Jeweran Bunda

521 15 0
                                    

⚠️ cerita ini direvisi ulang ya guys. Terimakasih sudah baca, jangan lupa vote dan komen. Terimakasih🙏🥰
____________________________________

"Kok lu udah masuk aja suf. Lu nggak honeymoon kek apa kek?" Tanya Valdy yang terheran melihat Yusuf yang sudah berada di kantor.

Tidak hanya Valdy, para karyawan lain juga bingung mengapa Yusuf hadir di kantor. Tapi tidak ada seorang pun yang berani bertanya.

"Terserah saya, saya mau masuk atau tidak. Kantor ini punya saya" Jawab Yusuf yang telah duduk di bangku ruangannya.

"Gua tau suf. Tapi apa salahnya lu ajakin Yesya liburan gitu." Yusuf mulai membuka laptop nya tanpa menghiraukan pertanyaan Valdy.

Valdy kesal melihat sikap Yusuf yang sedari tadi tidak menanggapi nya.

"Jawab suf?"

"SAYA NGGAK CINTA SAMA DIA VAL." Jawabnya dengan nada yang sedikit tinggi. Valdy terkejut mendengar perkataan Yusuf.

Valdy menepuk pundak Yusuf seraya berkata. "Suf, hati-hati, jaga omongan lu, perasaan itu nggak ada yang tau. Cepat atau lambat lu pasti akan jatuh hati sama Yesya. Dan satu lagi, jangan sampai lu nyakitin hati anak orang dengan lisan lu. Ingat suf, semua hati orang itu ada di tangan Allah."

Yusuf terdiam akan perkataan Valdy. Dia selama ini terlupa bahwa Allah adalah zat yang maha segala-galanya. Termasuk zat membolak-balik hati manusia.

"Maa fi qalbi ghairullah."

Valdy pergi untuk kembali ke ruangannya dan membiarkan Yusuf untuk memikirkan semua perkataan nya tadi.

"Ya Allah" lirih Yusuf sambil memijit pelipisnya.

°°°°°

Mas Husein ku🥰
_____________________


Assalamualaikum dek, apa kabar kamu. Mas kangen banget. Tadi pagi nggak ada yang ngomel pas bangunin tahajjud.

Wa Alaikum salam mas. Sya juga kangen banget sama mas. Kapan mas main ke sini?

Insyaallah nanti malem mas kesana ya. Mas bawain donat kesukaan kamu.

Yeiii. Bener ya mas. Maaciiiii

Iya sama-sama dek. Nanti mas hubungi lagi ya. Mas mau meeting dulu. Assalamualaikum.

Iya mas, wa Alaikum salam.

Husein sebenarnya tadi malam sempat menangis karena adik satu-satunya kini sudah tidak serumah dengan nya. Saat waktu tahajud pun Husein sangat merasa kesepian.

Biasanya Yesya akan berbuat hal-hal konyol yang dapat menghibur dan mewarnai hati Husein. Rumah juga terasa sangat sepi. Tapi ya mau bagaimana lagi, banyak pekerjaan yang harus di selesaikan olehnya.

Setelah membalas pesan dari Husein. Yesya langsung menyelesaikan cuciannya yang sempat tertunda karena ada beberapa barang yang harus di bereskan.

Saat Yesya ada di ruangan untuk mencuci pakaian, Zainab yang baru saja menidurkan Farid pun datang menghampirinya. Zainab akan mempertanyakan pertanyaan yang sempat tertunda saat subuh tadi.

"nak, coba jujur kepada bunda. Apakah Yusuf berbuat kasar kepada mu tadi malam?" Tanya Zainab sambil mengajak Yesya untuk duduk di kursi meja makan.

"Nggak kok nda."

"Bunda minta maaf ya sudah meminta kamu untuk menikah dengan Yusuf. Maafkan juga sikap Yusuf yang selalu dingin kepada mu nak" Zainab meraih kedua tangan Yesya.

Perempuan paruh baya itu terlihat mulai menitihkan air mata karena merasa bersalah akan perlakuan Yusuf kepada Yesya.

"Bunda jangan nangis. Insyaallah suatu saat pasti Gus Yusuf bisa berubah nda." Zainab menyeka air matanya.

Zainab langsung memeluk Yesya dan tidak berhenti mengucapkan terimakasih karena Yesya sudah tulus dalam menerima Yusuf.

Setelah itu mereka berdua melanjutkan pekerjaan rumah yang dilakukan dengan bersama-sama, serta bermain dengan Farid.

°°°°

"Gimana sya, Dia nggak ada jahatin kamu kan?" Tanya Aruna yang sedang menelpon Yesya hanya untuk menanyakan kabar sahabatnya itu.

Aruna takut kalau Yusuf akan memperlakukan Yesya dengan sikap yang tidak baik.

"Alhamdulillah nggak ada na. Tapi aku berharap dia akan cepat sadar" ujar Yesya pula.

Mereka mengobrol sebentar lalu melanjutkan pekerjaan masing-masing.

Yusuf telah menyelesaikan semua pekerjaan nya. Waktunya pulang ke rumah. Saat di perjalanan pikiran nya berkecamuk dan masih terbayang perkataan Valdy saat di ruangan nya tadi.

Untung saja saat di perjalanan laki-laki itu tidak mengalami apapun. pada akhirnya dia telah sampai di ndalem tepat pukul setengah lima sore.

"Assalamualaikum" ucap Yusuf dan kemudian dijawab oleh Ayah, bunda, dan juga Yesya. Yusuf menyalami kedua orangtuanya dan melewati Yesya. Padahal perempuan itu sudah mengulurkan tangannya.

"Kebiasaan ya, istrinya udah mau Salim kamu malah lewatin begitu aja." Zainab menarik telinga Yusuf dengan keras karena sudah benar-benar kesal.

"Arrrkkhh, sakit, ampun bunda."

Yusuf meringis kesakitan karena semakin lama jeweran Zainab semakin keras. Azhar tertawa melihat Yusuf, sedangkan Yesya hanya bisa menahan tawanya.

"Bunda ku sayang, surgaku lepasin yaaa. Kuping Yusuf sakitt, nanti kuping Yusuf Lepas loh." Tawa Yesya semakin tidak bisa di tahan. Perempuan itu menutup mulutnya dan mengulum senyumnya.

"Minta maaf kamu sama yesya pakai kalimat yang tulus dan manis." Yusuf menghela nafasnya saat mendengar suruhan Zainab.

"Maafkan saya ya."

"YUSUF, BUNDA BILANG APA?." Meskipun terpaksa akhirnya Yusuf merangkai kata-kata manis supaya jeweran bundanya lepas.

"Wahai istriku yang cantik, maafkan saya yaa, saya janji nggak akan mengulangi nya lagi."

Blushh. Wajah Yesya memerah mendengar pujian Yusuf meskipun itu bukanlah sebuah kalimat yang tulus dari hati Yusuf sendiri.

"Iya Gus."

Yusuf mengulurkan tangannya kearah Yesya dengan segera perempuan itu menerima lalu menciumnya.

Setelah itu Yusuf izin untuk pergi membersihkan dirinya yang terasa lengket dan juga keringat yang sudah membasahi rambutnya.

Yesya mengikuti Yusuf untuk segera menyiapkan pakaian laki-laki itu. Sedangkan Yusuf masih sibuk mencari keberadaan handuknya yang entah dimana.

Yusuf mengacak rambutnya sendiri karena tidak juga menemukan handuknya. Yesya yang menyadari gerak-gerik Yusuf pun bertanya.

"Gus cari apa?" Yusuf melihat kearah Yesya.

"Handuk." Yesya menggelengkan kepalanya karena posisi handuk itu sebenarnya ada di dekat Yusuf.

"Itu yang di dekat lemari apa?" Tanya Yesya sembari meraih handuk itu dan memberikan nya kepada Yusuf.

"Terimakasih" ucap Yusuf lalu bergegas untuk segera mandi.

Sedangkan Yesya duduk di meja belajar Yusuf sambil cheatan dengan kakak nya. Banyak hal random yang Yesya bicarakan dengan Husein dan Aruna hingga Yesya tidak sadar kalau Yusuf sudah keluar dari kamar mandi.

"Aaaaaa" teriak Yesya dan reflek Yusuf menutup mulut Yesya dengan tangannya.

Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang