Bab 51 - Kamu saya talak!

4.9K 126 4
                                    

"Mempercayaimu adalah hal terbodoh yang pernah kulakukan."
-smileegirlss

~Happy Reading~


"Mama," pekik Alex, memasuki ruang inap Gretha berada. Bocah itu berlari mendekati ranjang ibunya dengan senyuman di wajahnya.

Gretha menoleh ke arah sumber suara. Ia tersenyum hangat menatap putranya. Namun dirinya heran, apakah Alex salah memanggilnya dengan sebutan 'mama' seperti dahulu?

Alex naik ke atas brankar milik Gretha dengan bantuan Veno. "Alex kangen banget sama Mama," ungkap Alex, memeluk tubuh Gretha yang sudah mulai bisa digerakkan.

Gretha mengelus kepala Alex dengan sayang. Ia senang bisa melihat anaknya kembali. Meskipun Alex bukan darah dagingnya, tapi Gretha sudah menganggap anak itu sebagai anaknya sendiri.

"Tante juga kangen banget sama kamu," ungkapnya, masih memeluk Alex.

Alex yang mendengar penuturan ibunya langsung menguraikan pelukan. Ia menatap cemberut Gretha.

"No, bukan tante. Tapi, Mama Gretha," koreksinya dengan memanyunkan bibirnya ke depan.

Gretha menatap bingung ke arah Veno yang hanya dibalas dengan senyuman hangat. Kemudian menoleh kembali melihat Alex yang kini memasang wajah sendu.

Alex kembali memeluk leher Gretha.

"Alex nggak mau kehilangan Mama. Alex sayang sama Mama Gretha. Maafkan Alex, Ma," ucapnya sendu di pelukan Gretha.

Alex membenamkan wajahnya di bahu Gretha dan mulai menangis tersedu-sedu.

"Alex selama ini jahat nggak mau mengakui Mama. Alex minta maaf, Ma. Alex sudah menganggap Mama sebagai ibu kandung Alex sendiri. Terima kasih karena Mama mau mengerti Alex," sesalnya, mata kecilnya masih setia mengeluarkan air mata.

Gretha yang mendengar panggilan yang sedari dulu ia inginkan keluar dari mulut alex, tersenyum haru. Ia tak mampu menjelaskan betapa bahagianya dirinya saat ini.

Air mata bahagia keluar dari mata indahnya, mengalir membasahi punggung kecil Alex.

"Alex nggak jahat, kok. Mama malah sayang banget sama Alex. Mama juga udah menganggap Alex sebagai anak kandung mama sendiri." Ia mengecup kepala Alex sebentar, kemudian menguraikan pelukannya.

Gretha menghapus air mata yang membasahi pipi kecil itu, kemudian mencium pipi Alex berkali-kali. Hal itu membuat Alex yang tadinya menangis langsung tersenyum dan tertawa geli.

Veno yang melihat keduanya bercanda ria, bukannya senang, malah merasa cemburu.

"Papa nggak diajak gitu?" tanyanya menyindir keduanya.

Alex menghentikan tawanya dan menoleh ke arah ayahnya. "Papa nggak diajak. Hari ini Mama Gretha untuk Alex. Papa kan udah puas selama seminggu ini sama Mama Gretha terus."

Veno beranjak duduk di samping Gretha. "Ini istri papa kalau kamu lupa," ucapnya dengan merengkuh posesif pinggang istrinya yang terlihat lebih kecil dari sebelum koma.

"Alex nggak lupa. Tapi, Mama Gretha juga mamanya Alex, Papa bisa apa?" bantah Alex dengan lidah yang menjulur ke depan.

Gretha yang kondisinya belum pulih total, merasa pusing saat melihat perdebatan keduanya. Ia memegang kepalanya yang berdenyut nyeri.

Raut khawatir terpampang jelas di wajah Veno dan Alex kala melihat Gretha memegang kepalanya dengan ringisan kecil yang keluar dari bibir tipis itu.

"Kamu kenapa, Sayang?" panik Veno, membantu Gretha untuk bersandar di headboard brankar. "Mau aku panggilin dokter?"

 Widower's Fat Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang