Bab 6 - Lamaran

5.8K 251 55
                                    

"Jangan bandingkan pernikahanmu dengan orang lain, setiap rumah tangga pasti ada kesulitannya masing-masing."

~Happy Reading~


Hari ini, bertepatan dengan tiga Minggu menjelang hari H diadakannya pernikahan Veno dan Gretha. Keluarga Aldebaran datang ke rumah Gretha ingin menyampaikan niat baik mereka untuk melamar Gretha kepada sang ayah, Andi. Mereka akan meminta izin dari Andi sebagai ayah biologisnya Gretha.

Setelah sampai di depan rumah Gretha, mereka disambut dengan baik oleh Ana dan Nana. Senyum merekah di bibir keduanya, melihat keluarga bos Nana ada di depan rumah.

Ya benar, walaupun keluarga Alvarendra memiliki perusahaan sendiri, tetapi Andi menyuruh anak-anaknya untuk mencari pengalaman bekerja sendiri di perusahaan lain.

Nana kebetulan bekerja di perusahaan yang di kelola oleh Veno sendiri sebagai CEO-nya. Untuk Gretha sendiri, ia hanya membuka toko kue di dekat perusahaan Veno.  Toko itu baru berkembang belum lama ini. Dia membukanya setahun yang lalu.

"Eh, masuk dulu Pak, Buk," ucap Nana dengan suara yang diimut-imutkan. Ia yakin kedatangan keluarga Aldebaran, pasti ada sangkut pautnya dengan dirinya.

Ana pun meminta izin untuk memanggil suaminya yang berada di dalam kamar.

Andi yang mendengar kedatangan keluarga Aldebaran pun, terkejut. Pasalnya, keluarga Aldebaran merupakan salah satu keluarga terpandang dan terkaya di Jakarta.

Tidak ada satu pun dari para pengusaha yang tidak mengenal Hendra Aldebaran dan anaknya, Veno Lethanio Aldebaran.

"Loh, mereka kok bisa datang kesini Ma? Papa nggak punya hutang, tuh, sama mereka," tanya Andi sebelum beranjak keluar.

"Nggak tau, Pa. Tapi kayaknya ada kaitannya sama Nana, Pa. Soalnya, Veno itu bosnya Nana," ucapnya dengan tersenyum.

"Oh ya sudah, kita keluar saja daripada mereka menunggu lama."

Sesampainya di ruang tamu, keluarga Aldebaran bangkit dari duduk mereka untuk menyalami dan menyapa Andi, sang kepala keluarga.

Andi yang melihat kedatangan mereka pun, hanya bisa tersenyum. Namun, di dalam hatinya terbesit rasa takut karena dia tidak tahu alasan keluarga itu mengunjungi rumahnya secara mendadak begini.

Ia yakin, baik dirinya maupun perusahaannya tidak pernah sama sekali menyinggung keluarga Aldebaran maupun perusahaan mereka.

Lalu mengapa keluarga tersebut mengunjungi mereka? Terlebih lagi dengan membawa banyak barang yang di letakkan di lantai rumah mereka.

Kenapa rasanya ini seperti hantaran lamaran saja?

"Silakan duduk Pak, Buk," ucap Andi kepada semuanya.

"Kalau boleh tahu, maksud kedatangan kalian kesini, ada apa, ya?" tanya Andi, bingung.

Hendra sebagai kepala keluarga Aldebaran pun, mengangkat suara.

"Maaf jika mengganggu waktu kalian semua. Maksud kedatangan kami kesini, ingin meminta izin untuk melamar putri Bapak untuk anak saya, Veno." Sambil menunjuk ke arah sang putra.

Nana yang mendengarnya pun langsung tersenyum bahagia. Pasalnya, ia yakin bahwa putri yang dimaksud oleh Hendra adalah dirinya. Siapa lagi putri Papa yang mengenal Pak Veno, pikirnya.

Dia tidak tahu saja kalau Gretha-lah gadis yang dimaksud Hendra itu.

Andi dan Ana yang mendengarnya pun, tersenyum bahagia. Mereka juga berpikir bahwa Nana-lah gadis yang akan di lamar oleh keluarga ternama di hadapan mereka saat ini.

 Widower's Fat Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang