⚠️ cerita ini direvisi ulang ya guys. Terimakasih sudah baca, jangan lupa vote dan komen. Terimakasih🙏🥰
____________________________________Karena Zainab telah menyetujui rencana Azhar, Azhar pun pagi ini mencoba untuk segera menghubungi Husein.
Husein putra ku
______________________Assalamualaikum Husein. Apakah kamu sedang sibuk nak?
Wa Alaikum salam yah. Kebetulan Husein lagi nggak sibuk yah, ada yang bisa Husein bantu?
Nanti malam kamu bisa kesini bareng Yesya nggak nak? Ayah mau berbicara dengan kalian
Insyaallah yah, nanti Husein sama Yesya ke sana
Baiklah kalau begitu, ayah tunggu kedatangan kalian. Assalamualaikum
Waalaikumsalam
°°°°°°
Yesya sekarang sedang berada di kamarnya di temani oleh sahabatnya yang bernama Aruna. Aruna merupakan teman dekat Yesya semenjak SMA.
Bermain dan berkumpul bersama sudah menjadi kebiasaan mereka berdua. Aruna selalu menemani Yesya apabila Husein pulang agak malam dari biasanya.
"Kamu kapan nikah Sya?" Yesya yang sedang minum pun tersedak mendengar pertanyaan random dari sahabatnya itu.
"Ih, pertanyaan kamu ada-ada aja deh." Aruna tertawa melihat ekspresi Yesya ketika menjawab pertanyaan itu.
"Siapa tau gitu, kan kita juga udah lulus." Yesya menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.
"Kayanya masih lama deh na, soalnya nggak mungkin aku nikah duluan. Mas Husein aja belum nikah-nikah" Aruna tertawa mendengar ucapan Yesya.
Akhirnya mereka mengganti topik obrolan mereka dengan pembicaraan yang dirasa lebih masuk akal.
°°°°°
Valdy berlari kearah Yusuf lalu memeluk laki-laki itu.
"Ucap, ucup, ucap, ucup. Can you stop calling me ucup. Saya Yusuf bukan ucup" Yusuf langsung melepaskan pelukan Valdy dari tubuhnya.
Valdy memutar bola matanya malas. "Dih baru datang udah sewot aja, seharusnya gua yang marah. Masak iya lu ninggalin perusahaan sebesar ini ke gua. Yang bener aja, rugi dong." Yusuf mendaratkan tubuhnya diatas sebuah kursi yang ada di ruangan itu.
"Iya deh maaf, makasih ya val udah bantu urus perusahaan ini. Nanti saya akan berikan bonus sama kamu."
Mendengar kata bonus wajah Valdy yang semula nya di tekuk langsung berubah menjadi tersenyum manis lebih manis dari pada gula.
"Bener ya?" Tidak banyak bicara di detik itu juga Yusuf mengirimkan sejumlah uang ke rekening Valdy.
"Udah saya kirimkan jangan sewot lagi" ujar Yusuf sambil melihatkan bukti transferan itu kearah Valdy.
"Makasih cupp, engkaulah sahabat baik aku" monolog Valdy.
"YUSUF BUKAN UCUP" tegur Yusuf yang membuat Valdy menyengir kuda. Meskipun Yusuf atasan nya, Valdy tidak pernah takut dan bosan untuk menjahili Yusuf.
Selesai dengan drama panjang antara dua laki-laki itu, Yusuf segera melangkahkan kakinya menuju ruangan tempat dimana dia biasa bekerja.
Yusuf mulai menyelesaikan semua pekerjaan yang seharusnya di selesaikan. Namun tugas itu tidaklah terlalu banyak karena semuanya telah di bantu oleh Valdy.
Tepat pada saat ishoma, Yusuf menyelesaikan semua pekerjaan. Laki-laki itu tampak sedang merenggang kan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.
Namun tiba-tiba kedua matanya terfokus pada sebuah buket bunga mawar yang terlihat telah layu dimakan waktu. Bunga itu awalnya akan di berikan kepada Adiba, namun ternyata Allah berkehendak lain.
Tidak terasa air mata mulai mengalir dan membasahi pipi laki-laki itu. Lagi-lagi rekaman ketika hal itu terjadi kembali terbayang bagaikan kaset rusak yang berputar tanpa mengenal waktu.
Lamunan Yusuf buyar ketika mendengar suara ketukan pintu. Cepat-cepat Yusuf menghapus air matanya dan kemudian mempersilahkan orang tersebut untuk masuk.
"Lu habis nangis suf?" Tanya Valdy sambil menaruh beberapa berkas penting. Yusuf hanya menggelengkan kepalanya.
Valdy tau kalau Yusuf sedang berbohong dan berusaha menutupi kesedihan nya. Valdy pun memutuskan untuk mengajak Yusuf untuk shalat Dzuhur.
"Dari pada mikirin hal itu, mending kita sholat yuk."
Yusuf pun melirik kearah jam tangannya. Dan waktu sudah menunjukkan masuknya waktu Dzuhur. Yusuf beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke mushalla milik kantor bersama Valdy.
Singkat cerita waktu pulang kantor sudah datang. Satu persatu karyawan mulai meninggalkan kantor, begitu juga dengan Yusuf dan Valdy.
Saat diperjalanan pulang Yusuf mengendarai mobil nya sambil mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Hal ini dilakukan olehnya untuk menghilangkan rasa sedih yang tidak berkesudahan.
Sesampainya di ndalem Yusuf langsung memberikan salam lalu masuk. "Assalamualaikum Ayah, bunda."
"Waalaikumsalam sayang" jawab Zainab dan Azhar.
"Bagaimana hari ini nak?"
"Alhamdulillah lancar nda."
Setelah sedikit berbicara dengan bunda dan ayahnya, Yusuf pamit untuk pergi menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
Setelah selesai mandi Yusuf mulai mengenakan baju koko lengkap dengan sarung dan peci nya. Setelah itu dia turun menuju dapur untuk makan terlebih dahulu.
"Yusuf mau makan nak?" Tanya Zainab yang sedang menata beberapa peralatan makan.
"Iya nda" jawabnya singkat.
"Mau bunda suapin?" Tanya Zainab yang sebenarnya tau betul kalau Yusuf sangat senang apabila disuapi.
"Mau ndaaa" sebuah senyuman tampak terukir di wajah laki-laki itu meskipun tidak selebar biasanya.
Zainab pun mulai mengambil nasi bersama lauknya. Setelah itu dia menghampiri Yusuf yang sedang duduk di meja makan. Zainab mulai menyuapi Yusuf dengan telaten.
"Manjanya anak ayah" goda Azhar yang sedang membawa gelas bekas minum kopinya.
"Biarin ayah iri ya. uhuk uhuk" tiba-tiba Yusuf tersedak karena berbicara dengan kondisi mulut yang masih penuh.
Azhar langsung mengambilkan segelas air untuk Yusuf. Yusuf mulai meminum air tersebut.
"Makanya jangan jahil" Azhar menjewer pelan telinga Yusuf.
"Maaf yah" lirih laki-laki itu yang membuat Azhar dan Zainab menjadi tertawa. Setelah makan mereka semua bersiap menuju masjid pesantren untuk melaksanakan shalat Maghrib.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)
Romanceبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Bagaimana perasaan kalian ketika di jodohkan dengan seseorang yang sama sekali tidak kalian cintai? Tentu sulit bukan? Itulah yang dialami oleh Yesya dan Yusuf. Hanya Yesya yang mau berusaha mencintai Yusuf unt...