Cemburu Dengan Farid

577 17 2
                                    

⚠️ Cerita ini sedang di revisi ulang. Terimakasih untuk yang sudah bacaa, jangan lupa vote dan komen yaa terimakasih 🙏🥰
____________________________________

"Alhamdulillah pah, mah, sekarang adek udah di cintai sama suaminya. Husein rasanya bersyukur bisa melihat mereka layaknya seperti suami istri. Tapi... Sebenarnya di sini Husein kesepian karena nggak ada lagi yang Nemani Husein." Laki-laki itu terkekeh kecil sambil menahan air matanya.

Husein sekarang sedang berada di makam kedua orangtuanya untuk sedikit curhat dan juga memberitahu bahwa hubungan adiknya dengan Yusuf kini mulai membaik.

Memang terdengar aneh, namun setelah Yesya menikah, Husein sudah tidak memiliki teman untuk curhat sehingga Husein memutuskan untuk mencurahkan seluruh isi hatinya tepat di depan makam papa dan mama nya.

"Doain juga dari sana semoga mereka selalu langgeng terus ya, mah, pah." Lanjut Husein.

Air mata yang sedari tadi di tahan kini mulai menetes membasahi pipinya, kemudian Husein mencium kedua nisan itu dan kembali ke kantor.

°°°°°°

Tidak terasa waktu Maghrib sudah masuk. Terdengar suara azan berkumandang dari masjid pesantren. Semua orang bersiap untuk segera memenuhi panggilan itu.

Untuk kali ini Yusuf shalat di kamar, dan untuk pertama kalinya Yusuf akan mengimami Yesya. Yesya benar-benar bersyukur akhirnya doa yang selama ini di panjatkan telah terkabul.

"Kamu udah siap sayang?" Tanya Yusuf kepada Yesya yang baru saja selesai mengenakan mukena.

"Iya mas, sya udah siap" jawab Yesya sembari tersenyum.

Setelah itu mereka mulai shalat. Rakaat demi rakaat berlalu, hingga sampailah pada tahyat akhirnya dan juga salam.

"Assalamualaikum warahmatullah" shalat pun selesai.

Yusuf berbalik badan kearah Yesya dan kemudian mengulurkan tangannya. Yesya pun menerima dan kemudian mencium tangan Yusuf. Yusuf pun mendekat kearah Yesya dan mencium kening, serta kedua pipi perempuan itu.
Perlakuan Yusuf sukses membuat kedua pipi Yesya menjadi merah.

"Ih lucu merah-merah kaya tomat" ujar Yusuf sambil menoel pipi Yesya dengan jari telunjuk nya.

"Masss"

"Madza ya humayrah?"

"Jangan gitu, sya malu" Yusuf terkekeh melihat kelakuan istrinya yang benar-benar membuatnya semakin gemas.

Setelah puas menjahili istrinya, Yusuf berdiri untuk mengambil sebuah kotak yang berisi cincin pernikahan miliknya. Yusuf kembali duduk di hadapan Yesya.

"Ya humayrah, boleh tolong pasangin ini?" Tanya Yusuf sambil mendekatkan sebuah kotak yang berisi cincin pernikahan mereka.

"Mas udah mau pake yang ini?" Tanya Yesya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iya mas mau banget, tapi kamu kenapa nangis sayang?" Tanya Yusuf yang terkejut saat mendapati setetes cairan bening yang mulai membasahi pipi Yesya.

Yusuf segera memeluk tubuh Yesya dan perempuan itu menangis di dalam pelukan Yusuf yang terasa begitu menenangkan hati. Setelah tenang Yesya menjawab pertanyaan Yusuf.

"Makasih ya mas udah bikin sya bahagia hari ini, mas udah mengimami sya, puji sya, sama udah mau pake cincin ini" hati Yusuf terasa tersayat saat mendengar ucapan terimakasih dari Yesya.

Yusuf tidak menyangka bahwa selama ini hal-hal kecil saja sudah bisa membuat Yesya menjadi sangat bahagia.

"Seharusnya mas yang berterima kasih kepada kamu, karena kamu udah banyak berkorban untuk mas. Terimakasih ya sayang."

"Iya mas, sya senang bisa punya suami seperti mas." Kemudian Yesya mulai memasangkan cincin tersebut ke jari manis Yusuf.

"Yusuf, Yesya, ayo turun. Kita makan malam dulu nak." Terdengar suara Zainab sudah memanggil.

"Iya ndaa" sahut Yusuf dan Yesya bersamaan.

Merekapun segera turun untuk makan malam. Sesampainya di ruang makan Yesya meminta maaf kepada Zainab karena tidak sempat membantu.

"Nda, maaf Yesya tadi nggak sempat bantuin bunda." Ujar Yesya yang terlihat sedang tidak enak hati.

"Nggak apa-apa sayang, kamu kan lagi masa pemulihan, lagian ini cuma masakan sederhana jadi nggak banyak ini itu nya." Setelah itu Yesya mulai mengambil nasi untuk Yusuf lengkap berserta lauknya.

"Terimakasih sayang ku" Azhar yang sedang minum pun tersedak saat mendengar ucapan putranya. Zainab malah panik karena suaminya tersedak.

"Ayah, ayah nggak apa-apa?" Tanya Zainab. Azhar mengangkat jempolnya seraya tersenyum.

"Ayah nggak apa-apa Bun, kaget aja sama pasutri yang sudah akur ini." Zainab tertawa mendengar ucapan Azhar sedangkan Yusuf dan Yesya hanya tersipu malu.

"Iya yah Alhamdulillah, liat tu pipi mereka sampai merah-merah gitu" goda Zainab pula yang membuat Azhar tertawa.

"Yusuf, Yesya ayah sama bunda hanya minta satu hal sama kalian, kami mohon jagalah pernikahan kalian dan saling mencintai lah karena Allah. Ayah sama bunda hanya bisa bantu doa semoga kalian bisa terus bersama" Azhar memberikan pesan kepada anak dan menantunya itu.

"Insyaallah Yusuf akan berusaha menjaga pernikahan ini. Yusuf juga menyesal sama perbuatan Yusuf kemarin." jawab Yusuf.

Setelah pembicaraan itu mereka melanjutkan kegiatan makan yang sempat tertunda. Selesai makan, Yusuf, Yesya, Zainab dan Azhar duduk bersama di ruang keluarga. Mereka membicarakan tentang banyak hal dan di selingi dengan beberapa candaan.

Tidak lama dari itu azan isya pun berkumandang. Azhar, Zainab, Yusuf dan Yesya shalat berjamaah di ndalem. Setelah shalat dan berdoa Zahra, Farhan dan Farid datang ke ndalem.

"Gimana keadaan kalian berdua, ada yang sakit nggak?" Tanya Zahra kepada Yusuf dan Yesya.

"Alhamdulillah sya udah enakan mbak, nggak ada yang sakit." Jawab Yesya.

"Kalau kamu dek?"

"Masih ada nyeri dikit mbak." Jawab Yusuf pula.

"Kata dokter Erick itu normal suf, tapi jangan lupa dua hari lagi datang kerumah sakit untuk cek pernafasan kamu sama jangan susah kalau minum obat." Yusuf pun mengangguk tanda mengerti.

Tidak lama dari kedatangan Zahra dan keluarganya, Husein ternyata juga datang dengan membawa makanan untuk keluarga ndalem dan juga Yesya sendiri.

"Masih ada yang sakit dek?" Tanya Husein seraya memeluk Yesya.

"Alhamdulillah nggak ada mas, sya udah enakan." Jawaban Yesya membuat Husein mengucapkan syukur.

"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah." Lirih Husein yang membuat hati semua orang yang ada disana tersentuh saat mendengarnya.

"Kalau kamu bagaimana suf?"

"Masih nyeri dikit mas, tapi udah enakan kok" lagi-lagi Husein mengucapkan hamdalah. Dia sangat bersyukur kedua adiknya di berikan kesehatan oleh Allah.

Akhirnya mereka pun saling mengobrol hangat. Di saat mereka saling membicarakan berbagai macam hal, Yusuf tiba-tiba merasa cemburu melihat Yesya yang sedang membelai Farid yang sudah tertidur pulas di pangkuan nya.

"Aaaarrkkgghh, awas kamu Farid udah berani-beraninya ambil istri aku"

Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang