⚠️ Cerita ini sedang di revisi ulang. Terimakasih untuk yang sudah bacaa, jangan lupa vote dan komen yaa terimakasih 🙏🥰
____________________________________"mas mau kesitu dulu boleh nggak sayang?" Yesya melihat kearah toko yang di tunjuk oleh Yusuf.
"Mas mau cari robot-robotan ya?" Tanya Yesya seraya terkekeh.
"Kok kamu tau?" Tanya Yusuf.
"Kan suaminya aku ini masih suka mainan robot. Ayuk kita kesana." Yesya menggandeng tangan Yusuf.
Ternyata di toko itu ada sebuah robot impian Yusuf sejak lama. Yusuf terpukau dengan bentuk mainan itu.
"Wahhh, keren banget robotnya sayang" Yesya tertawa melihat ekspresi Yusuf yang menurutnya sangat menggemaskan.
"Mas mau? Sya beliin ya?" Yusuf menggelengkan kepalanya.
"Nggak usah, mas punya duitnya kok." Tolak Yusuf.
"Apa salahnya sya sesekali bahagiain mas, kan mas selalu beliin sya banyak barang."
"Tapi ini harganya mahal sayang, duitnya di simpan aja ya?" Yesya tidak mendengarkan perkataan Yusuf.
Yesya mengambil mainan itu dan membawa nya ke kasir dan segera membayar.
"Sayangg itu mahal loh." Yesya mendaratkan jari telunjuknya di depan bibir Yusuf.
"Udah sya bayar. Ini mainannya nanti kita rakit sama-sama ya" ujar Yesya.
"Terimakasih sayang ku, cinta ku, dunia ku, bidadari ku, kesayangan ku, surga kuuuuu." Satu ciuman mendarat di pipi kanan Yesya.
"Mas ini tempat umum loh."
"Hehe maaf sayang mas terlalu senang." Yesya tertawa melihat tingkah Yusuf.
Singkat cerita di keesokan harinya mereka sudah sampai di Bogor dan sedang berjalan menuju pesantren. Sedangkan di ndalem Zainab dan Zahra sedang sibuk memasak makanan untuk menyambut kepulangan mereka.
Azhar, Husein dan Farhan sedang menunggu kedatangan Yusuf dan Husein. Setelah beberapa saat mereka berdua telah tiba di ndalem.
Mereka di sambut dengan hangat oleh semuanya. Husein juga turut memeluk Yesya dan juga Yusuf.
"Alhamdulillah kalian sudah sampai dengan selamat. Sekarang kita makan dulu yuk."
"Yuk nda" ujar Yusuf yang memang sudah lapar dan rindu dengan masakan bundanya.
"Wah ayam goreng sama sayur asem, makasih ndaaa." Ujar Yusuf.
"Sama-sama sayang." Ujar Zainab pula sambil mengusap rambut putranya.
"Heh mbak juga nolongin bunda masak ya. Makasih nya mana?" Yusuf menatap malas.
"Iya iya makasih mbak ku yang garang nya kaya kak Ros." Zahra menarik telinga Yusuf sehingga laki-laki itu meringis kesakitan.
"Syaaa, Ndaaa, yahh" semua orang tertawa mendengar aduan Yusuf. Mereka membicarakan banyak hal di dan saling melepas rindu di hari itu. Terlebih lagi Husein.
°°°°°°
Matahari mulai tenggelam, semua orang sudah kembali kerumah masing-masing sedangkan kedua pasangan itu sedang beristirahat di kamar.
Sampai akhirnya azan Maghrib berkumandang dan mereka pun shalat di masjid pesantren bersama Azhar dan Zainab. Selesai shalat Yusuf mengambil mainan yang mereka beli kemarin.
"Kita rakit ini yuk" ajak Yusuf kepada Yesya.
"Tapi kita belum makan malam mas, nanti Bunda sama ayah nungguin loh." Dan benar saja Zainab sudah memanggil mereka berdua.
"Habis makan kita rakit ini ya? Plissss" Yesya mencubit gemas pipi Yusuf.
"Iya mas bocil, nanti kita rakit."
"Kok mas dibilang bocil sih?" Tanya Yusuf.
"Soalnya mas itu lucu kaya bocil" Yesya tertawa dan langsung kabur dari hadapan Yusuf.
Yusuf pun mengajar istrinya itu "awas kamu yaa udah ledek mas" Yesya bukannya takut dia malah semakin menantang Yusuf.
"Tangkap sya kalau bisa wleee" Yesya berlari menuruni anak tangga dan langsung menuju ke dapur dan bersembunyi di belakang Zainab.
"Bundaaaa, tolong sya di kejar monster gantenggg" Azhar dan Zainab menatap heran kepada kedua anaknya.
"Ya Allah ada apa sayang, jangan lari-lari nanti jatoh loh." Yusuf datang dengan nafas yang ngos-ngosan.
"Sini kamu." Namun Yusuf tidak dapat menangkap istrinya karena dia di lindungi oleh Zainab.
"Yusuf ada apa nak?" Tanya Azhar.
"Istrinya Yusuf yang paling cantik ini jail yah, masak Yusuf setampan ini di bilang bocil." Azhar membasahi telapak tangannya dengan air lalu mengusapkan nya ke wajah Yusuf.
"Yesya nggak salah, kamu kan memang bocil. PD banget lagi bilang diri sendiri tampan." Sekarang wajah tampan Yusuf penuh dengan air sehingga dia menjadi kesal.
"Nda liat ayah jail muka Yusuf basah semua." Semua orang tertawa puas melihat Yusuf.
"Ulululu jangan ngambek gitu dong bibirnya kayak pantat ayam tu." Ujar Zainab sambil mengelap wajah Yusuf dengan tisu.
Selesai dengan drama itu mereka makan malam bersama dan kemudian Yesya memenuhi janjinya untuk membantu Yusuf merakit mainan.
"Astaghfirullah Yusuf, kamu beli mainan lagi, kamu udah besar nak." Ujar Zainab yang melihat Yusuf dan Yesya sedang merakit mainan.
"Di beliin istri Yusuf nda."
"Seharusnya uang kamu di simpan aja nak, mainan begini mahal loh." Ujar Azhar.
"Iya betul itu kata ayah." Zainab membenarkan.
Azhar dan Zainab sudah mengerti dengan harga mainan-mainan yang selalu di inginkan Yusuf. Harga mainan-mainan itu tidak ada yang dibawah lima ratus ribu.
"Nggak apa-apa nda, yah. Mas Yusuf juga udah banyak ngasih sya barang-barang."
"Ya sudah tapi jangan sering-sering ya." Pesan Zainab. Akhirnya Azhar dan Zainab membantu merakit mainan itu, sehingga mainan itu menjadi hiburan untuk semuanya.
°°°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)
Romanceبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Bagaimana perasaan kalian ketika di jodohkan dengan seseorang yang sama sekali tidak kalian cintai? Tentu sulit bukan? Itulah yang dialami oleh Yesya dan Yusuf. Hanya Yesya yang mau berusaha mencintai Yusuf unt...