21

2K 40 1
                                    

.
.
.
"Aaaaahhhhhh sakit... Apa yang kau lakukan lepaskan, ahhh kau menggigit ku, lepas hiks hiks....... Ahhhh "

"Kenapa takut, Ini yang kau inginkan bukan? Ayooo berteriak Tidak ada yang bisa mendengar..... Ayooo bertingkah lah seperti anak kecil lagi, bergelayut manja padaku, ayooo bicara lemah lagi dan apa kepala nya sakit lagi hmmmm katakanhhhhhhh ahhhhhh panas sekali...... Ahhhhh "

"Lepaskan Aku!!! LEPAS!!! Aku mau pulang hiks hiks hiks hiks..... Ahhhh sakit, kau mengigit ku lepaskan ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"

Tubuh besar perkasa Allan Kini tengah menggerayangi tubuh kecil Violet. Menarik paksa dan menahan nya di bawah Kungkungan tubuh nya yang begitu Perkasa. Membuka baju Violet dengan paksa dan bermain di setiap inci tubuh gadis itu, Yang menjadi mainan Favorit Allan, memainkan dan meremas payudara mulus yang belum terjamah oleh siapapun itu.

Hingga membuat sang empu Memberontak menangis. Mata Allan sudah gelap amarah bercampur dengan hasrat Nya yang sejak lama ia tahan.

Seperti kesetanan Allan Tak perduli dengan teriakan dan rintihan sakit dari violet, ia hanya ingin menuntaskan semua yang ia tahan.

Allan Sangat menyukai permainan baru Nya, setiap inci tubuh Gadis di bawah nya adalah candu bagi Nya. Hingga ia benar-benar mendapatkan Nya.
Permainan gila berlangsung lama hingga hampir pagi.
.
.
.
    Allan membuka mata, merasakan Seluruh tubuhnya remuk seolah habis di pukul. Membuka selimut dan melihat tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun, Ia bangkit dan melihat sekeliling tidak ada siapapun. Hening tak bersuara..... Memijit pelipis berusaha mengingat. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang ketika ingat semua.

"Ahhh minuman apa ini, kenapa sangat panas,,,,"

"Cepat pulang Bos, jangan sampai datang lagi ke tempat terkutuk ini"

"Cepat, aku sudah ingin mati..."

Arvin memberi kabar pada Violet bahwa mereka akan segera sampai, Violet Dengan sabar menunggu ia akan melanjutkan aktingnya sebagai ending dari kisah amnesia namun ia terkejut saat Arvin bersusah payah membopong tubuh besar Allan masuk.

Hingga di pintu kamar akhirnya Arvin menyerah kan Allan pada Violet. Dengan cemas Violet membantu nya masuk berfikir jika Allan sedang sakit dan segera mengurusnya namun Tiba-tiba pria itu Membawanya ke ranjang dan membantingnya di sana hingga......

Aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh

Teriak Allan Menjambak rambutnya prustasi. Bergegas turun mencari sosok yang ia sakiti semalam, di semua ruangan kamar mandi ruang kerja ruang ganti, balkon bahkan ruang Pakaian perhiasan pribadi di Kamar tersebut namun tetap tidak Ada.

Mata Allan terusik saat melihat lemari Gadis itu sedikit terbuka. ia membuka nya cepat dan melihat Kalung pernikahan tergeletak di kotak nya cincin serta Anting-anting yang menjadi Kesukaan gadis itu juga ada di sana itu artinya dia telah Pergi.

Bergegas memakai baju dan celananya keluar, tak perduli badan sakit semua Allan berteriak memanggil Bibi bahkan Lea yang ia tahu Lea sering menginap untuk menjaga Violet.

Semua orang datang semua justru terkejut dan bergegas mencari namun hasil nihil.
Allan mengecek kamera pengawas yang ada di ruang utama rumah serta halaman teras dimana ia memang memasang itu sejak rumah berdiri.

Membuka dan mencari tahu apa benar Violet pergi dan Kaki Allan gemetar, Tangan nya menjadi dingin, ia sengaja menutup pintu kamar untuk memeriksa kamera pengintai. Di sana ia melihat Violet berjalan tertatih menahan perut nya kesakitan, dengan mantel yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Rambut berantakan dan ia berjalan sambil menangis. Ia keluar di saat semua orang hampir bangun pagi dan pergi dengan mobil taxi.

Allan menutup layar komputer nya, Menarik selimut dari ranjang membuat Allan kian gemetar. Bercak darah tercetak jelas di sana membayangkan betapa ia menyiksa gadis Itu.

Allan melupakan semua kebohongan yang Violet lakukan selama ini terhadap Nya karena sekarang ia Tengah merasa bersalah pada gadis tersebut. Benar-benar bersalah bukan karena kasihan atau Mengingat Janji pada sang Ayah mertua. Kini Allan benar-benar menyadari kesalahannya sendiri.

"Nak. Sekarang harus bagaimana? lihat di sana" Bi dera menunjuk ke arah meja makan yang menghampar makanan yang sudah dingin dan menjadi basi.

"Nak Violet Bilang ia akan makan berdua bersama mu Nak, Ia bersemangat ketika mendengar mu akan pulang dari luar kota, Ia bilang ingin mengatakan semua padamu secara langsung dan tak ingin menutupi apapun.... Nak kalian bertengkar lagi yaaa kenapa ini terjadi lagi....."

Allan tak menjawab ia tak sanggup mendengar apapun, ia merasa bersalah pada gadis tersebut ia juga tak percaya bahwa Violet Benar-benar bekerja keras dengan memasak wajar saja Saat datang ia melihat wajah ceria itu di balik samar-samar kabut yang gelap itu.

Allan bergegas pergi bahkan belum mandi atau apapun, mobilnya melaju kencang menembus jalan.

"Ah Tuan pulang? Silahkan masuk"

"Dimana Ayah dan Ibu, Paman?"

Tanya Allan Dengan wajah lelah. Ia tak perduli Dengan keadaan nya sekarang ia Hanya Memikirkan bagaimana cara menemukan Violet. Terlebih ia mengingat Bahwa gadis itu pergi dengan Terluka.

Hari sudah malam, Allan Pulang ke rumah orang tuanya.
Kedatangan nya Membuat Erina dan Ryno terkejut bukan tanpa alasan Karena Seharusnya Allan tahu kalau mereka sedang di luar negeri.

Nyonya Erina dan suaminya Belum sempat bicara Allan sudah bersimpuh. Pria matang itu kini menangis seperti anak kecil, membuat kedua orang tuanya Terkejut sekaligus tak percaya, Mereka bahkan lupa kapan terakhir Putra mereka itu menangis biasanya mereka hanya melihat wajah datar serta teriakan namun kali ini Tangisan.

"Maafkan Aku Bu ayah, Maaf.... Aku bersalah, aku melakukan Kesalahan-kesalahan besar Bu."

Kedua orang tua Allan dengan sabar mendengarkan berusaha menenangkan Allan terlebih dahulu karena mereka melihat putra mereka itu sangat kusut tentu juga menempuh perjalanan Jauh.

Bruakkkkkkkkk.........
Suara pukulan Di punggung Allan, Ini pukulan begitu keras tapi masih tak sebanding dengan apa yang telah terjadi.

Itu suara tongkat dari Ryno Ayah Allan ketika Allan selesai menceritakan semua.

"Siapa yang mengajari mu menjadi Bajingan hah? Apa ini didikan Kami padamu? Aku cukup bersabar dengan membebaskan mu dan membiarkan mu masih berhubungan dengan wanita tidak jelas itu bahkan setelah menikah kau malah Menyakiti Anak itu sekarang hah. Dasar pria PENGECUT"

suara teriakan marah dari ayah nya membuat Allan hanya terduduk diam menutup mata. Ia tak perduli jika Memang mereka akan membunuhnya karena semua yang terjadi memang pantas ia dapatkan sekarang.

"Allanadra putra yang menjadi kebanggaan ku tapi kau membuat ku malu. Nak. Apa kau tahu kenapa gadis itu setuju melakukan semua Kebohongan itu, itu karena permintaan Ibu "

Allan mendongak tak percaya melihat ke Ibu nya yang ini menitikkan air mata.

"Iya, lebih baik jujur......
.
.
.
Ruangan hening, yang tersisa Isak tangis dari Erina.

"Kau berbuat sangat kasar padanya, tidak bisa di bayangkan betapa trauma nya Dia.... Kau merebut paksa hak mu tanpa perduli Dirinya..... Bersumpah lah pada Ibu, Kau harus menemukan Violet bagaimana pun caranya. Dia menantu tapi dia lebih berharga ku sebut putri "

Allan menyeka air mata Nya. Tidak bisa hanya berdiam diri, ia hanya cukup mengetahui kebenarannya dan tak butuh penjelasan apapun.

Ia bingung harus mulai dari mana karena tidak mungkin baginya mengadu pada Mertua Nya namun Allan tak perduli juga jika dirinya harus di bunuh maka ia akan lalui itu hanya demi menemukan Violet.
.
.
.

HANYA KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang