Kabar Baik

343 11 0
                                    

"maaf suf, g-gua nggak dapat bukti apapun." Yusuf tidak merespon apapun. Tatapan nya kosong namun air matanya tidak berhenti mengalir.

"Makasih val sudah menolong saya, maaf saya selalu menyusahkan mu." Valdy ikut merasa sakit melihat Yusuf yang hancur.

Untuk memberikan ketenangan Valdy memeluk tubuh Yusuf kemudian mengusap punggung sahabatnya itu. Saat jam pulang Valdy menghantarkan Yusuf untuk pulang. Sesampainya di ndalem Yusuf menemui ayah dan bundanya.

"Ndaaa, yahhh, Y-yusuf nggak jumpa bukti." Yusuf benar-benar menangis sejadi-jadinya karena dia tidak tahu harus mencari bukti kemana lagi.

Azhar dan Zainab langsung memeluk putra mereka bersamaan. Dan sekarang Zainab ikut menitihkan air mata karena melihat putranya. Azhar juga merasa sesak di dadanya karena tidak tega melihat Yusuf. Saat memeluk tubuh Yusuf Zainab merasakan tubuh putranya panas.

"Nak, kamu demam?" Zainab menangkup wajah Yusuf dan menyentuh dahi Yusuf dan ternyata benar Yusuf sedang demam.

"Kita ke dokter ya?" Ajak Azhar yang ikut khawatir.

"Nggak yah, nda." Karena Yusuf yang menolak, Zainab segera mengambil air hangat dan juga sebuah handuk kecil untuk mengompres Yusuf.

"Pak, maaf bapak kenapa nangis?" Tanya Husein. Pak Darso melihat kearah Husein dan Yesya.

"Anak saya sakit mas, tapi saya bingung harus mencari biaya kemana" Yesya merasa kenal dengan bapak tersebut.

"Bapak tim keamanan kantor nya mas Yusuf ya?" Pak Darso pun melihat kearah Yesya, pak Darso pun mengenali Yesya.

"Iya mbak saya satpam di kantornya pak Yusuf." Pak Darso masih ragu untuk jujur.

"Bapak perlu uang berapa?" Tanya Yesya tanpa ragu.

"S-sekitar lima ratus ribu mbak." Tanpa pikir panjang Yesya mengeluarkan uang nya sebesar satu juta.

"Ini pak, diterima ya." Mata pak Darso kembali berkaca-kaca sampai akhirnya dia berlutut dihadapan Yesya.

"Mbak, maafkan saya, saya sudah ikut andil dalam menghancurkan rumah tangga mbak sama pak Yusuf. Sekarang saya menyerahkan diri mbak." mata Yesya dan Husein membulat sempurna mendengar perkataan laki-laki paruh baya itu.

"Maksud bapak?" Tanya Husein.

Pak Darso mulai menceritakan semuanya dan juga memberikan file yang berisi rekaman cctv asli di ruangan Yusuf. Dan juga bukti kerjasama dia dengan Aruna dan elena.

°°°°°

Zainab telah selesai mengompres dan memberi obat untuk Yusuf. Laki-laki itu sempat tertidur namun tidurnya tidak nyenyak. Dalam kondisi yang masih tertidur, Yusuf mengingau kan istrinya.

"Sya mas rindu." Kalimat itu terus berulang dari mulut Yusuf.

Zainab sudah menangis kembali melihat putranya yang seperti itu, Azhar memeluk istrinya untuk menenangkan. Zainab tidak berhenti membelai rambut Yusuf. Suhu tubuh Yusuf belum juga turun.

Setelah beberapa saat terdengar suara Husein dan Yesya yang memberikan salam. Zainab dan Azhar segera turun dan membukakan pintu untuk Husein dan Yesya. Setelah di persilahkan masuk Husein menjelaskan semuanya.

"Yah, nda dimana Yusuf? Ada kabar baik yang ingin Husein sampaikan" Tanya Husein.

"Yusuf di kamar nak, dia demam." Jawab Azhar.

"Sekarang bagaimana kondisi mas Yusuf nda, yah?" Tanya Yesya dengan khawatir.

"Sedari tadi dia memanggil-manggil nama kamu nak."

"Boleh sya ketemu mas Yusuf nda, yah?" Azhar dan Zainab tentu saja mengizinkan nya. Yesya segera naik untuk menuju ke kamar Yusuf.

"Yah, nda, ternyata perkataan Yusuf itu benar. Husein sudah menemukan buktinya." Husein menjelaskan semuanya tentang bagaimana dia mendapatkan rekaman tersebut.

Azhar dan Zainab tidak berhenti melafalkan hamdalah saat mendengar kabar ini. Setelah menjelaskan hal tersebut, Husein memberitahukan kabar baik yang kedua.

"Dan ada satu lagi kabar baik nda yah"

"Apa itu nak?" Tanya Zainab dan Azhar bersamaan.

"Alhamdulillah Yesya sudah mengandung nda, yah." Azhar dan Zainab bersujud syukur mendengar kabar gembira hari ini

°°°°°°

Y

esya telah berada di depan pintu kamar Yusuf yang tampak terbuka. Yesya segera memasuki kamar Yusuf, dia benar-benar rindu dengan suaminya itu.

Yesya melihat Yusuf yang terbaring lemah di kasurnya. Dan ternyata benar apa yang dibilang oleh Azhar tadi. Yusuf sedang mengingau kan Yesya.

"Sya mas rindu." Kalimat itu di dengar langsung oleh Yesya. Perempuan itu kembali menitihkan air mata karena tidak tega melihat Yusuf.

"Mas, sya di sini" Yesya meraih tangan kanan Yusuf lalu memeluknya.

"Maafin sya mas, sekarang sya udah ada di sini." Yusuf tetap tertidur dan mengingau.

"Sya maafin mas." Kini kalimat yang di ucapkan Yusuf berganti.

Tiba-tiba tubuh Yusuf menggigil hebat. Yesya yang panik segera memanggil Husein, Azhar dan Zainab. Mereka semua langsung memasuki kamar Yusuf.

"D-dingin" lirih Yusuf.

Zainab kembali memeriksa suhu tubuh Yusuf dan ternyata suhu nya yang tadi tiga puluh delapan derajat Celcius naik ke angka empat puluh.

"Yah, suhu tubuh Yusuf naik lagi, ini tinggi sekali yah" semua orang di sana sangat merasa khawatir dengan kondisi Yusuf, apalagi Yesya yang sedari tadi menggenggam tangan Yusuf yang terasa dingin.

"Sebentar, ayah akan telpon dokter anam dulu." Azhar menghubungi dokter yang biasa menangani dan mengobati keluarga ndalem.

Sebelum dokter datang, Zahra dan Farhan yang baru saja pulang dari tempat kerja terkejut melihat kondisi Yusuf. Zahra dan Farhan juga sudah mengetahui akar permasalahan kemarin.

Tidak lama kemudian, seorang lelaki dengan jas putih dan name tag yang bertuliskan dr. anam sudah tiba di ndalem. Segera dokter tersebut memeriksa Yusuf dan kemudian memberikan resep obat.

"Pak, buk tubuh mas Yusuf benar-benar lemah karena sepertinya mas Yusuf beberapa hari kebelakang ini jarang makan dan juga minum. Dan ada beberapa faktor lain juga yang menyebabkan mas Yusuf mengalami demam tinggi. Jadi setelah minum obat nutrisi yang masuk kedalam tubuh mas Yusuf mohon di jaga." Zahra dan Farhan pergi untuk menebus obat tersebut.

"Yusuf, bangun nak minum obat dulu, liat ini ada siapa." Zainab berusaha membangunkan Yusuf dengan mengusap-usap kepalanya.

Tidak lama Yusuf pun terbangun, Yusuf bisa melihat dengan jelas sudah ada Yesya di sampingnya.

"S-sya?" Lirih Yusuf. Yusuf berusaha untuk bangun lalu memeluk tubuh Yesya.

"S-sayang ini kamu? Sayang mas mohon maafin mas, mas nggak mau pisah dari kamu" Yusuf menangis sambil memohon dan menggenggam tangan Yesya . Semua orang yang ada di sana bisa merasakan ketulusan hati Yusuf kepada istrinya.

"Yusuf, mas udah temuin bukti, kamu sekarang tenang ya jangan pikirin hal-hal lain, fokus dengan kesehatan kamu." Ujar Husein sembari mengusap pundak Yusuf.

"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah." lirih Yusuf.

"Mas, sekarang sya udah ada disini, sekarang mas minum obat dulu ya." Yusuf menurut.

Setelah meminum obat tersebut Yusuf kembali di suruh untuk istirahat dan tidak lama laki-laki itu tertidur.

Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang