Bab 54 - Maaf Mas

3.5K 115 4
                                    

"Cinta karena nafsu hanya akan memberikan kebahagian sesaat. Tapi, cinta yang tulus akan membawa kebahagiaan selamanya."
-smileegirlss

~Happy Reading~



Malam harinya, Gretha memasuki kamarnya dan melihat Veno yang sedang sibuk melihat ke arah laptop, tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali.

Gretha hanya mengedikkan bahanya acuh, kemudian melangkahkan kakinya ke depan cermin.

Veno yang menyadari kedatangan istrinya, segera menutup dan meletakkan laptopnya di nakas samping ranjang. Matanya terus fokus menatap ke arah Gretha yang sedang berdiri di depan cermin.

Gretha mematut pantulan dirinya di cermin, kemudian berputar untuk melihat keseluruhan tubuhnya.

"Uhm, ada untungnya juga koma sebulan. Nggak perlu capek-capek diet, deh," girangnya menatap pantulan tubuhnya yang kini tidak sebesar dulu lagi.

Gretha sudah mengecek timbangannya. Ia sedikit shock kala mengetahui dirinya turun 10 kilogram dari bobot sebelumnya. Sekarang berat badannya hanyalah 56 kilogram.

Gretha merasa puas melihat bentuk tubuhnya yang sudah tergolong ideal ini. Ia tersenyum gembira dengan bibir yang terbuka, sehingga menampilkan deretan giginya yang rapi.

Tanpa dirinya sadari, Veno yang sedari tadi terus memperhatikan dan mendengar ucapannya, menatapnya kesal.

"Kamu kenapa ngomong gitu?" tanya Veno dengan nada yang tak bersahabat. Ia menghampiri istrinya, kemudian memeluk tubuh ramping Gretha dari belakang.

Gretha terkejut merasakan pelukan suaminya. Ia membalikkan tubuhnya untuk menghadap ke arah Veno.

"Kenapa emangnya, Mas?" tanyanya tidak mengerti.

Veno membenamkan wajahnya di ceruk leher Gretha. "Kamu nggak boleh ngomong gitu lagi. Aku nggak mau kamu koma seperti itu lagi. Aku nggak sanggup melihat kamu terbaring di ranjang rumah sakit. Kamu tau nggak?" Veno menguraikan pelukannya, kemudian menatap serius Gretha dengan mata yang memerah.

"Nggak tau," jawab Gretha dengan gelengan kecil.

"Aku hampir gila pas tau kamu mengalami koma. Kalau bukan karena dukungan dari yang lain, mungkin aku nggak bakal sanggup ngelewatin hari yang berat seperti itu, bahkan hanya untuk sehari pun, mungkin sulit." Setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.

Veno menangkup pipi Gretha dengan kedua tangannya.

"Kamu nggak tau, kan, bagaimana khawatirnya aku saat kamu nggak sadar?" ucapnya sedikit kesal. "Dan dengan seenaknya kamu mengatakan kalau itu ada untungnya." lanjutnya sedikit menaikkan nada bicaranya.

Gretha menunduk, merasa bersalah. "Maaf Mas, aku salah. Jangan marah lagi, ya," bujuknya sedikit takut karena baru pertama kalinya Veno begitu marah kepadanya.

Gretha memeluk Veno, kemudian menangis lirih di pelukan itu. "Maaf Mas, aku salah. Aku nggak akan bicara kayak gitu lagi," ucapnya dengan tersedu-sedu.

Veno meredam emosinya kala melihat istrinya menangis. Ia ikutan memeluk Gretha dan mendekap erat tubuh kecil itu.

"Mas nggak marah kok, Sayang. Kamu jangan ngomong seperti itu lagi ya. Kamu sangat berarti bagi mas dan Alex. Mas nggak bisa membayangkan jika mas harus kehilangan kamu," ucapnya seraya mengusap kepala istrinya dengan lembut.

Hatinya terasa perih kala mendengar tangisan pilu istrinya. "Jangan nangis lagi, Sayang," ucapnya yang hanya dijawab dengan anggukan kecil saja. Veno mengecup kepala Gretha berulang kali.

 Widower's Fat Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang