Pengorbanan Yesya Untuk Yusuf

576 17 4
                                    

⚠️ cerita ini direvisi ulang ya guys. Terimakasih sudah baca, jangan lupa vote dan komen. Terimakasih🙏🥰
____________________________________

Malam itu Azhar menghubungi Valdy untuk menitipkan kantor Yusuf kepada laki-laki itu. Valdy pun melaksanakan perintah tersebut dan berniat untuk mengunjungi Yusuf setelah dia menyelesaikan pekerjaan nya.

Yesya baru saja menjalani beberapa pengecekan mengenai kecocokan organ untuk di lakukan tindakan transplantasi. Azhar dan Zainab sedang mengambil baju ganti untuk Yusuf, sedangkan Husein sedang membeli makanan.

Zahra pun akhirnya mengambil kesempatan itu untuk menanyakan langsung kepada Yesya mengenal penyebab penyakit adiknya itu semakin parah.

"Sya?" Yesya pun menoleh kearah Zahra yang memanggil namanya. "Iya, mbak" Zahra pun duduk di sebelah Yesya.

"Mbak boleh tanya sesuatu dek?" Yesya pun mengangguk tanda setuju.

"Boleh mbak"

"Kamu tau apa penyebab penyakit Yusuf kembali kambuh dan semakin parah?" Yesya tercekat mendengar pertanyaan dari Zahra.

Yesya sebenarnya memutuskan untuk tidak memberi tahu Zahra dan siapapun kalau Yusuf kemarin sempat meminum minuman haram. Dia takut Yusuf semakin di marahi oleh kedua orang tuanya, dan hal itu membuat Yusuf semakin tertekan.

"K-kalau kata dokter Gus Yusuf k-kecapean mbak." Zahra mengetahui bahwa Yesya sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya.

"Kamu harus jujur Sya, nggak mungkin Yusuf begini cuma karena kecapean." Ujar Zahra.

"Dek, makan dulu yuk." Tiba-tiba Husein memanggil Yesya untuk segera makan. Yesya bersyukur karena dia tidak harus jujur kepada Zahra.

"Ini mbak nasinya." Ujar Husein seraya memberi sebuah plastik berisi makanan kearah Zahra.

"Terimakasih sen"

"Iya mbak sama-sama" ujar Husein pula.

Setelah menjalankan beberapa pengecekan qodarullah hasilnya cocok dengan organ milik Yusuf.

"Nak dua hari lagi kamu akan menjalankan operasi. Ada seseorang yang akan mendonorkan paru nya untuk mu. Bunda harap kamu bisa berterima kasih kepadanya."

"Siapa orang itu nda?"

"Tunggu saja. Nanti kamu akan mengetahui nya." Zainab sengaja tidak memberitahu Yusuf karena ini adalah permintaan dari Yesya sendiri.

Setelah itu Zainab bergantian dengan Yesya untuk menjaga Yusuf. "Doain saya supaya operasi nya berjalan dengan lancar" ujar Yusuf sembari menggenggam tangan Yesya.

"Insyaallah doa sya tidak akan pernah putus untuk Gus."

"Apakah kamu tau siapa yang mendonorkan organ nya untuk saya?" Deg Yesya tercekat.

"Sya juga nggak tau Gus." Ujar nya.
Yesya mengalihkan topik pembicaraan dan setelah itu membantu Yusuf untuk minum obat dan kemudian laki-laki itu tertidur.

Sore hari Valdy datang dengan untuk melihat keadaan Yusuf. Setelah keluar dari ruangan Yusuf, Valdy duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

Zahra datang mendekat kearah Valdy dan kemudian perempuan itu bertanya. "Val, apa iya Yusuf begini gara-gara dia minum minuman haram?" Tanya Zahra to the poin.

Awalnya Valdy tidak mau menjawab. Namun karena terus di paksa akhirnya Valdy jujur. Valdy menceritakan semua yang terjadi malam itu dan membuat Zahra terkejut setengah mati. Zahra pun akhirnya memberitahu hal ini kepada ayah dan bundanya.

Hari transplantasi tersebut sudah tiba.
Husein pun memeluk Yesya dan laki-laki itu menangis. "Semoga Allah lancarkan semua ya dek. Jangan lupa berdoa."

"Iya mas. Sya nggak bakal lupa kok" Azhar, Zainab, dan Zahra juga memeluk Yesya. Ucapan terimakasih dari kedua orang tua Yusuf itu tidak berhenti-henti.

Sampai pada waktunya jadwal operasi sudah masuk. Yesya mulai mempersiapkan diri dan tidak lupa berdoa. Perempuan itu pun mulai memasuki ruang operasi. Begitu juga dengan Yusuf.

Diluar sana Husein dan yang lain tidak lepas dari doa dan juga zikir berharap operasi yang dijalani oleh Yesya dan Yusuf berjalan dengan lancar.

Operasi mulai dilaksanakan. Setelah beberapa jam organ Yesya berhasil di tranplantasi kan ke tubuh Yusuf. Namun saat operasi penutupan Yesya mengalami pendarahan.

Seorang dokter berlari keluar dari ruangan tersebut dan menghampiri Husein, Zainab, dan Azhar yang sedang menunggu dengan cemas.

"Dengan keluarga pasien atas nama Yesya?" Tanya dokter itu.

"Iya dok" jawab mereka bersamaan.

"Pasien mengalami pendarahan yang cukup hebat. Kami masih memerlukan satu kantong darah lagi untuk pasien. Mari segera ikut saya untuk segera mengambil tindakan."

Husein pun dengan segera mengikuti dokter tersebut meskipun dadanya terasa sesak mendapatkan kabar tentang adiknya.

Setelah selesai mendonorkan darah Azhar dan Zainab menyusul Husein yang terlihat lemas. Dan begitu khawatir dengan kondisi Yesya.

"Maafkan kami selalu merepotkan mu nak." Terlihat Zainab menangis karena merasa selalu merepotkan Yesya dan Husein.

"Tidak bunda. Ini semua adalah bentuk sayang dan juga pertolongan Allah kepada Yusuf." Jawaban Husein terdengar benar-benar tulus meskipun hatinya sedang hancur.

Keluarga Husein sejak dahulu senang membantu keluarga Yusuf ketika kesusahan begitu pun sebaliknya. Almarhum kedua orangtuanya Husein dan Yesya sangat berjasa di kehidupan Azhar.

Semua itu membuat Azhar dan Zainab sangat merasa bersalah dan tidak enak hati. Tetapi anak-anak Hasan dan Azizah tidak pernah sama sekali merasa terbebani oleh semua itu.

Sampai akhirnya operasi Yusuf berjalan dengan lancar. Untuk sementara waktu Yusuf dirawat di ruang ICU agar mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Seorang dokter kembali menemui Husein, Azhar, dan Zainab. Dokter itu membawa dua kabar yang saling bertolak belakang.

"Jadi begini pak, buk. Pasien atas nama Yusuf Alhamdulillah berhasil melakukan tranplantasi ini. Untuk beberapa waktu kedepan insyaallah pasien bisa kembali sadar. Namun...."

"Namun apa dok?" ucap Husein sedikit bernada tinggi. Tidak tau mengapa hati nya merasa sangat mengkhawatirkan keadaan adiknya.

"Pasien atas nama Yesya mengalami koma. Ada beberapa pendarahan yang terjadi pada saat operasi tadi."

Tubuh Husein lemas seketika mendengar penjelasan dari dokter dengan name tag qasim itu. Husein terduduk diam mulutnya sudah tidak sanggup untuk mengeluarkan kata-kata.

Matanya yang telah bengkak karena menangis kembali memerah dan menitihkan cairan bening. Pikiran Husein sudah melayang kemana-mana dia takut kalau Yesya akan meninggalkan nya sendiri.

Azhar dan Zainab mengusap punggung Husein dan memeluk laki-laki itu. "Ya Allah sembuhkan lah adik hamba" suara Husein terdengar sangat menyayat hati.

Tepat pukul tiga pagi Husein dan kedua orang tua Yusuf menunaikan shalat tahajjud. Mereka meminta kepada Allah agar membuat Yesya dan Yusuf kembali sehat. Husein pun menangis dalam sujud nya.

Sekitar pukul lima pagi Yusuf terbangun dari efek anastesi operasi tadi. Zainab langsung mengucapkan hamdalah melihat Yusuf yang telah sadar.

"Nda, y-yesya ma-na?" Kalimat itu yang pertama kali keluar dari mulut Yusuf.

Zainab bingung harus menjawab apa.
Yesya masih belum sadar diri dan terbaring lemah di ruang ICU yang berbeda dengan Yusuf.

"Sya lagi bobok nak. Dia kecapean jagain kamu." Zainab belum mau mengucapkan yang sebenarnya.

Yusuf terdiam mendengar perkataan Zainab. "Nda, kenapa dada Yusuf sakit?" Tanya laki-laki itu karena merasakan perih.

"Kamu baru saja selesai operasi nak." Jawab Zainab.

"Nanti kalau Yesya bangun, bilang ke Yusuf ya nda" pinta Yusuf yang memang sangat rindu dengan istrinya.

"Iya sayang nanti bunda bilang, sekarang kamu istirahat lagi ya."

Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang