⚠️ Cerita ini sedang di revisi ulang. Terimakasih untuk yang sudah bacaa, jangan lupa vote dan komen yaa terimakasih 🙏🥰
____________________________________Zainab dan Azhar sedang duduk santai di ruang tamu namun seketika mereka terkejut melihat Yusuf yang pulang sendirian sambil menangis dan sesegukan.
"Bundaaaaa" Yusuf memeluk erat tubuh bundanya. Dan tangisannya kembali pecah didalam pelukan Zainab.
"Ya Allah Yusuf, kamu kenapa nak? Dimana istri kamu." Tanya Zainab sambil berusaha menenangkan Yusuf dan mengusap-usap punggung putranya.
"Yusuf, tenang dulu nak, ada apa ini?" Ujar Azhar sambil mengusap rambut putranya.
Yusuf mulai menceritakan apa yang telah dialaminya saat di kantor tadi. Azhar dan Zainab juga bingung karena Yusuf tidak memiliki bukti kalau dia tidak bersalah. Sesaat kemudian masuklah telepon dari Husein.
"Assalamualaikum yah, tolongin Husein yah untuk menyelesaikan masalah ini."
"Waalaikumsalam nak, sebaiknya kita bicarakan dulu bersama. Nanti biar kami yang datang ke rumah kamu."
"Baiklah yah Husein tunggu, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam nak."
Azhar menutup telponnya lalu mencoba untuk menenangkan Yusuf.
"Sudah nak, kalau memang kamu tidak bersalah nanti kita kerumahnya mas Husein untuk membicarakan hal ini."
"Sekarang aja yah."
"Ini sudah mau ashar nak, kita shalat dulu ya." Yusuf pun menurut. Selesai shalat Yusuf menengadahkan kedua tangan nya.
"Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, hamba mohon berikanlah jalan keluar dari masalah ini. Hamba mohon jangan rusak rumah tangga kami." Air mata Yusuf sedari tadi tidak berhenti mengalir bahkan dia sudah tidak sanggup untuk melakukan apapun.
"Yusuf, mandi dulu nak"
"Nggak nda, Yusuf mau ke rumah mas Husein sekarang." Zainab tidak tega melihat Yusuf yang semakin kehilangan arah.
Saat itu juga Azhar dan Zainab membawa Yusuf menuju ke rumah Husein. Di perjalanan Yusuf tidak banyak bicara dan tatapan nya kosong. Zainab hanya bisa mengusap lengan Yusuf.
"Adek, dengerin mas, kita ngobrol ya sama-sama. Kita cari jalan keluarnya." Husein memeluk sembari memberikan pengertian kepada adiknya.
"Tapi sya nggak mau ketemu sama mas Yusuf, sya mau disini aja nggak mau pulang ke rumah." Ini kali kedua Husein melihat adiknya hancur setelah kepergian kedua orang tua mereka kemarin.
"Tapi kamu mau ya nanti jelasin apa yang kamu lihat tadi sama ayah bunda, kalau kamu belum mau pulang, nanti mas bilang sama Yusuf untuk nggak bawa kamu dulu." Akhirnya Yesya menyetujui pendapat Husein.
Sebenarnya di lubuk hati paling dalam Husein merasa tidak yakin kalau Yusuf telah melakukan itu begitu juga dengan Yesya, di satu sisi Yesya merasa tidak mungkin suaminya berani berbuat maksiat seperti itu.
Tidak lama kemudian Azhar, Zainab dan Yusuf sudah berada di depan rumah Husein, Azhar mulai menekan bel lalu mengucapkan salam. Tidak lama setelah itu Husein datang dan membukakan pintu.
Husein mempersilahkan ayah bunda nya dan juga Yusuf untuk masuk. Setelah mereka masuk Husein memanggil Yesya untuk turun. Ketika Yesya turun Yusuf segera bangum dari duduknya dan ingin berjalan kearah Yesya namun Azhar menahannya.
"Nak, kasih istri kamu waktu untuk bertenang." Yusuf menurut.
Setelah semuanya siap Azhar langsung meminta Yesya untuk menjelaskan apa yang telah di lihat olehnya tadi siang, Yesya pun mulai menjelaskan semuanya dengan di temani oleh air mata yang terus mengalir.
Setelah Yesya selesai menjelaskan, giliran Husein yang meminta penjelasan dari Yusuf. Setelah semuanya telah mendengarkan cerita dari Yusuf dan Yesya mereka semua bingung harus membuat keputusan apa.
Setelah menimbang-nimbang akhir Azhar mengambil sebuah keputusan. Keputusan yang dirasanya tepat untuk menjadi pemecah permasalahan ini.
"Baiklah karena disini Yusuf tidak memiliki bukti bahwa dirinya tidak bersalah, maka ayah memutuskan untuk memberi Yusuf waktu untuk mencari bukti yang menjelaskan bahwa dirinya tidak bersalah. Kalau bukti itu tidak di temukan maka Husein dan Yesya ayah persilahkan untuk mengambil keputusan yang kalian rasa tepat. Bagaimana Husein Yesya?"
Husein dan Yesya menyetujui pendapat yang di sampaikan oleh Azhar. "Ayah serahkan waktu yang di berikan kepada Yusuf untuk mencari bukti kepada kalian berdua."
Yesya hanya diam, dia sudah tidak tau harus mengatakan apa dan meminta Husein untuk mengambil keputusan. Akhirnya Husein memberikan Yusuf waktu selama dua hari untuk mencari bukti bahwa dirinya tidak bersalah.
"Yusuf, mas kasih waktu kamu dua hari untuk mencari bukti. Tapi mas minta maaf selama dua hari ini Yesya akan tinggal dulu bersama mas."
"K-kamu benar-benar t-tidak per-caya sama mas?" Yesya semakin tidak tega melihat Yusuf yang menangis sesenggukan. Namun hatinya masih sakit mengingat kejadian tadi siang.
Yesya memutuskan untuk pergi dari sana dan tidak menjawab pertanyaan Yusuf. Yusuf semakin menangis saat Yesya pergi dari sana tanpa menjawab pertanyaan.
"Sya, percaya sama mas." Ujar Yusuf kembali. Zainab memeluk Yusuf untuk memberikan ketenangan.
Setelah Maghrib mereka pulang dari rumah Husein. Dan Yusuf berusaha memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk mencari bukti.
Setelah sampai di ndalem Yusuf meminta Valdy untuk datang ke ndalem. Kemudian setelah beberapa saat Valdy sudah sampai di ndalem.
Yusuf juga menceritakan semua hal yang dialaminya tadi siang, dan akhirnya Valdy mengerti dengan kejadian tadi siang.
"Sepertinya ada yang bermain dengan rekaman cctv suf, nggak mungkin cctv ruangan lu dan beberapa cctv lain rusak begitu aja. Padahal cctv ruangan lu baru di ganti beberapa Minggu yang lalu dan itupun kualitasnya tinggi suf."
Valdy berniat untuk mengintrogasi semua bagian keamanan yang ada di kantor Yusuf. Malam ini Yusuf tidak mau makan sama sekali, laki-laki itu lebih banyak berdiam diri dan termenung. Zahra dan Farhan juga sudah mengetahui peristiwa yang baru saja dialami oleh Yusuf tadi siang.
Tepat di sepertiga malam malam Yusuf terbangun. Baru saja bangun dia sudah kembali menitihkan air mata karena tidak ada Yesya yang selalu ada di sisinya.
Kemudian Yusuf bangkit dari tempat tidurnya lalu segera membersihkan tubuhnya dan menunaikan shalat tahajjud. Di sana Yusuf mencurahkan segala isi hatinya kepada Allah SWT.
"Ya Allah tolong hamba untuk mendapatkan bukti ya Allah, tanpa pertolongan dari mu hamba tidak bisa apa-apa, karena sesungguhnya hanya engkaulah satu-satunya zat yang maha segala-galanya." Air matanya sudah menetes kemana-mana bahkan bajunya juga sudah basah oleh air matanya sendiri.
Pagi ini Zainab dan Azhar terkejut saat melihat mata putra mereka benar-benar sembab. Bahkan Yusuf tidak menyentuh sarapannya sama sekali.
"Yusuf, makan dulu nak, dari tadi malam kamu belum makan." Yusuf hanya menggelengkan kepalanya.
Bahkan pakaian Yusuf tidak serapi biasanya. Yusuf benar-benar hancur karena Yesya yang tidak mau mempercayai nya.
°°°°°°
"Kita tinggal tunggu kabar selanjutnya, semoga saja Yusuf tidak mendapatkan bukti dan Yesya minta pisah. Baru deh kamu ambil hatinya Yusuf." Ujar elena.
"Baik ayo kita nikmati kehancuran rumah tangga mereka." Ujar Aruna sambil tersenyum sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)
Romanceبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Bagaimana perasaan kalian ketika di jodohkan dengan seseorang yang sama sekali tidak kalian cintai? Tentu sulit bukan? Itulah yang dialami oleh Yesya dan Yusuf. Hanya Yesya yang mau berusaha mencintai Yusuf unt...