.
.
.
Ahhhhh ahhhh ahhhhh stttttttthhhhh auhhhhh emmmmhh ahhhh ahhhh ahhhhDesahan dua insan Memadu kasih di balik selimut tebal, Allan Mengecup Kening Violet yang berkeringat, bulir air mata Menetes tapi dengan senyum merekah, Allan mendekap Violet Yang mungil agar lebih Hangat
Keringat Di tubuh Allan Membuat badanya mengkilap di sela otot yang mengekspos Nyata Membuat seksi pergulatan mereka.
"Semoga Allan kecil segera hadir" cupp.... Satu kecupan mendarat di kening Violet membuat keduanya Terpejam.
"Sudah pagi Mas" cicit Violet membuat Allan Tersenyum.
"Tidur dulu, Tidak ada yang Akan mengganggu. Aku sudah bilang dengan Lea dan Arvin, Serta pekerja lain Jika kita tidur kesiangan.
"Mas tidak ke kantor?"
Cicit Violet Membenamkan wajahnya Di Dada bidang suaminya tersebut."Tidak, Mas Akan ke kantor jika Ada yang mendesak, Selebihnya Mas bisa kerja di rumah saja, Mas akan menghabiskan Waktu bersama Mu setelah beberapa bulan ini Sibuk.... Tidurlah dengan nyaman, Hmm" Allan memejamkan matanya dengan senyuman.
"Rumah yang Indah, Terimakasih Mas, Tak ku sangka jika Suami ku ini sangat kaya raya" ujar Violet membuat Allan Semakin tersenyum lebar.
"Mas hanya memindahkan Rumah kita yang Dulu agar lebih dekat dengan kedua orang tua kita" ujar Allan bercanda.
Setelah Banyak nya masalah Yang berlalu, Allan Berhasil Menyelesaikan semua dengan baik kemudian memutuskan Untuk Membeli rumah Mewah strategis tak terlalu jauh dari kantor dan Tak begitu jauh juga dari Rumah kedua orang tua mereka, Itu adalah kemauan Violet yang terus Bermimpi akan hal itu.
Sungguh kejutan sempurna dari Allan membuat Violet kian bahagia. Violet membuka Layar handphone Nya mendapat sebuah pesan dari Lea.
Violet beranjak dari tempat tidur, ia sangat mengantuk tapi Ia tak ingin tidur.
.
.
"Non Vio, Apa semua bahan sudah lengkap? Apa ada yang kurang?" Lea Memandang hamparan Belanja Membuat nya terkejut."Lea, ini banyak sekali?" Tanya Violet sambil memeriksa.
"Hehehh sesuai pesanan Non Vio" ujar Lea terkekeh geli.
"Ah kau pasti sangat lelah kan? Maaf yaa Aku tak bisa Ikut bersama mu" Ujar Violet Dengan wajah Bersalah.
", kata-kata Non Vio seolah menggambar kan kalau Akulah yang mengangkat semua barang, ini Arvin yang melakukan Nya di bantu beberapa pekerja lain" ujar Lea Langsung mendapat tatapan Menyelidik dari Violet.
"Apa itu artinya Arvin Bersama mu semalam?" Tanya Violet curiga karena Ia tahu jika Saat menelpon Larut malam ia mendengar suara Arvin di dekat Lea, Pertanyaan itu berhasil membuat Pipi Lea bersemu merah.
"Ah maaf jika Itu membuat mu malu, tapi Bukan kah lebih Bagus jika kalian berterus terang saja, oh ya jika Arvin mengajak untuk menikah bukan kah itu hal bagus. Lagian Sekarang tak ada lagi yang perlu Di risukan, Semua masalah sudah terlewati hmm" Violet Menepuk pelan Tangan Lea yang mengangguk Tersenyum.
Bukan kah kisah yang menarik untuk di Rangkum dalam Sebuah ukiran Cinta manis, Kisah Lea dan Arvin melibatkan Pasangan Violet Allan yang menyatukan mereka.
"Lea Apa Non Vio sudah bangun, Soalnya Bos Allan bilang jangan ganggu mereka karena Bos Allan ingin dapat baby mungil segera....." Arvin Datang dan terkejut menghentikan Pembicaraan Nya, Lea memijit pelipisnya menggigit bibirnya kesal. Arvin menjadi gelagapan Karena di depan nya berdiri Violet.
"Apa Bos Mu itu Selalu mengadu semua pada mu hmm.... Terdengar seperti Kalian Pria-pria sama saja, tak memiliki rasa malu" sungut Violet membuat Arvin Terkekeh, tentu ia tahu jika Violet tengah marah dengan bercanda.
"Terimakasih kalian sudah repot pagi-pagi menyiapkan semua ini, oh ya Arvin, Kalian istirahat saja jika Capek hmm... Semua akan beres Tenang saja" ujar Violet membuat Arvin dan Lea saling pandang.
"Kenapa hanya bengong?" Violet Membuat keduanya gelagapan
"Mas Allan Menyiapkan kamar khusus buat dua Orang kepercayaan nya ini, kalian bebas mau Menginap di rumah ini atau Pulang, toh rumah nya sangat besar hmm" Violet Menepuk pundak keduanya yang Tertunduk
"Tapi Non, Kami tak boleh Tidur sekamar" ujar Arvin Setengah bergumam.
"Benar kah? Tapi Mas Allan bilang Tadi masih tidur Dalam kamar yang sama jika Sudah sah"
Lea dan Arvin Saling lirik, Memandang violet yang mengangkat kedua alisnya lalu tersenyum.
"Apa itu artinya.... Kami boleh menikah Bulan ini Non?" Tanya Arvin Membuat Violet tersenyum mengangguk.
"Bahkan hari ini pun boleh, Mas Allan bilang jika dia yang bicara maka kalian berdua akan Terus menunda tapi jika aku yang bicara Kalian akan Melakukan Nya, kenapa demikian..... Ah kalian merepotkan ku saja, Sekarang Tinggalkan aku, Aku ingin sendirian di Sini, tak ada yang boleh mengganggu" Violet beralih Membuka Bag belanja, menyisakan Dua insan Yang di mabuk cinta saling pandang dengan ragu.
"Nak Vio apa bibi boleh masuk?" Suara dari ujung ruangan membuat Violet tersenyum mengangguk. Dia Bi dera.
.
.
.
Gaun merah melilit sempurna, bibir Merah muda menambah Kecantikan seorang Violet Ammara. Allan tersenyum dengan sabar menunggu istrinya itu Berdandan di depan cermin, Ia sudah hampir satu jam di sana Tetap belum Usai, Untung Allan Pria yang sabar jika dengan istrinya tersebut."Mas, kau menatap ku begitu, apa Mas lelah menunggu?" Pertanyaan lolos dari Violet membuat Allan menggeleng senyum.
"Bahkan Jika Violet ku meminta Menunggu seribu tahun pun Mas akan lakukan" ujar Allan Seraya mendekat. Melayangkan satu kecupan di pipi Bulat Violet yang menggemaskan.
"Aku merasa Bahagia atas Lea dan Arvin. Pernikahan mereka mengingatkan ku Akan pernikahan kita dulu Mas" ujar Violet Menatap suaminya itu dari balik cermin.
"Tapi Saat pernikahan kita belum saling kenal walaupun Aku tahu jika jantungku berdetak untuk Mu setiap saat tapi Aku terlalu bodoh untuk sadar waktu itu" ujar Allan Seraya menempelkan pipi nya pada pipi mulus Istrinya tersebut yang langsung mendapat dorongan.
"Mas kenapa suka sekali Mengganggu pipi ku, Aku sudah susah payah Memasang makeup" sungut Violet membuat Allan terkekeh.
"Terlihat sama saja, makeup tanpa make-up Kau tetap cantik sayang ku" Violet tertunduk wajahnya bersemu merah mendengar gombalan Maut Allan."Mas. Terimakasih karena Sudah Begitu baik pada semua Orang.... Mas Aku sangat bangga punya suami seperti mu" puji Violet seraya membelai Wajah Tampan suaminya tersebut.
Allan Mengangguk dan mengecup bibir Lembut Violet hingga membuat Violet Terhanyut, Kecupan berubah menjadi lumatan sempurna. Allan Tak bisa melepaskan Violet Karena ia sejak tadi Diam memperhatikan semua gerak istrinya tersebut seraya menahan untuk tidak segera memangsa nya hidup-hidup.
"Ma..Mas..mhhhh Mas" tangan Violet Menepuk dada Allan membuatnya tersadar. Bibir Violet yang merah basah langsung di lap, Violet memeriksa Apa makeup nya Luntur ternyata Semua baik2 saja.
"Mas tenang lah sedikit hmmm... Kita Akan Segera Turun, semua sudah menunggu dan aku harus menemui Lea" ujar Violet seraya menggenggam tangan Allan. Keduanya bergegas keluar.
.
.
.