.
.
.
"Ayoo Sayang.... Semua pasti sudah menunggu"
Allan tanpa dosa Bicara begitu santai namun Gadis di sampingnya langsung menatapnya tajam."Aku Sedang tidak hilang ingatan, Aku ingat dengan jelas bagaimana seorang Allandra tidak pernah mengatakan itu, jadi berhentilah Pura-pura baik dan manis"
Allan menyandar kan Kepalnya di Kursi mobil dengan tarikan nafas panjang yang berat. Ini sungguh di luar batas nya namun Kenapa semua seolah memberinya Begitu Kekuatan untuk terus bersabar.
Violet memutuskan Akan kembali pulang dengan satu syarat yaitu, Membebaskan semua nya jadi terserah Ia mau melakukan apapun. Tidak ada kata tinggal sekamar, Violet menolak Satu ruangan dengan Allan bahkan hanya satu menit saja, entah kenapa Emosi Gadis itu berubah cepat.
Itu terlihat bukan seperti violet bagi Allan. Allan menghela nafasnya merasakan betapa sesak dadanya sekarang. Entah karena sudah terbiasa melihat sikap Violet yang manja, lembut, penurut, bahkan terbilang bodoh di mata Nya jadi ketika melihat Violet yang pemberontak Membuat nya sedikit kecil hati.
"Nak. Akhirnya kau kembaliiiiiiiii Bibi rindu....."
Violet membalas pelukan sang Bibi dan jelas terlihat di wajahnya penuh kesedihan.
"Bibi sudah membereskan semua, istirahat lah dulu Nak. Kemudahan kita makan, bibi sudah menyiapkan masakan kesukaan mu"
Violet Mengangguk mengerti, wajah sedih tercetak jelas di sana namun wajah itu berubah ketika Allan datang.
Violet Meninggalkan Bi dera menjauh dari Allan."Bibi melihat kesedihan Nya, sekarang Bersabarlah sedikit Nak. Dia tengah bertengkar dengan dirinya sendiri. Bibi tahu Dia gadis yang baik, Nak Allan hanya perlu Terus berada di samping Nya"
Ujar Bi dera seraya menepuk pundak Allan yang sudah Seperti putra nya sendiri. Allan Mengangguk tak mampu menjawab ia hanya melangkah menuju kamar Nya.
.
.
.
Allan menatap isi kamar Nya yang sudah berubah. Seprei ranjang sudah di ganti, tidak ada kotak makeup dan koleksi kosmetik yang menghias di meja hias dimana biasanya Violet duduk di sana untuk menatap wajah Nya.Lemari kosong. Tak ada lagi jejeran Rambut Di lantai, dulu Allan Akan Sangat marah ketika melihat rambut di lantai namun sekarang semua ia Rindukan. Rambut Violet sering rontok saat itu.
Tidak ada lagi Wangi sabun dari gadis itu, Bahkan semua tirai sudah di ubah kembali menjadi pas waktu masih Bujangan.
Foto pernikahan yang beberapa bulan lalu di pajang Indah pada dinding kamar kini menghilang entah ke mana.
Dulu Allan Menolak mentah-mentah sekamar dengan Violet dan mengeluh setiap hari serta marah tidak jelas pada gadis itu merasa terganggu karena keberadaan nya namun kini Allan justru merindukan semua.Allan harus ekstra Bersabar Untuk merebut hati Violet.
.
.
.
Allan Berusaha Menjadikan semua seperti semula, ia pergi ke kantor Dan menghadapi Pekerjaan tentu sangat melelahkan namun itu tak masalah karena Semua Membuat nya sedikit sibuk dan tak terlalu memikirkan violet sekarang dunia nya hanya untuk gadis itu.Allan Menuju dapur untuk sarapan, Namun di sana ada Violet yang sudah duduk begitu rapi, penampilan Yang begitu Seksi, Baju yang membentuk lekuk tubuhnya serta Rok pendek memperlihatkan Paha mulus Nya.
Melihat hal itu wajah Allan menjadi panas, Ia teringat kembali bagaimana saat dirinya Pernah melihat semua itu.
"Nak ayo sarapan dulu, Nak Violet sudah dari pagi siap, Kalian akan terlambat nanti."
Allan Menyerngitkan dahi mencerna Apa yang Bibi katakan, Memangnya Violet mau ke mana pikir Allan.
"Bi, Mungkin aku juga akan sangat larut malam...."