Penentuan Hari Akad

289 9 0
                                    

⚠️ cerita ini direvisi ulang ya guys. Terimakasih sudah baca, jangan lupa vote dan komen. Terimakasih🙏🥰
____________________________________

"Hah, jangan bercanda kamu sya." Aruna terlihat sangat sangat terkejut saat Yesya memberitahu bahwa dia akan di jodohkan.

"Iya na, aku nggak bercanda. Aku memang benar-benar di jodohkan sama Gus Yusuf. Sebenarnya aku nggak mau, tapi di satu sisi aku kasihan melihat bunda sama ayah. Aku yakin mereka sudah kehilangan Gus Yusuf yang dulu."

Aruna menghela nafasnya saat mendengar penjelasan dari sahabatnya itu. Kemudian Aruna meraih kedua tangan Yesya sembari berkata.

"Semoga Allah melancarkan niat baik mu ya. Dan semoga Gus yang kamu juluki sebagai es batu itu bisa mencair." Mereka tertawa bersama karena mengingat julukan itu.

"Aamiin ya Allah" Yesya pun mengaminkan doa dari Aruna. Setelah melakukan banyak hal random bersama di rumah Yesya akhirnya Aruna pamit pulang.

Setelah Aruna pamit, Husein mengajak Yesya untuk berjalan-jalan ke salah satu mall yang ada disana. Yesya pun melonjak senang karena ajakan Husein.

Hal ini sudah biasa mereka lakukan untuk me-refresh otak setelah seminggu bekerja.Disana mereka melakukan banyak hal. Mulai dari makan, bermain, berbelanja, dan berfoto. Banyak orang yang mengira bahwa Husein dan Yesya sedang berpacaran padahal mereka adalah adik dan kakak. Setelah selesai mereka berdua langsung pulang menuju ke rumah.

"Mas, makasih banyak ya hari ini udah ngajak Sya jalan-jalan" ujar perempuan itu sambil memeluk kakaknya dengan erat.

"Iya dek sama-sama. Mas juga senang jalan-jalan sama kamu."

°°°°°

Di ruang tengah terlihat dua orang wanita dan juga dua orang pria yang terlihat sedang membicarakan sesuatu yang serius.

"Zahra takut yah, nda, kalau Yusuf nggak bisa menerima Yesya."

Ternyata ketakutan Zahra sama dengan ketakutan bundanya waktu itu. Azhar sedikit goyah dengan kekhawatiran Zahra, apa lagi setelah melihat tingkah Yusuf pagi tadi.

Sedangkan Farhan hanya diam, dia tidak mau terlalu ikut campur dalam urusan perjodohan ini karena dia hanya berposisi sebagai kakak ipar dari Yusuf.

Azhar membuka peci nya kemudian menaruh peci tersebut di sebelah segelas kopi yang terlihat masih panas. Kemudian pria paruh baya itu menghela nafas nya dalam.

"Ya sudah. Nanti Ayah akan tanyakan kembali sama Yusuf. Ayah juga terpikir kalau Yusuf nanti hanya akan melukai hati Yesya." Semua pun menyetujuinya perkataan Azhar dan setelah itu mereka kembali melakukan aktivitas masing-masing.

°°°°°

Setelah shalat Dzuhur Yusuf duduk di ruang keluarga bersama sebuah Al-Qur'an kecil yang senantiasa di bawa olehnya kemanapun dia pergi.

Setelah selesai murajaah Yusuf membuka halaman belakang Qur'an yang sedang di gunakan nya itu. Di sana ada sebuah foto waktu pertunangan dan terlihat senyum Adiba yang manis di foto tersebut.

Zainab dan Azhar datang dan duduk di sebelah Yusuf. Cepat-cepat Yusuf menghapus air matanya dan menyembunyikan foto yang sedang di pandangi nya sejak tadi.

"Yusuf, tangan kamu kenapa nak?" Tanya Zainab dengan khawatir.

"Nggak apa-apa nda" jawab laki-laki itu singkat. Zainab pun dengan cepat mengambil p3k untuk membersihkan luka Yusuf.

"Pasti ini karena kamu lagi ngelupain emosi ya?" Tanya Zainab. Yusuf tidak menjawab apapun.

"Yusuf"

"Iya yah." Jawab nya dengan suara yang sedikit serak.

Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang