⚠️ cerita ini direvisi ulang ya guys. Terimakasih sudah baca, jangan lupa vote dan komen. Terimakasih🙏🥰
____________________________________Yesya pergi menuju ke salah satu saung yang ada di pesantren itu. Yesya mulai duduk sambil melihat suasana pesantren yang sepi karena semua santri telah tidur.
Angin malam terasa sangat dingin menusuk kulit. Hanya ada suara jangkrik yang terdengar sangat nyaring. Perlahan air mata Yesya mulai menetes
karena teringat akan perlakuan Yusuf kepadanya."Ya Allah berikanlah sya kelapangan hati dalam menghadapi Gus Yusuf, dan lembut kanlah hati Gus Yusuf agar bisa menerima Sya."
Tiba-tiba ada seseorang yang duduk di samping Yesya dan ternyata itu adalah Zahra. Ternyata sedari tadi kakak Yusuf itu mengikuti Yesya.
"Sya?" Yesya yang sedikit terkejut segera menghapus air matanya dan berusaha menutup kesedihan nya.
"Iya mbak?" Yesya masih mencoba tersenyum kearah Zahra.
Zahra langsung memeluk tubuh Yesya kemudian mengusap punggung perempuan itu dengan lembut. Tidak tahan dengan semuanya, Yesya menangis di pelukan Zahra.
Zahra menunggu Yesya sampai perempuan itu merasa tenang. Setelah sedikit tenang Zahra mulai berbicara.
"Ternyata selama ini Yusuf berlaku kasar sama kamu ya dek?" Yesya tidak menjawab. Dia bingung harus menjawab apa.
"Nggak kok mbak, Sya lagi kangen aja sama mas Husein." Zahra menggelengkan kepalanya.
"Jangan bohong kamu, tadi mbak denger semua kok." Yesya menjadi panik. Dia takut kalau Zahra akan memberi tahukan hal ini kepada Azhar dan Zainab.
"Mbak sya mohon jangan bilang ini sama bunda, Ayah. Sya mohon mbak." Zahra semakin tidak tega melihat Yesya yang sampai memohon-mohon.
"Tapi kamu harus jujur sama mbak, coba kasih tau mbak, Yusuf habis ngapain kamu. Tadi mbak sempat dengar Yusuf membentak kamu."
Pada saat Yusuf dan Yesya bertengkar tadi, Zahra memang sempat mendengar nya karena Zahra sedang naik ke lantai dua untuk mencari sebuah barang yang sedang di butuhkan olehnya.
Yesya pun mulai menjelaskan apa penyebab kemarahan Yusuf tadi kepada dirinya.
"Gus Yusuf tadi cuma tersinggung gara-gara mas Husein bawain donat untuk sya."
Alis Zahra saling bertautan mendengar penjelasan dari Yesya. Menurut dirinya itu adalah penjelasan yang konyol, dan juga tidak masuk akal.
"Maksudnya?" Zahra tidak puas dengan penjelasan Yesya.
Yesya memberanikan diri untuk menjelaskan permasalahan tadi secara detail supaya Zahra tidak selalu mencercanya dengan berbagai pertanyaan.
"Jadi hanya karena itu?" Tanya Zahra yang kemudian di angguki oleh Yesya.
"Maafin Yusuf ya sya." Yesya mengangguk seraya tersenyum.
"Iya mbak. Mungkin Gus Yusuf sedang capek jadi mood nya lagi nggak baik."
Setelah pembicaraan itu Zahra mengajak Yesya untuk kembali masuk ke ndalem. Yesya pun menurut. Sesampainya di ndalem Yesya kembali ke kamar nya.
Saat Yesya masuk ke kamarnya, terlihat Yusuf masih tertidur pulas. Sama seperti tadi malam Yesya tidur di bawah bersama Yusuf namun dengan jarak yang berjauhan.
Tepat pada jam tiga pagi Yusuf terbangun dari tidurnya. Dia menyadari bahwa tubuhnya telah tertutup selimut dan ada sebuah bantal di kepala nya.
Saat Yusuf sedang ngulet tiba-tiba tangan nya menyenggol sesuatu yang terasa dingin. Yusuf segera duduk dan melihat ternyata itu adalah tangannya Yesya.
Yusuf terkejut karena merasa tangan Yesya sangat dingin. Untuk kembali memastikan Yusuf mencoba kembali menyentuh tangan istrinya itu.
"Ya Allah, kok dingin banget?"
Yusuf panik dan segera mengangkat tubuh Yesya keatas kasur. Dan kemudian laki-laki itu segera mengambil alat pengecek suhu tubuh.
Yusuf langsung mengarahkan alat tersebut kearah kening istrinya. Dan ternyata suhu tubuh Yesya naik. Yusuf segera berlari menuju ke kamar Zainab dan Azhar, karena sudah pasti bunda dan Ayah nya sudah bangun untuk shalat tahajjud.
Sesampainya di depan pintu kamar Azhar dan Zainab, Yusuf mulai mengetuk pintu kamar tersebut.
"Assalamualaikum bunda, ini Yusuf, bisa tolongin Yusuf nggak?" Mendengar panggilan Yusuf Zainab segera keluar dari kamarnya.
"Wa Alaikum salam nak. Ada apa pagi-pagi gini nyariin bunda?" Tanya Zainab.
"Yesya demam nda."
Zainab segera bergegas menuju ke kamar Yesya. Sesampainya di kamar tersebut Zainab segera mengecek kondisi tubuh Yesya dan ternyata perkataan Yusuf benar.
Zainab memerintahkan Yusuf untuk mengambil air hangat dan juga kain untuk mengompres. Setelah semuanya siap, Zainab mulai mengobati menantunya itu.
Beberapa saat kemudian Yesya terbangun. "Ndaa" lirih perempuan itu.
"Iya sayang, bunda di sini nak." Zainab menggenggam tangan Yesya.
"M-aaf sya udah ngerepotin." Belum sempat Zainab menjawab, Yusuf terlebih dahulu menjawabnya.
"Memang ngerepotin" reflek Zainab langsung menegur laki-laki itu.
"YUSUF"
Yusuf segera menundukkan pandangan nya dan keluar dari tempat itu dengan meninggalkan ibu dan istri nya itu.
"Jangan dengerin Yusuf ya nak" Yesya pun mengangguk kecil.
Saat shalat subuh Yusuf di masjid sedangkan Yesya ada di kamarnya. Setelah selesai shalat Yesya kembali berdoa dengan doa yang masih sama.
Yaitu doa untuk memohon agar Yusuf dapat segera berubah dan bisa mencintai dirinya. Setelah subuh Zahra datang untuk menemui Yesya sebentar.
Waktu subuh telah berlalu, Yusuf dan Azhar kembali ke ndalem."Assalamualaikum" ucap mereka berdua bersamaan dan kemudian dijawab oleh Zahra dan Zainab.
Yusuf diminta oleh Zainab untuk membawakan sebuah baki yang berisi makanan dan minuman untuk Yesya. Karena takut akan Azhar dan Zainab akhirnya Yusuf menurut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)
Romanceبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Bagaimana perasaan kalian ketika di jodohkan dengan seseorang yang sama sekali tidak kalian cintai? Tentu sulit bukan? Itulah yang dialami oleh Yesya dan Yusuf. Hanya Yesya yang mau berusaha mencintai Yusuf unt...