Labuan Bajo

396 11 1
                                    

⚠️ Cerita ini sedang di revisi ulang. Terimakasih untuk yang sudah bacaa, jangan lupa vote dan komen yaa terimakasih 🙏🥰
____________________________________

Yesya mencoba untuk menenangkan Husein meskipun sekarang air matanya sudah ikut mengalir karena tidak tega melihat Husein yang menangis.

"Mas jangan sedih, kan sya pergi cuma tiga hari, Senin kita ketemu ya." Husein melepaskan pelukannya dari Yesya namun dia belum berhenti menangis hingga sekarang laki-laki itu mulai sesegukan.

Zainab pun akhirnya memeluk Husein dan Azhar pun mulai mengusap punggung Husein untuk memberikan ketenangan. Hingga beberapa saat Husein sudah sedikit tenang.

"Jagain adik mas ya suf" Yusuf mengangguk lalu turut memeluk Husein.

"Iya, mas. Insyaallah saya selalu jagain Yesya." Kemudian Yusuf dan Yesya mulai masuk ke dalam mobil dan mulai menempuh perjalanan menuju bandara.

Setelah sampai di bandara Yusuf membelikan jajan untuk Yesya. Yesya terlihat sangat senang dengan jajanan yang dibelikan Yusuf.

Setelah jajan mereka mulai memasuki pesawat. Banyak hal yang mereka bicarakan saat terbang hingga akhirnya Yesya tertidur di pundak Yusuf.

Saat Yesya tertidur di pundaknya, Yusuf sempat menangis saat menatap wajah indah milik istrinya itu karena dia masih menyesal karena sempat berbuat kasar kepada perempuan selembut Yesya.

Sesampainya di bandara labuan bajo, Yusuf mengajak Yesya untuk makan siang terlebih dahulu.

"Sayang kita makan dulu yuk, kamu mau makan apa?" Yesya tampak berfikir sejenak.

"Sya boleh makan udon nggak?"

"Boleh sayang, ayo kita cari udon nya."

"Yeiiiii makasih masss" Yesya langsung memeluk tubuh Yusuf hanya karena Yusuf menuruti keinginan yang sangat sederhana, bahkan kalau dia ingin Yusuf bisa membeli saham restoran udon itu.

"Sama-sama sayangkuu." Yusuf membalas pelukan Yesya.

Sesampainya di restoran udon itu mereka mulai memesan beberapa jenis makanan. Setelah menunggu beberapa saat makan pun datang dan mereka berdua mulai melahap makanan itu.

Sesekali Yesya menyuapi Yusuf, hal itu membuat Yusuf sangat senang. Menurut Yusuf suapan Yesya sama nikmatnya dengan suapan bundanya.

"Pesawat datanggg" Yusuf membuka mulutnya untuk menerima makanan itu, Yesya memang senang bercanda sehingga dia berlaku seperti sedang menyuapi seorang anak kecil.

Terkadang Yusuf juga turut menyuapi Yesya mereka berdua saling mengucapkan rasa syukur di hati masing-masing.

Selesai makan mereka segera menuju ke hotel yang bertepatan langsung dengan pantai yang begitu indah. Sesampainya di hotel mereka segera mengganti pakaian dan tidak lupa mengabarkan kepada Husein, Azhar dan Zainab bahwa mereka telah sampai dengan selamat.

Setelah itu mereka istirahat sebentar dan berencana untuk ke pantai setelah shalat ashar nanti. Seperti biasa tidak lupa Yusuf bermanja dengan istrinya.
Lama kelamaan mereka berdua tertidur, mungkin karena lelah.

Namun tepat pada azan ashar mereka berdua terbangun dan segera mengambil wudhu lalu shalat. Selesai shalat mereka kembali bersiap untuk menuju ke pantai.

"Kok rambutnya belum di sisir mas?" Tanya Yesya yang sedang memperhatikan rambut Yusuf Yusuf sedikit berantakan.

"Hehehe mas kira kamu masih lama jadi mas tadi baring-baring dulu." Yesya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum.

"Yaudah kalau gitu sini sya bantu sisirin." Mana mungkin laki-laki itu menolak, Yusuf segera mendekat kearah istrinya.

Yesya menyuruh suaminya itu untuk duduk, lalu Yesya mengambil sedikit minyak rambut lalu mengoleskan nya di rambut Yusuf dengan lembut. Setelah rata, Yesya mulai menyisir rambut Yusuf.

"Yeiii udah gantenggg." Yusuf salah tingkah mendengar pujian dari istrinya.

"Emangnya mas ganteng?" Ujar Yusuf.

"Ya iya lah mas itu guantenggg banget." Yusuf mendaratkan sebuah ciuman di pipi Yesya.

"Terimakasih cantik." Kini berbalik menjadi Yesya yang salah tingkah dan kedua pipinya mulai bersemu merah.

Setelah itu mereka segera pergi ke pantai. Sesampainya di sana mereka menikmati indahnya pantai dan ternyata di luar rencana, Yusuf memesan sebuah kapal kecil untuk membawa mereka mengitari laut tersebut.

"Masyaallah mas ini indah banget, sya seneng banget bisa ke sini." Untuk kesekian kalinya Yusuf terharu melihat Yesya yang begitu senang dengan hal-hal yang sederhana.

Yesya ternyata melihat ada setetes cairan bening yang lolos dari pelupuk mata suaminya itu.

"Mas kenapa nangis?" Yusuf hanya diam tidak bisa menjawab apapun.

Yesya mulai khawatir dan memeluk tubuh Yusuf, Yusuf membalas pelukan itu dan air matanya semakin deras.

"Maaf, mas pernah menyia-nyiakan mu" lirih Yusuf.

"Masss, jangan ngomong gitu terus kita lagi di tempat yang indah loh, mas harusnya bahagia bukan nangis gini, kaya bayi tau." Yesya mencubit gemas hidung mancung milik Yusuf.

"Udah ya nangisnya, kita harus smileeeee" Yesya menarik kedua sisi bibir Yusuf dengan jari telunjuk nya.

Hal yang dilakukan nya sukses membuat Yusuf kembali tersenyum dan mulai melupakan hal itu. Setelah puas mengitari indahnya laut labuan bajo mereka kembali ke hotel karena waktu sudah mau masuk Maghrib.

Sesampainya di hotel mereka langsung bebersih dan shalat Maghrib dan melanjutkan rutinitas mengaji, hafalan dan murajaah.

Singkat cerita waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Yusuf dan Yesya sudah ada diatas kasur dan bersiap untuk tidur.

"K-kita langsung tidur nih?" Yusuf mulai memberi kode-kode kepada Yesya.

"Iya dong kan udah malam." Yusuf menghela nafasnya karena Yesya tidak mengerti terhadap kode-kode rahasia itu.

"Kemarin v-valdy nitip p-ponakan loh" ujar Yusuf terbata-bata.

Akhirnya Yesya mengerti kode dari Yusuf dan seketika pipinya memerah, tapi mau bagaimana lagi dari awal pernikahan mereka belum pernah melakukan hal itu karena transplantasi kemarin.

"Kamu udah siap be-lum?" Yesya akhirnya mengangguk dan membuat Yusuf senang bukan kepalang.

Yesya memberanikan dirinya untuk melepaskan jilbab yang selalu melindungi mahkotanya, dan sekarang Yusuf benar-benar di buat tidak berkedip saat melihat kecantikan istrinya.

Malam itu menjadi rahasia mereka berdua dengan Tuhannya.

°°°°°


Waktu sepertiga malam sudah masuk, Yusuf terbangun lebih dulu dari pada Yesya. Yusuf mulai membangunkan Yesya untuk segera mandi dan shalat tahajjud.

"Mandi bareng yuk." Goda Yusuf.

"Nggak mau, malah nggak jadi mandi kita nanti mas" tolak Yesya yang masih lelah.

"Hemat air loh" Yusuf menoel pipi Yesya.

"Nggak mauuuu" Yesya langsung masuk ke kamar mandi dan membuat Yusuf tertawa karena tingkahnya.

Setelah Yesya selesai ia bergantian dengan Yusuf. Setelah mereka berdua sudah rapi barulah mereka shalat tahajjud.

Hari ini Yusuf dan Yesya pergi ke pulau komodo dan setelah itu mereka berkeliling untuk mencari oleh-oleh untuk keluarga dan teman-teman mereka yang ada di Bogor.

Setelah apa yang diinginkan telah dapat mereka pergi ke salah satu mall yang tak jauh dari pusat oleh-oleh tadi.

Saat di mall mereka makan, main time zone, ke Gramedia dan juga makan eskrim bersama. Saat mengitari mall itu Yusuf salah fokus ke salah satu toko mainan.

Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang