39

781 28 3
                                    

.
.
.
    "Kenapa Terus berteriak pada Ameera? Dia kakak Ipar mu Allan berani nya kau?" Teriak Nilam.

    "Sebab dia kakak Ipar ku, Aku bertanya semua ini padanya KENAPA? KENAPA DIA DENDAM PADA VIOLET ISTRIKU???"

Teriak Allan Dengan suara Parau. Ia sudah tak sanggup berdebat lagi dan sekarang tanpa Melihat apapun ia Berteriak di hadapan mertuanya.

Nilam dan loes melihat hal itu tak bisa hanya diam juga, Mereka menangkap hal aneh telah terjadi dan bukan hal yang bisa di anggap sepele terlebih salah satu Putri mereka terbaring di ranjang oprasi.

    "Jika kalian ingin tanya Semua maka tanyakan saja pada Dia, DIA yang kalian anggap putri keberuntungan, Putri kesayangan, Putri yang Akan mewarisi semua harta kalian, Dia yang paling di nomor satukan, dia yang paling kalian dambakan..... Kenapa dia Melakukan semua ini pada Istriku....." Teriak Allan Karena Saking prustasi Nya.

Nilam menarik tangan Ameera Untuk berdiri di depan nya menghadapi kemarahan Allan yang di nilai tanpa Sebab itu. Tapi Ameera tak mau dia ketakutan Membuat Nilam Tahu bahwa memang benar semua kesalahan putri nya tersebut.

     "Ameera..... Apa maksud semua ini?" Tanya loes

    "Kenapa kalian bertanya hanya kepada ku, seharusnya kalian tanya pada Diri kalian" mata Nilam dan loes Membelalak lebar ketika mendengar bentakan Keras Ameera di depan mereka.

     "Aku sudah menelpon polis Untuk ke sini, Bukti-bukti sudah di kumpulkan dan tidak ada Pengelak an lagi." Ujar pak Ryno yang baru kembali setelah beberapa saat pergi dengan telpon genggamnya tadi.

Mata Ameera Membelalak lebar, air mata Nya keluar deras membasahi pipi tapi itu air mata ketakutan dari nya.

    "Kalian semua memang JAHAT..... Kalian sudah di sihir oleh Gadis tidak tahu diri itu, kenapa Penembak itu hanya menargetkan perut saja, kenapa tidak Dengan dada nya saja agar mati.... Ahhhhhhh" teriak Ameera seperti orang gila membuat semua terkejut bukan kepalang.

     "Dia yang sudah merebut semua dari ku, Cinta, harta, kasih sayang, bahkan Suami yang harusnya untuk ku" Ameera Terduduk bersandar di dinding dengan Tangisan Nya.

    "Dia yang Merebut cinta Orang tua ku, Kekayaan orang tua ku..."

    "Apa kau sudah gila? Bahkan Ayah mu sudah Memberikan semua harta atas nama dirimu Ameera, Bahkan Ayah mu mengabaikan Violet bertahun-tahun dan apa yang kau katakan dengan merebut suami, apa kau membahas tentang pernikahan mu dengan Allan?" Ujar Nilam karena Ia sudah sangat Muak melihat situasi ini.

Terlebih ia Tak menyangka melihat sikap Ameera yang berbeda. Ameera yang ia tahu Lembut penurut bahkan bicara pun sangat pelan itu kini meraung hebat di hadapan semua orang seperti kesetanan.

     "Yaaa apa Ibu PUAS? Ayah memang memberikan harta tapi dia memberi akses untuk Violet menciptakan bisnis hingga sukses, Ayah memang memberikan perhatian penuh tapi dia tetap Diam-diam memperhatikan Violet, Kalian tetap memberikan cinta terhadap Violet. Aku memang menolak perjodohan Tapi kenapa kalian malah memberikan Nya pada Violet, Aku tolak karena Aku tidak suka tapi Kenapa kalian Berikan pada gadis itu? Aku benci semua akuuuuuu....."

Plakkkkkkk....... Satu tamparan keras mendarat hingga membuat Ameera tersungkur ke belakang memegangi pipi Nya.

     "Berani nya kau bicara Sampah seperti itu?" Ameera tak percaya jika Ayah nya berani mengangkat tangan untuk Nya.

     "Sudah Aku bilang Ini anak memang bukan Manusia tapi Nilam, kau terus membela nya" ujar pak loes Membuat istrinya Tertunduk menangis.

     "Bahkan Hanya sejengkal pun kau tak akan pernah Bisa Menjadi Violet.... Hanya itu" ujar Loes dengan tangan bergetar menunjuk ke arah Ameera yang kian ketakutan.

     "Dia merebut Allanadra,,,, dia Merebut Suami ku, Dia Merebut nya dari ku, dan Allan kau sudah buta, bahkan Gadis itu Sudah tak perawan pun kau diam, Dia Menjadi jalang sebelum kau Nikahi tapi kau hanya diam, dimana harga diri seorang Allandra Juan yang menjunjung tinggi nilai Terhormat dari wanita hah" Ameera melayangkan Semua pertanyaan di depan semua orang tanpa berpikir semua membara di dalam Nya.

Allan dengan wajah datar mendekat. Menatap tajam wajah Ameera, Mungkin saja jika Ameera itu seorang Pria ia sudah meninju nya hingga menembus dinding di belakang nya.

     "Apa alasan mu Mengatakan semua hal itu?" Tanya Allan pelan namun terdengar jelas di sela itu kata-kata terhenti karena tiba-tiba tenggorokan nya kelu dan pahit.

     "Dia hanya pura-pura Polos, Dia Menjual dirinya, bahkan dia...." Ameera tiba-tiba diam melihat semua mata tertuju padanya

    "Kenapa diam?" Tanya Allan Membuat Ameera Tak bisa berkutik lagi.

    "Tragedi besar di sebuah pantai di mana kakak nya menjual Adik nya pada Pria hidung belang, Namun gadis itu pintar melarikan diri. Berbagai cara si kakak perempuan lakukan agar Adik nya Di rusak namun sang Adik tetap cinta pada kakak Nya...." Ameera terduduk lemah, mendengar hal itu memori Masa lalu di mana ia Memaksa Violet Menurutinya hanya demi cinta sang Kakak seolah menggema di kepalanya.

    "Satu hal lagi, Kak Ameera.... Saat menikah dengan Violet Memang benar kami membutuhkan proses panjang untuk saling menyadari cinta kami, Aku punya kehidupan dan dia juga punya prinsip. ku rasa Jika itu di posisi mu mungkin saja hari ini Kita sudah Berpisah. Tapi tidak dengan Violet, Dia gadis Polos yang Mengharapkan cinta berhasil merebut hati seorang Allandra yang keras kepala,Arogan,Tak kenal belas kasih, kejam. Dia hamil Anak ku, Dan bisa ku pastikan bahwa saat kami melakukan nya Dia masih Perawan "

Air mata Allan menetes, tak seharusnya ia Bicara hal pribadi antara dia dan Violet di hadapan semua orang tapi ia tak punya pulihan, Dadanya seketika kembali sesak, Ia tak Mampu lagi bicara. Semua menangis termasuk Ameera yang tak mampu bicara sepatah katapun.

    "Bawa dia untuk di periksa " suara di ujung koridor di sana beberapa Petugas keamanan datang langsung memborgol Ameera.

    "Ayah tolong aku.... Ibuuuu.... Aku tidak mau Di penjara.... Tolong" teriak Ameera namun semua hanya diam, Nilam tak mampu menyembunyikan kesedihannya, Ia sangat sakit hati menerima kenyataan bahwa selama ini Putri kesayangan nya Begitu buruk terhadap adik Nya.
.
.
.
      "Nak, sudah beberapa hari kau Di sini, dokter sudah bilang kalau Violet akan segera Bangun" suara pelan penuh kesedihan dari Erina.

Sudah hampir empat hari Allan Duduk di samping istrinya tanpa lelah terjaga Untuk melihat perkembangan Istrinya tersebut.

Sementara di luar sana semua masalah sudah di urus tuntas oleh Arvin dan Lea serta Orang-orang kepercayaan Ayah nya yaitu Ryno.
Sementara Karena merasa malu dan sedih Nilam dan Loes memutuskan untuk Kembali ke rumah dan mengurus Ameera dengan cara mereka sendiri, mereka sangat mempercayai menantu mereka karena hal itu tak membuat mereka khawatir lagi.

    "Bu, bagaimana aku mengatakan Semua pada Violet?" Ujar Allan serak, itu pertanyaan sama yang terus di ulang nya selama ini.

    "Tenang lah Nak, semua ada jalan Nya, Kau harus tegar dan Kuat di depan Violet hmmm...." Allan Mengangguk pasti.

    "Ada telpon dari Lucia" Allan sejenak terpaku, Ia menerima panggilan itu dan Bisa di tebak apa yang Adik nya itu bahas.

    "Terimakasih atas semua Nya, Kakak sangat Sayang padamu,,,, berdoa lah untuk kesembuhan Kakak Ipar mu"

Ujar Allan Pelan lalu menutup telponnya. Erina mengerutkan keningnya apa yang Anak nya bahas sampai harus berterimakasih. Hingga karena tak ingin bertanya dan terus bertanya di kepala nya akhirnya Erina menanyakan semua.

Allan menjelaskan semua sebelum kejadian dimana sejak awal Pertemuan keluarga saat berkunjung karena berita kehamilan itu, Ameera Sudah Mengatakan banyak hal untuk mempengaruhi Pikiran Lucia, Namun Lucia tak bisa menangkap semua mentah-mentah ia memilih Melihat semua secara jelas, hingga membuat nya paham apa tujuan Ameera melakukan semua agar pertengkaran terjadi.

Lucia Juga Mengatakan banyak hal agar selalu hati-hati karena Lucia menebak Bahwa Ameera lebih bahaya dari Siapapun.

Dan itu menjadi kenyataan.... Erina hanya bisa diam, ia mengingat saat-saat dimana Lucia menolak kembali Dari rumah Kakak nya itu hingga terpaksa menggunakan Violet untuk membujuk Nya.
Erina menyesali keputusan nya saat itu.
.
.
.

HANYA KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang