Bab 4 - Bukti ✓

5.4K 211 35
                                    


"Orang yang melakukan kejahatan akan lebih sial dari pada orang yang ia perlakukan dengan jahat."

~Happy Reading~



Jam menunjukan pukul 5 sore, Gretha sudah berada di depan rumahnya. Veno tadi menawarkan untuk mengantarnya pulang, tetapi dia menolak. Namun, Veno tetap memaksanya untuk ikut. Akhirnya dia pun hanya bisa pasrah, dan masuk ke dalam mobil Veno. Dan ntuk jenazah Fany, telah dikuburkan selesai asar tadi.

"Heh jal*ng! Darimana aja kamu?" tanya Ana pada Gretha yang baru saja menginjakkan kakinya ke dalam rumah.

"Palingan habis jual diri Ma. Secara, kan, barang murahan," fitnah Nana kepada Gretha.

Gretha yang mendengar segala macam hinaan dan fitnah yang ditudingkan kepadanya pun merasa emosi.

Dia baru saja kehilangan satu-satunya sahabatnya. Dan sekarang, baru menginjakkan kaki di dalam rumah, dirinya sudah langsung difitnah yang tidak-tidak oleh dua iblis di hadapannya ini. Dia tidak akan mendiamkan hal ini lagi, baginya mereka sudah keterlaluan.

"Aku baru pulang dari rumah sakit. Sahabatku baru aja meninggal dan pulang-pulang kalian langsung menuduhku sembarangan?"kesalnya.

"Heh! Udahlah nggak usah ngeles lagi lo," ucap Nana sambil tersenyum mengejek.

"Oh ya, emangnya lo ada bukti? Coba tunjukkin ke gue. Nggak ada kan? Jadi diam aja, atau nggak mulut lo itu gue sobek," ancamnya.

Dia tidak akan membiarkan dirinya ditindas lagi oleh devil twins di hadapannya ini. Sudah cukup selama ini dia bersabar. Stok kesabarannya pun sudah habis dan tidak ada lagi yang menjualnya.

"Y-ya emang kita nggak ada bukti. Tapi gue pernah lihat lo diantar sama om-om, mana udah tua lagi," ucap Nana terbata-bata.

"Oh gitu, kebetulan gue mau ngasih lo hadiah." Gretha merogoh saku celana yang dipakainya.

"Nih, lihat! Mana orang yang beneran cocok dikatai jal*ng," sarkasnya penuh penekanan di setiap kata dengan bibir yang terus tersenyum.

Gretha menunjukkan devil twins sebuah video yang memperlihatkan seorang gadis yang sedang berciuman di jalanan sepi dengan om-om berperut sedikit buncit. Ketika itu dirinya ingin belanja ke warung. Namun, di pertengahan jalan sepi, ia melihat sosok gadis yang sangat dikenalnya.

Yapss, gadis itu adalah Nana. Saat itu Nana baru pulang dari kafe bersama temannya. Namun, salah satu pengunjung kafe di sana ada yang menawarkannya tumpangan. Hingga terjadilah aksi ciuman yang tak sengaja disaksikan oleh Gretha.

Gretha merekam itu hanya untuk dijadikan bahan perlindungan diri. Seandainya Nana mengancamnya, dia bisa balik mengancam gadis itu.

Ana dan Nana sama-sama mematung dengan pikiran yang berbeda. Ana yang tidak menyangka anaknya berkelakuan seperti itu. Dan Nana yang merasa kesal karena kejadian itu, direkam oleh Gretha. Ia pun mengepalkan tangannya. Seluruh tubuhnya sudah keringat dingin karena melihat ciuman panas yang dilakukannya di video tersebut.

"Hapus nggak video gue," teriaknya sambil berusaha mengambil handphone milik Gretha.

"Eitss, enak aja ..., bagi dua .... Eh- enak aja lo, pokoknya kalau lo nggak mau video ini kesebar, jangan pernah gangguin gue lagi!" titahnya pada Nana sembari berjalan menuju kamarnya.

Namun, sebelum kakinya menapak sempurna di dalam kamar, ia berhenti dan membalikkan badannya untuk menghadap devil twins.

"Oh iya, satu lagi. Untuk urusan pekerjaan rumah, gue akan mengurus waktu pagi aja, untuk siang sampai malam itu urusan kalian. Mau pakai jasa pembantu atau enggak, I don't care."

 Widower's Fat Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang