.
.
.
Menarik tangan nya seperti kambing, Ia di bawa oleh beberapa Pengawal pribadi Ayah nya yang bertubuh Besar seperti menarik barang.
Tak perduli mau teriak ataupun menangis ia Harus kembali.Violet Sangat kesal, rambutnya acak-acakan Dengan mata yang menghitam. Ia sangat Kacau setelah akhirnya berkata setuju mengikuti kegilaan orang tua Nya.
"Nak ayo ikut ibu, Calon mertua dan Suami mu akan segera datang, kau harus bersiap"
Violet hanya bisa pasrah tanpa berkata apapun lagi, ia begitu lelah untuk sekedar menjawab.
.
.
Duduk di depan cermin menatap wajah nya yang Sekarang di hias Natural. Bibir di poles dengan warna senada dengan kulit Nya.Mini dress biru melekat di tubuhnya Dengan rambut di urai begitu indah. Seolah di sulap sempurna yang awalnya kusut kini menjadi sangat anggun.
"Ayo masuk, selamat datang calon besan dan menantu ku. Ini harus di lakukan lagi hahah..... Selamat besok kita akan meresmikan semua Nya. Oh ya ayo duduk"
Suara ramah dari tuan Loes mempersilahkan Sepasang suami istri yang ikut tersenyum seolah melupakan Kejadian beberapa hari sebelumnya.
"Bukan kah ini takdir. Kita tetap akan mengikat hubungan ini"
Di ujung sopa Pria yang sejak tadi diam memakai kacamata bening Nya berusaha menutupi kekacauan pada wajah Nya.
Mendengus Tak percaya melihat semua kenapa orang tua nya begitu ingin mengikat hubungan ini sangat egois dengan mengorbankan dirinya."Nak Allan, Maaf sudah merepotkan Mu, Pengusaha Sukses tampan dan begitu sempurna. Ayah berjanji Bahwa Kali ini ucapan Ayah tidak salah, Putri ku itu......
Tuan loes tidak melanjutkan kata-katanya, seolah ia enggan mengucapkan pujian untuk mengatakan bahwa putrinya sempurna dan begitu cocok untuk Nya.
Tak..takk.takk.tak....
Suara langkah terdengar mengusik, dari anak tangga lantai dua turun seorang gadis bertubuh mungil dengan tampilan sangat anggun tertunduk Menuruni tangga.
"Violet, Dia putri kecil kami, Aku serahkan pada Putra kalian, ku harap ini awal baru dari semua Nya"
Semua tersenyum tapi tidak untuk Allan yang tentu mendengus dingin kata-kata itu terdengar seperti mereka tengah menjual Putri mereka.
"Ayo nak duduk sini"
Erina meraih tangan violet lalu duduk di samping nya.
"Gadis yang sangat cantik, Begitu indah ciptaan Tuhan kau calon Istri putra ku tapi mulai hari ini Kau adalah Putri ku"
Violet Tersenyum nanar. Ingin sekali ia memaki semua orang dengan Melempar Teh di meja ke wajah semua Orang, ia muak dengan perkataan semua orang bahkan pandangan mata ke arah Nya.
"Terimakasih Bibi....."
Violet Begitu Gugup untuk bicara"Bukan Bibi sayang. Tapi Ibu hmm"
. violet Mengangguk mengerti.
.
.
.Tirai terbuka sempurna, Lampu sorot menerangi satu objek Sempurna. Gadis dengan balutan Gaun putih dengan ekor tujuh menggelantung sempurna menyapu lantai. Rambut di hias mutiara bertatah Intan pernikahan sempurna dari keluarga Terpandang dan sukses.
Violet Menitikkan air mata Di sela langkah kaki nya yang berusaha ia kuat kan. Ia melakukan semua hanya demi orang tua Nya. Violet resmi menjadi Istri Tuan Allandra Yang seharusnya menjadi pasangan kakak Nya.
"Cantik sekali,,,,, tidak sangka jika Bos begitu Sempurna memilih Istri. Dia gadis paling sempurna yang pernah ku lihat"
Ujar Pria dan wanita yang bersorak dengan bisikan mereka .
"Aku Allan, Hanya demi Orang tua ku aku melakukan ini. Lihat kalung di leher ini begitu sempurna mengikat, Ini kalung yang tidak bisa kau bayar dengan nyawa sekalipun. Selamat datang di neraka Nona"
Bisik Allan Di telinga Violet dengan senyum jahat Nya. Menarik pinggang kecil Gadis di sampingnya hingga terhuyung memeluk nya, Membuat semua orang bersorak gembira mereka pikir Itu adalah adegan romantis pengantin Baru. Violet Membalas senyuman itu penuh tipuan padahal dirinya seolah mau pingsan.
.
.
."Huaaahhhhhhh ah lelah sekali kenapa ini terjadi padaku"
Violet sangat Mengantuk, ia melayani kunjungan semua orang yang entah siapa mereka tidak ada yang violet kenal.
Ia memijit pelipisnya memejamkan mata. Mau teriak memberontak pun sudah tidak bisa sekarang dirinya adalah istri dari Seorang Pria Matang yang lebih cocok di panggil nya Ayah.
"Nak, Lihat Istri mu dia sangat kelelahan sekarang bawa dia untuk istirahat, urusan pesta ada kami yang urus. Bisik tuan Ryno seraya melihat ke arah violet yang memejamkan matanya.
"Ayah Sesuai janjiku, Aku akan membawa istri ku ke Rumah ku saat setalah pernikahan"
Ujar Allan penuh yakin.
.
.
.
"BANGUN..... BANGUN....!!"suara berisik mengusik tidur Violet. Membuka mata terkejut saat dirinya kini berada dalam sebuah mobil.
"Aku di mana? Kenapa aku di mobil ..... Ah kepalaku sakit sekali"
Keluh violet memegang kepalanya.
Duarrrrr..... Pintu mobil tertutup seolah di banting begitu saja.
Violet menyandar kan kepalanya mengingat semua bagaimana dirinya di gendong pergi dari Pesta. .."Astaga, apa aku di culik? Ah bagiamana ini??"
"HEYYYYY..... BISA MENDENGAR KU? APA KAU GADIS TULI?"
suara teriakan mengejutkan violet. Buru-buru ia keluar.
Di hadapan nya berdiri Pria Bertubuh tinggi tegap perkasa dengan wajah dingin dan tatapan menyeramkan. Siapa lagi kalau bukan Allan, dia yang kini menjadi suami bagi Violet."Kenapa di sini? Dan kenapa aku sudah berada di mobil?, Ayah Ibu di mana mereka?"
Violet bertubi-tubi bertanya karena memang ia tengah kebingungan.
"Apa kau selesai? Apa Kau ingin Aku membunuh mu segera. Sekarang jangan berkata apapun jika tidak aku akan benar-benar membunuh mu"
Violet terdiam, "Ikuti aku!!"
Terdengar seperti perintah, suara Pria itu menggeram seperti singa.
Violet Melangkah tertatih dengan pandangan menjurus ke segala arah.
Ia melihat pemandangan sempurna dimana rumah begitu indah seperti negeri dongeng. Walaupun tidak sebesar rumah nya dan rumah Mertua nya tapi ini nyata begitu sempurna.Violet meringis perih ketika menyadari kakinya Yang mengenakan Sepatu pengantin yang begitu tinggi. Ia melepas nya dan berjinjit menyeimbangkan gaun yang begitu berat.
Masih berjalan membuntuti Pria yang tentu sesekali mengawasi Nya tanpa bicara sepatah katapun.
Hingga tiba pada sebuah Pintu."Ini rumah Ku, hanya Kau dan Aku yang tinggal di sini, besok ada beberapa pekerja Untuk membantu mengurus Semua kebutuhan. Dan ini kamar mu"
Violet hanya diam. Pintu di buka tangan pria itu seolah mempersilahkan.
"Ini hanya pernikahan Yang entah aku tidak mengerti. Tapi sekarang kau Istri Dari Allan nama mu terikat dengan nama ku, jangan buat kekacauan apapun. Aku tidak akan mencampuri urusan mu terlebih aku tidak mengenal mu, Dan kau juga tidak boleh ikut campur urusan ku."
Alan Bicara dengan ekspresi datar seolah bicara dengan dinding.
"Apa ini......"
"Jangan bertanya dan bicara apapun. Masuk saja ." Ujar Allan Tetap dengan Ekspresi datar nya.
Allan mendorong pintu dengan kaki Nya. Lalu pergi. Masuk dalam sebuah ruangan kemudian luput, suara dentuman pintu mengejutkan Violet.