Mencari Jalan Keluar

605 13 0
                                    

⚠️ cerita ini direvisi ulang ya guys. Terimakasih sudah baca, jangan lupa vote dan komen. Terimakasih🙏🥰
_____________________________________

"Tapi Yusuf nggak bisa yah" Lirih laki-laki itu. Zainab mulai menangkup wajah Yusuf, kemudian jari-jarinya mulai menghapus air mata Yusuf dengan lembut.

"Bunda yakin kamu pasti bisa sayang. Sampai kapan kamu ingin mengurung diri mu seperti ini. Apakah kamu tidak ingat kalau sudah banyak yang kamu lupakan, salah satunya Valdy, kasian teman kamu itu harus mengurus kantor milik mu itu sendirian."

Yusuf tertegun mendengar perkataan bundanya. Dia baru ingat kalau sebulan ini dirinya sudah banyak menyusahkan Valdy untuk mengurus kantor sendirian.

"Bahkan banyak santri kecil yang sudah menunggu kamu untuk mengajarkan mereka mengaji dan menyimak hafalan mereka sayang." lanjut Zainab.

"Kamu pikir kan kembali baik-baik ya nak. Kalau begitu bunda sama Ayah pamit dulu, Assalamualaikum" Yusuf pun menjawab salam dari orangtuanya.

"Benar juga kata bunda, Ayah. Aku sudah menyusahkan orang-orang yang membutuhkan aku. Apalagi Valdy." Batin Yusuf mengingat perkataan Zainab.

°°°°°

Disebuah ruangan keluarga, terlihat ada seorang perempuan yang sedang sibuk dengan buku bacaannya. Perempuan itu juga terlihat sedang ditemani oleh seekor kucing yang tampak sedang duduk santai di pangkuan perempuan itu.

Beberapa saat kemudian seorang lelaki menghampiri perempuan tersebut lalu dia berkata.

"Dek, udah dulu baca bukunya ya, udah malem ni, Kita istirahat dulu." Ujar laki-laki itu sambil membelai puncak kepala adiknya itu.

"Iya mas" Yesya mulai merapikan buku-buku yang telah dibacanya, dan Husein pun turut membantu untuk mengemas buku tersebut.

"Alhamdulillah selesai, terimakasih ya mas, udah bantu Sya." Yesya tersenyum manis kearah kakaknya itu.

"Sama-sama adik ku sayang. Tidur yuk" Yesya pun menganggukkan kepalanya dan pergi menuju ke kamar untuk segera tidur.

Perempuan itu adalah Yesya Hanin Azalea, adik dari Husein Saguna Umais. Mereka berdua adalah anak dari Hassan Umais dan Azizah Azalea. Mereka sekarang hanya tinggal berdua karena sejak Yesya berusia lima belas tahun dan Husein dua puluh tahun, kedua orang tua mereka telah berpulang kepada sang pencipta dalam waktu yang bersamaan.

Namun, kemudian mereka di asuh oleh Azhar dan Zainab. Kedua orang tua mereka dulu saling bersahabat, dan Azhar juga banyak berhutang budi kepada Hasan ayahnya Husein dan Yesya.

Tetapi Husein memilih untuk tetap tinggal di rumahnya. Hanya terkadang mereka suka bermain di ndalem dan apabila Husein sibuk, dia terkadang menitipkan adiknya ke pesantren.

°°°°°

Saat di kamar Azhar dan Zainab kembali membicarakan tentang kondisi Yusuf. Mereka juga saling bertukar pikiran guna untuk mencari jalan keluar agar Yusuf bisa kembali seperti semula.

"Menurut kamu apa yang bisa kita lakukan agar putra kita bisa melupakan Adiba, sayang?" Tanya Azhar kepada Zainab.

"Bunda juga nggak tau yah, bunda juga prihatin melihat Yusuf yang terus-menerus seperti ini." Terlihat Zainab menghela nafasnya yang terasa berat karena mengingat kondisi putranya yang masih belum bisa bangkit.

Terlihat kedua insan itu sangat bingung untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini. Sampai akhirnya ada sebuah ide yang terbesit di pikiran Azhar.

"Sayang, bagaimana kalau kita jodohkan saja Yusuf dengan seseorang?"

"Dengan siapa yah, dan apakah rencana ini akan berjalan dengan lancar?" Zainab tidak yakin kalau usulan dari suaminya akan berhasil. Wanita itu tau betul bagaimana sifat Yusuf.

"Insyaallah, kita ikhtiar saja dulu. Allah nggak mungkin menyia-nyiakan perjuangan kita. Bagaimana kalau kita jodohkan Yusuf dengan Yesya bun?"

Terlihat Zainab tampak berfikir dan menimbang-nimbang usulan dari Azhar.

"Sebenarnya bunda mau saja. Malahan bunda senang kalau Yesya yang akan menjadi istri Yusuf. Kita juga tau betul akhlaknya. Tapi bunda nggak yakin Yusuf akan mau."

"Kita coba saja dulu ya." Zainab pun menyetujuinya saran dari Azhar. Azhar memutuskan untuk menelpon Husein di esok hari.

"Baiklah yah. Nanti bunda akan memberitahukan juga kepada Zahra."

°°°°°

Sedangkan di kamar Yusuf belum juga tertidur. Pikiran nya masih memikirkan Adiba yang pergi meninggalkan nya sejak tiga Minggu yang lalu.

Sebuah cincin tanda pertunangan nya dengan Adiba pun masih melekat indah di jari manis laki-laki itu. Cincin Adiba pun sekarang berada di tangan Yusuf. Di genggamnya cincin itu dengan erat.

Adiba adalah tunangan Yusuf. Mereka berencana untuk menikah, ketika Adiba telah sembuh dari sakitnya. Adiba mengalami penyakit tifus sehingga membuat dia harus dirawat di rumah sakit selama hampir seminggu.

Adiba adalah seorang Hafizah. Adiba merupakan anak dari teman Azhar yang juga merupakan seorang kiai di salah satu pondok pesantren.

Yusuf sangat berharap bahwa Adiba akan menjadi istrinya kelak. Dan tidak ada satupun perempuan yang bisa menggantikan posisi Adiba di hati Yusuf.

Tiba-tiba Yusuf merasakan dadanya semakin sesak saat mengingat jasad Adiba yang waktu itu terbaring kaku di depan matanya sendiri. Semakin lama dada Yusuf terasa semakin berat.

Laki-laki itu cepat-cepat mencari inhaler untuk meredakan rasa sesaknya.

____________________________________
Terimakasih sudah, baca sip wapyuu😽

Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang