.
.
.
Violet menghidupkan Air, Ia tertunduk dan menjambak rambutnya prustasi. Ia tersiksa dan ingin rasanya menjerit."Aku harus menyelesaikan semua, Ibu salah telah memintaku melakukan ini, aku terjebak tapi tidak mengubah Dia, dia bahkan masih bersama kekasihnya dan berniat lebih nekat, aku harus segera mengakui ini..... Aku benci semua aku Benci, aku muak dengan diriku sendiri dengan melakukan ini ku rasa hanya akan merendahkan diriku. Aku Rela dan berusaha agar membuat semua berjalan sesuai rencana tapi Ini sungguh menyiksa. Sampai kapan Bu sampai kapan aku harus pura-pura"
Yaaaaaaa
Violet menangis terisak di tutup oleh suara air mengalir, ia duduk di closed dengan begitu Prustasi, Ia mengingat semua kejadian awal dimana dirinya dengan sengaja menyiapkan semua hingga menyuruh dokter berbohong dan mengatakan ia amnesia.Bahkan ia juga menyiapkan darah dan memukul kepalanya sendiri dengan gelas sehingga terlihat seperti luka parah di kepala.
Ia tersiksa karena Melihat perlakuan berbeda dari Allan sejauh ini, namun apa yang ia dengar barusan sangat menyakiti hati nya. Biasanya ia selalu cuek bahkan tak perduli mau apa Pria itu juga tidak masalah tapi Entah kenapa sekarang ia begitu sakit hati.
Tokkk tokkk.....
"Apa sudah selesai? Vio apa kau baik-baik saja? Kenapa sangat lama"
Suara dari balik pintu rupanya sedari tadi Allan menunggui Nya. Violet tak bergeming ia masih menangis tiba-tiba ia terkejut saat Allan masuk menerobos begitu saja.
"Astaga apa yang terjadi hah? Apa kepalamu sakit lagi? Katakan ayooo keluar.... Kenapa tidak memanggil ku, Ayo katakan kepalamu sakit lagi"
Pertanyaan itu bertubi-tubi seolah mengguncang kan hati Violet, ia mendorong pelan Allan agar tidak menyentuh Nya. Menetralisir semua emosi nya untuk tidak berteriak menangis.
"Aku hanya sedikit pusing, Aku bisa sendiri...."
Violet kembali ke Ranjang membuat Allan hanya menatap nya cemas.
Malam itu menjadi sangat sesak bagi dada Violet, ia begitu tersiksa sendiri sekarang. Sejauh ini usaha nya hanya terasa sia-sia. Ia memejamkan mata tapi menolak untuk terlelap.
.
.
.
*Berjanjilah pada Ibu, tapi setelah ini Ibu tidak akan meminta apapun lagi. Buatlah Putra ku itu menjadi lemah, Ibu mengenal nya cukup baik, dia akan sangat lemah saat merasa dirinya bersalah. Buat dia tidak bisa berkutik dan tidak bisa menemui wanita itu. Lakukan apapun itu. Ini mungkin terdengar jahat tapi ini demi kebaikan Nya, Kau gadis baik yang tentu membuat ku percaya bahwa Kau bisa melakukan semua, Aku sangat menyayangi mu bahkan aku berpikir bahwa kau yang sebenarnya anak ku bukan Allandra yang keras kepala itu. Buat dia terus bersamamu dan tidak masalah jika suatu hari kalian bersentuhan karena kalian juga sudah menikah, Nama kalian sah di mata hukum negara dan apapun itu. Ibu merestui apapun itu bahkan, ini terdengar sangat egois tanpa memikirkan mu sayang tapi Ini juga demi dirimu, bagaimanapun pernikahan ini telah terjadi."Wanita paruh baya bersimpuh dengan sedih membuat Violet tak berdaya.
.
.
.
"Bibi aku akan ke kantor, Hubungi aku jika Dia.... Maksudku Violet Membutuhkan Aku"Bibi Mengangguk tersenyum sementara orang yang bicara kini sudah menuju Pintu utama.
"Bi, Aku akan menyuruh Nyonya bersiap, Kita dukung hubungan ini sampai tuntas, Aku juga tidak akan membiarkan Wanita gila itu menguasai Tuan lagi"
Ujar Lea seraya celingak-celinguk memastikan tidak ada yang mendengar nya bicara.
"Lakukan apapun Itu, tapi jangan buat Nak Violet Curiga kalau kita Melakukan kebohongan"