Sya, ayo bangun

622 17 4
                                    

⚠️ cerita ini direvisi ulang ya guys. Terimakasih sudah baca, jangan lupa vote dan komen. Terimakasih🙏🥰
____________________________________

Keesokan harinya Yusuf di pindahkan ke ruang rawat inap biasa. Sedangkan Yesya masih berada di ruangan ICU. Husein hanya bisa melihat adiknya dari luar pintu ruangan tersebut karena dirinya tidak diizinkan masuk.

Husein sudah berantakan karena selama empat hari ini dia selalu di rumah sakit dan tidak mau pulang, dia hanya berganti pakaian yang dibawakan oleh Azhar dan Zainab.

Setelah shalat Dzuhur Yusuf kembali terbangun dari tidurnya. Lagi-lagi dia menanyakan dimana Yesya. Namun Azhar dan Zainab masih tetap tidak memberi tahu Yusuf.

Mereka menjelaskan bahwa Yesya sedang pulang sebentar untuk mengganti pakaian. Sebenarnya hati Yusuf merasa tidak terima dengan penjelasan dari kedua orangtuanya. Namun dia tidak memiliki banyak tenaga untuk berbicara.

Selama lima hari ini Yesya tidak kunjung sadar dari komanya. Perempuan itu masih betah memejamkan kedua mata indahnya.

"Bunda, ayah jawab. Dimana Yesya sebenarnya berada. Sudah lima hari Yusuf tidak melihatnya. Kenapa kalian seperti menutupi sesuatu" ucap Yusuf yang sudah berlinangan air mata.

Untuk kali ini Azhar dan Zainab mencoba untuk jujur. Mereka takut kalau emosi Yusuf memuncak dan bisa membahayakan dirinya sendiri. Hal ini pun telah di setujui oleh Husein.

"Nak, organ yang di donor kan kepada mu sebenarnya adalah milik Yesya. Namun saat operasi penutupan Yesya mengalami pendarahan sehingga sampai sekarang Yesya masih di nyatakan koma."

"Kenapa Ayah sama bunda nggak bilang dari awal. Yusuf nggak butuh organ ini, Yusuf hanya butuh Yesya. Yusuf menyesal karena sudah kasar sama Yesya. Dan sekarang Yusuf hanya butuh dia." Cairan bening itu sudah benar-benar membasahi pipi bahkan baju yang dikenakan oleh Yusuf.

"Kamu harus nya bersyukur Yusuf, ini semua terjadi juga karena kecerobohan kamu, kenapa kamu nekat minum-minuman haram itu." Seka Azhar dan membuat Yusuf terdiam.

"Maaf yah, nda Yusuf salah, Yusuf mau ketemu Yesya sekarang juga yah, nda."

"Kamu masih belum boleh banyak gerak nak." Ujar Azhar berusaha menasehati Yusuf.

Yusuf memang sudah memasuki tahap pemulihan. Namun masih belum bisa banyak gerak dan juga masih harus dirawat selama beberapa hari lagi.
Yusuf nekad ingin beranjak dari tempat tidurnya sambil menahan rasa sakit bekas pembedahan kemarin. Azhar dan Zainab panik melihat Yusuf yang nekad.

"Nak jangan begini. Nanti kamu akan semakin sakit. Apa kamu mau Yesya menjadi sedih akibat ulah mu sendiri."

Yusuf tidak mendengarkan perkataan Azhar. Dia tetap kekeh untuk melihat keadaan Yesya.

"Yusuf mau lihat Yesya yah."

"Tunggu sebentar. Ayah bilang sama dokter dulu." Yusuf kali ini menurut.

Setelah meminta persetujuan dokter akhirnya Yusuf di izinkan untuk menemui Yesya. Yusuf dipapah oleh Azhar dan juga Husein untuk duduk di sebuah kursi roda.

Melihat Yusuf yang begitu, membuat Husein mengetahui bahwa cinta Yusuf kepada adiknya sudah mulai tumbuh. Husein pun mengucapkan rasa syukur di dalam hatinya.

"Alhamdulillah. Terimakasih ya Allah sudah melunakkan hati nya." Husein pun menghantarkan Yusuf menuju ruang tempat Yesya di rawat.

Husein menghantarkan Yusuf tepat di depan kasur Yesya. Terlihat perempuan itu masih terbaring lemah. Husein meninggalkan Yusuf agar laki-laki itu menjadi leluasa untuk meluapkan semua isi hatinya. Yusuf mulai meraih tangan kecil milik istrinya.

"Sya makasih udah rela berkorban demi saya. Sekarang kamu bangun ya? saya janji nggak akan mengulangi kesalahan yang sama. Maafkan saya yang sudah berani melukai hati mu. Saya akan melepas cincin ini dan menggantinya dengan cincin nikah kita."

Yusuf benar-benar melepas cincin yang masih di kenakannya dan mengambil satu cincin yang masih tersimpan di saku celananya, lalu Yusuf membuang kedua cincin itu dari jendela kamar Yesya yang berbatasan langsung dengan sebuah aliran sungai kecil.

"Sekarang kamu bangun ya sayang saya sangat menyesal." Ujar Yusuf.

Yesya masih belum merespon perkataan Yusuf. Karena waktu menjenguk telah habis, Husein kembali untuk menjemput dan membawa Yusuf kembali ke ruang inap nya.

"Suf, kita balik ya?" Ujar Husein kepada adik ipar nya itu.

"Nggak mas, Yusuf mau di sini. Yusuf mau nungguin Yesya sampai sembuh." Husein mengusap punggung Yusuf.

"Suf, jangan seperti ini. Insyaallah Yesya akan segera sembuh." Husein semakin sedih ketika melihat Yusuf yang benar-benar hancur.

"Mas, maafkan Yusuf sudah berani melukai hati adik mas, sekarang Yusuf menyesal mas. Berikan Yusuf kesempatan untuk berubah mas." Ucap Yusuf dengan suara yang sesegukan.

Husein tidak sampai hati melihat Yusuf seperti ini. Hingga laki-laki itu memeluk tubuh Yusuf. "Sebenarnya mas juga sakit kalau kamu sakiti adik mas, tapi mas akan memberikan kamu kesempatan untuk memperbaiki diri."

"Terimakasih mas." Lirih Yusuf.

"Iya sama-sama. Sekarang kamu balik dulu ya." Setelah beberapa kali membujuk Yusuf akhirnya Husein berhasil dan membawa nya keruangan awal.

Yesya malam ini di beri beberapa tindakan supaya bisa kembali sadar. Sedangkan di ruangan nya Yusuf sedang di bujuk oleh Zainab agar mau makan.

"Nak makan ya sayang. Bunda nggak mau kamu sakit lagi." Yusuf menggelengkan kepalanya.

Zainab sudah putus asa membujuk putranya. Sehingga malam itu kebutuhan Yusuf hanya di penuhi oleh asupan dari cairan infus.

Di keesokan paginya Yusuf meminta untuk kembali mengunjungi ruang tempat Yesya di rawat. Setelah tindakan tadi malam Alhamdulillah kondisi Yesya semakin membaik. Namun perempuan itu masih belum terbangun. Lama Yusuf berada di sana, namun Yesya tetap memejamkan matanya.

Setelah shalat Maghrib Yusuf kembali ke ruangan Yesya. Yusuf kembali mencoba membangun kan Yesya.

"Assalamualaikum sayang. Ayo bangun saya rindu kamu." Yusuf tak kunjung mendapatkan jawaban dari Yesya.

Yusuf merasa frustasi kemudian dia menjatuhkan kepalanya di pinggir kasur Yesya dengan beralaskan kedua tangan nya.

Cukup lama Yusuf menangis di posisi itu. Sehingga dia tidak sadar kalau Yesya sudah terbangun dari masa kritisnya. Yusuf merasakan ada sebuah tangan yang membelai rambutnya dengan halus.

Seketika Yusuf mendongak dan terlihat kedua mata indah Yesya sudah terbuka dan disertai oleh senyuman yang menghiasi wajah perempuan itu.

Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang