aku benci padamu"
Allan memijit pelipisnya, ia sekarang begitu dilema, memang benar sejak Kejadian Violet jatuh hingga masuk rumah sakit beberapa waktu lalu kemudian pemulihan di rumah dan lanjut harus terus berpura-pura membuat perhatian Allan terbagi. Ia menjadi mengabaikan Tyara dan lebih banyak mengurus Violet, terlebih Violet memang harus dirinya yang jaga karena tidak ada siapapun yang bisa di percaya.
"Vin kemari....."
Allan menghempas tangan nya lemas, melepas sambungan Suara.
Arvin masuk dan menghampiri.
"Ada masalah apa Bos"
"Hubungi Lea, apa Gadis itu Kembali lemas atau apapun itu tolong kabari Lea segera."
Arvin Mengangguk mengerti. Ia langsung paham jika Allan menyebut gadis itu berarti dia adalah Violet.
Arvin kembali dan melaporkan bahwa Tidak ada masalah apapun, Violet hanya Bertanya banyak hal. Allan menghempas nafas lega setidaknya ada kabar yang membuat nya senang, ia tahu dengan pasti bahwa tidak mungkin Lea, Bik dera dan yang lain menceritakan yang sebenarnya terjadi selama ini pada Violet, Karena ia telah memberitahu semua hanya yang baik-baik saja bahkan yang begitu romantis sekalipun hanya agar Violet cepat sembuh
Sejak kunjungan orang tua mereka Akhirnya Allan berhasil meretas semua kamera pengawas jadi otomatis tidak ada lagi yang namanya Takut di awasi.
Bisa di bayangkan ketika kamera menampilkan Keadaan Violet yang begitu terpuruk pasti orang tua nya akan datang dan bisa di tebak apa yang akan terjadi.Allan bergegas turun dari mobil, Waktu di perjalanan biasanya di habiskan dalam waktu setengah jam kini ia tiba di rumah hanya dalam waktu lima belas menit. Arvin yang memang selalu ikut bersama nya di buat gemetar tak percaya, seperti habis ikut balap liar Allan sudah gila pikirnya.
Allan memasuki rumah nya melayangkan pandangan mencari dimana semua orang.
"Nak Allan, nak Vio di kamar, dia sejak kepergian mu terus bicara hingga lelah dan tidur"
Allan Mengangguk, tanpa bicara bergegas naik.
Clklekkk..... Pintu terbuka, Allan melepas jas Nya, menggulung kemeja nya, melihat ke ranjang dimana Violet Terbaring.
"Kau sudah kembali Mas, Aku merindukan mu"
Deg deg deg deg...... Jantung Allan berdetak kencang,
Entah karena masih asing mendengar panggilan itu atau Mendengar bahwa Violet merindukan nya. Yang pasti Allan tidak pernah merasakan jantung nya berdetak begitu kencang selama ini."Apa semua baik-baik saja, tidak ada yang sakit?"
Allan mendekati Violet.
"Tidak. Hanya Saja entah kenapa Aku takut Mas akan Pergi lama"
Allan Melihat jam tangan nya, menghitung dan bisa di pastikan ia hanya satu jam di kantor dan sekarang pulang tapi Violet mengatakan perginya sangat lama
"Sekarang sudah pulang dan tidak akan kemana-mana lagi, ayoo cepat sembuh yaaa hmm"
Violet Mengangguk tersenyum.
"Mas. Pekerja di rumah ini bilang kalau setiap hari Kita selalu romantis, Seperti memperingati hari Valentine setiap saat, Mas selalu memberi ciuman setiap kali akan pergi bekerja bahkan Mas juga menyuapi ku ketika makan, tapi kenapa tadi Mas tidak melakukan Nya. Apa mereka berbohong tapi ku rasa mereka tidak berbohong karena Setiap kali Mas di dekat ku, aku merasa begitu aman"
Allan menutup matanya mendengar semua entah kenapa jantung nya kian berdetak seolah memompa darah lebih kencang bahkan ia merasa bersalah telah berbohong banyak hal.
Allan berfikir bahwa semua cerita itu terlalu berlebihan tapi apa boleh buat, semua sudah terjadi itu artinya dirinya harus meluruskan dan ikuti alur sampai ke mana.
"Mas, mau mandi ini sangat lengket...."
Allan luput dari pandangan.
.
.
.Allan keluar dari kamar mandi terkejut ketika melihat Violet sudah bisa duduk dan bersandar di bibir ranjang sendiri karena ia mengingat dengan jelas bahwa ia menutup pintu rapat, jika pintu tertutup rapat maka tidak ada siapapun yang bisa masuk dari luar jika tidak tahu kode nya.
Itu artinya violet Sendiri yang duduk.
"Apa tidak ada yang sakit hmmm"
Violet mendongak menggeleng dengan senyuman.
"Kenapa Mas terus tanya ada yang sakit? Aku baik-baik saja Mas. Oh yaa wahhhh iniii ...."
Tiba-tiba tangan Violet menyentuh lengan nya memegang otot jelas yang mengekspos sempurna itu membuat Allan menjauh. Violet terkejut dengan reaksi itu.
"Apa aku mengejutkan mu Mas? Apa kuku ku melukai mu..... Maafkan Aku"
Violet tertunduk penuh penyesalan."Tidak-tidak.... Mas hanya terkejut kau sentuh , Mas yang minta maaf yaaa"
Violet kembali tersenyum.
"Bukan kah kita sudah menikah dua tahun, tentu Aku sering melihat pemandangan ini tapi entah kenapa Aku bisa melupakan yaaa...."
Tangan lembut Violet Meraba otot Perut Kokoh yang kini terbuka bebas karena Allan baru selesai mandi yang hanya mengenakan handuk di pinggang nya. Allan bergegas pergi tanpa perduli ekspresi wajah Violet..ia tak bisa menahan diri jika urusan hal itu, tubuhnya merinding entah kenapa ia begitu bergejolak seakan sesuatu membuat nya tersihir.