⚠️ cerita ini direvisi ulang ya guys. Terimakasih sudah baca, jangan lupa vote dan komen. Terimakasih🙏🥰
_____________________________________Yusuf terbangun dari mimpinya dengan nafas yang tersengal-sengal. Azhar dan Zainab yang sedari tadi belum tidur karena menjaga Yusuf pun terkejut mendengar teriakan Yusuf.
"Ya Allah, kamu kenapa nak." Tanya Azhar.
"Yah, nda tadi di sana ada Yesya, dia janji nggak akan tinggalin Yusuf tapi dia tinggalin Yusuf sendirian di sana." Zainab memeluk tubuh putranya itu.
"Istighfar sayang, kamu sedang mimpi nak."
"Nggak nda, tadi beneran ada Yesya." Zainab mengusap keringat di rambut Yusuf lalu menangkup wajahnya.
"Nak, banyak-banyak istighfar, Yesya udah tenang di sana sayang." Zainab mencoba untuk memberikan pengertian.
"Yusuf, dengerin ayah, kamu punya Allah nak. Minta lah ketenangan hati padanya. Allah tidak menyukai orang-orang yang berlarut dalam kesedihan nya." Azhar juga memeluk putra nya itu.
Yusuf pun beristighfar sambil menitihkan air mata.
°°°°^
Sebulan setelah kepergian yesya berlalu. Kepribadian Yusuf berubah drastis, dia menjadi jauh lebih pendiam dan penyendiri. yusuf juga menjadi sering sakit Bahkan banyak orang yang sudah berusaha menghiburnya.
Sedangkan Husein berusaha untuk bangkit, meskipun menjadi sedikit lebih pendiam Husein sudah mulai mencoba untuk ikhlas. Azhar, Zainab, Husein, Zahra, Farhan bahkan Farid dan Alif dan banyak lagi orang sudah berusaha menghibur Yusuf. Namun laki-laki itu sudah seperti kehilangan sebagian besar jiwanya.
Setiap hari Yusuf selalu duduk menyendiri di dekat makam Yesya. Setiap hari pula Yusuf membacakan Yasin, berdoa, menaburkan bunga, bahkan sampai curhat dengan almarhumah istrinya itu meskipun tidak ada jawaban.
Yusuf beberapa hari ini sudah mulai kembali bekerja mengurus kantornya. Saat jam-jam senggang Yusuf selalu memikirkan sang istri. Yusuf selalu melihat foto dan juga beberapa rekaman nya bersama Yesya.
Tabung darah Yesya pun masih selalu di bawanya kemana pun dia pergi. Azhar dan Zainab sempat meminta Yusuf untuk mengubur benda itu agar Yusuf tidak selalu bersedih, namun laki-laki itu tidak mau.
Hari-hari Yusuf benar-benar terasa hampa sampai di suatu hari Yusuf memanggil Husein dan valdy untuk menuju kamarnya. Kemudian dia berkata.
"Mas,val, seandainya umur Yusuf tidak lagi lama, Yusuf titip perusahaan Yusuf sama kalian berdua ya. Nanti hasil dari perusahaan itu di bagi sedikit untuk ayah bunda sama mbak Zahra. Selebihnya silahkan kalian pakai." Husein dan Valdy terkejut mendengar perkataan Yusuf.
"Suf, kamu demam ya? jangan ngelantur suf." Ujar Husein.
"Suf, lu jangan ngomong gitu, kita bakal terus bangun perusahaan itu bersama-sama." Tidak terasa air mata Valdy mulai menetes begitu juga dengan Husein.
"Saya rasanya udah nggak kuat val."
"Yusuf lu cuma ngantuk kan, makanya lu ngelantur gini?" Yusuf tidak merespon.
Kemudian Husein dan Valdy memeluk tubuh Yusuf dan memberikan semangat dan mereka hanya menyangka bahwa Yusuf hanya sedang kecapean makanya ngelantur.
Malam ini Yusuf datang ke kamar Azhar dan Zainab. Yusuf meminta izin untuk tidur di sana. Azhar dan Zainab tentu saja memperbolehkan nya. Sebelum tidur Yusuf berkata.
"Nda, yah Yusuf capek." Lirih laki-laki itu.
"Yusuf mau bunda pijitin nak?" Zainab mengira bahwa Yusuf sedang lelah.
"Nggak nda, Yusuf capek kehilangan dua orang yang Yusuf cintai. Yusuf mau istirahat aja ya nda, yah Yusuf mau pulang" seketika Zainab dan Azhar menangis.
"Pulang kemana nak, ini rumah kamu, ini rumah kita sayang." Ujar Azhar sambil mengusap kepala putranya.
Yusuf tidak menjawab. Tidak berapa lama suhu tubuh Yusuf naik drastis. Zainab segera mengompres dan memberikan Yusuf obat. Tiba-tiba tubuh nya menggigil. Tangan nya masih setia menggenggam tabung darah Yesya.
"Nda, yah Yusuf dingin." Zainab dan Azhar memeluk tubuh Yusuf. Malam itu juga Azhar memanggil dokter untuk datang ke ndalem dan dokter tersebut hanya memberi obat penurun panas.
Paginya setelah shalat subuh, Yusuf keluar dari ndalem diam-diam dan mendatangi makam Yesya. Di usap nya nisan itu dari beberapa debu yang menempel.
"Sayang, mas nyusul ke sana ya." Lirih Yusuf sambil memeluk nisan itu.
°°°°°^
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)
Romanceبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Bagaimana perasaan kalian ketika di jodohkan dengan seseorang yang sama sekali tidak kalian cintai? Tentu sulit bukan? Itulah yang dialami oleh Yesya dan Yusuf. Hanya Yesya yang mau berusaha mencintai Yusuf unt...