"Tidak melihatmu sebentar saja, membuat hidupku hampa. Kau sangat berarti bagiku, untuk saat ini, kedepannya, maupun selamanya."
-smileegirlss~Happy Reading~
•
•
•Saat ini, Veno tengah duduk di sofa ruangannya. Ia merasa sangat merindukan Gretha, walaupun tadi pagi baru saja melihatnya.
"Kangen banget. Apa gue ke kafenya aja yah?" Gumamnya bertanya-tanya.
Ia kemudian mengambil handphonenya yang berada di dalam saku celana, lalu mencari nomor telepon Gretha. Ketika sudah ketemu, ia langsung menghubunginya.
"Halo, Kak," sapa Gretha yang berada di sebrang telepon.
"Iya, Tha."
"Kakak kenapa nelpon aku?"
"Aku cuma mau nanya. Aku boleh nggak ke kafe kamu?"
"Kak mau ke kafe aku? Yaudah Kak, kesini aja. Nggak ada larangan kok."
"Bukan gitu. Aku kesana, mau ngobrol sama kamu," jelasnya.
"Ngobrol apa ya Kak? Nggak bisa di rumah aja?"
Veno bingung menjawab pertanyaan Gretha seperti apa. Kan nggak mungkin dirinya mengatakan, kalau ia merindukan gadis itu.
"Halo Kak! Kok nggak ada suaranya."
Veno tersadar dari lamunannya. "Aku cuma mau ngobrol tentang sesuatu. Boleh nggak?" Tanyanya lagi memastikan.
"Tapi kak, disini banyak karyawan kamu. Gimana kalau ada yang curiga tentang hubungan kita?"
Veno menyuruh Gretha untuk menunggu dirinya di kafe. Ia kemudian mematikan sambungan telepon yang tadinya masih tersambung.
Di sisi lain, Gretha merasa bingung melihat para pelanggannya yang merupakan karyawan Veno, pergi keluar dari kafenya secara bersamaan.
Ia menghentikan salah satu pelanggan. "Kalian kenapa pada pergi?"
"Oh Kak, ini si bos nyuruh kita balik sekarang. Katanya ada tugas yang harus diselesaikan."
Gretha pun hanya manggut-manggut mengerti.
"Aku permisi ya Kak. Takutnya, kena marah Pak Veno," ucapnya, lalu dibalas anggukan oleh Gretha.
Gretha heran, ini kan masih jam istirahat. Lalu mengapa mereka disuruh kembali bekerja secepat itu?
Tak lama kemudian lonceng kafe berbunyi, pertanda ada seseorang yang masuk. Gretha menolehkan pandangannya ke arah pintu kafe.
Ia langsung berdiri dan menghampiri Veno yang saat ini melangkah masuk ke dalam kafe.
"Kak, karyawan Kakak kenapa di panggil sih? Mereka tadi lagi makan loh, di sini. Sayang, tuh, kuenya mereka pada enggak habis." Ia menunjuk ke beberapa meja yang terdapat kue di atasnya.
Mungkin karena terlalu takut, jika telat ke kantor. Makanya, mereka sampai melupakan kue yang sudah mereka pesan.
"Mereka udah bayar loh, Kak. Kenapa sih tiba-tiba dipanggil?" Kesalnya sambil memanyunkan bibirnya ke depan.
Veno yang melihat Gretha memanyunkan bibir, merasa sangat gemas. Ingin rasanya bibir itu, ia lahap habis.
"Udah nggak usah dipikirin. Aku udah nyuruh Sandi ganti uang mereka kok."
Ingatan Veno kembali ke beberapa menit yang lalu.
Setelah mematikan panggilannya dengan Gretha. Ia pun, menelpon Sandi.
![](https://img.wattpad.com/cover/369092948-288-k61205.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Widower's Fat Wife [End]
Romansa⚠️ZONA BAPER⚠️ Menikah dengan suami sahabatnya sendiri? Tidak pernah ada di dalam kamus seorang gadis bernama Gretha. Gretha, si gadis bertubuh overweight, mengalami hal yang tidak pernah sama sekali dibayangkannya akan terjadi. Ia berharap menikah...