"Benci dan cinta itu beda tipis. Jika engkau mengira bahwa dirimu membencinya, itu belum tentu benar. Bisa saja engkau tidak menyadari perasaanmu yang sebenarnya."
-smileegirlss~Happy Reading~
•
•
•Sejak kejadian di kamar tadi, tidak ada satupun yang berani membuka suara, baik Veno maupun Gretha sendiri. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Gretha terdiam malu karena telah membangkitkan gairah suaminya. Sedangkan Veno terlihat santai seperti biasanya.
Padahal tanpa Gretha tahu, suaminya itu masih terus merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa menahan suara sialan itu.
Saat ini, semuanya telah berkumpul di ruang makan. Mereka menyantap makanan yang dimasak oleh Gretha dan Risa dengan lahap.
Mereka memakan makanan, tanpa ada yang membuka suara sama sekali. Hanya bunyi dentingan sendok beradu dengan piring yang mengisi keheningan ruangan itu.
Setelah semuanya selesai sarapan, Gretha, Risa, dan Mika merapikan peralatan makan yang tadi mereka gunakan. Sedangkan ketiga pria berbeda usia itu, masih tetap setia duduk di kursi yang mereka tempati.
"Kalian berdua nggak kerja? Alex nggak pergi sekolah?" Tanya Risa pada ketiganya.
"Sekolah kok Oma," balas Alex setelah meminum susu.
"Kalau kalian?" Ia menatap suami dan anaknya secara bergantian.
"Nggak, Sayang. Aku sudah tugaskan sekretarisku untuk gantiin sehari."
Risa mengangguk mengerti. Kemudian ia beralih menatap anak sulungnya.
"Kerja Ma. Aku nunggu Gretha," balasnya seraya melirik ke arah Gretha sekilas.
Gretha langsung menoleh ke arah Veno. Pipinya bersemu merah mengingat kejadian tadi.
"A--aku nggak ke kafe hari ini, Mas. Kamu dan Alex pergi saja. Kebetulan aku mau ke mall sama Mika."
Mika mengangguk cepat. Memang ia dan Gretha sudah merencanakan untuk pergi ke mall siang ini, dari kemarin malam.
Veno mengangguk mengerti. Ia langsung berdiri dari kursi kemudian mengambil jasnya yang tersampir di atas sofa.
"Kalau begitu, aku sama Alex pamit dulu. Assalamu'alaikum. Alex, ayo Nak," pamitnya pada semua.
"Wa'alaikumussalam," jawab keempatnya serentak.
Veno melenggang keluar bersama dengan Alex di sampingnya.
🥀🥀🥀
"Kak gimana, udah dipakai apa belum?" Tanya Mika sambil menaik turunkan alisnya. Saat ini keduanya tengah berada di mall yang pernah mereka datangi.
Gretha mengernyitkan alisnya bingung. "Pakai apa?" Tanyanya balik.
"Baju dinasnya, Kak," balasnya sambil tersenyum menggoda.
Pipi Gretha memerah padam, ketika teringat kejadian tadi pagi. "Ng--nggak kok," jawabnya terbata-bata.
Mika tersenyum mengejek. "Yakin nih belum dipakai, kok pipinya merah gitu?"
"Ih, Mika. Kita bahas yang lain aja," rengeknya kepada Mika yang sudah tertawa.
"Iya Kak, iya. Oh ya, tadi Kakak bilang mau ngajak sepupu Kakak, kan? Kok belum datang juga?" Ia melihat ke sekeliling mall.
Gretha tersenyum. Ia menoleh ke arah Mika.
"Sepupu kakak nungguin di kafe itu," tunjuknya ke sebuah kafe yang sudah ramai akan pelanggan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Widower's Fat Wife [End]
Romance⚠️ZONA BAPER⚠️ Menikah dengan suami sahabatnya sendiri? Tidak pernah ada di dalam kamus seorang gadis bernama Gretha. Gretha, si gadis bertubuh overweight, mengalami hal yang tidak pernah sama sekali dibayangkannya akan terjadi. Ia berharap menikah...