Bab 44 - Alasan

2.7K 101 0
                                    

"Apa gunanya balas dendam, bila dirimu tidak akan merasa tenang.
-smileegirlss

~Happy Reading~



"Ke-kenapa ...? Felix."

Ya, benar. Orang yang selama ini meneror dan ingin merusak rumah tangga keduanya, tak lain adalah Felix.

Felix yang mendengar pertanyaan dari Gretha, tertawa jahat. Ia melepaskan cengkeramannya dari pipi gadis itu.

"Lo nanya gue kenapa? Seharusnya yang lo tanya itu, suami lo," geramnya dengan pandangan menajam.

"Ma-maksud kamu?"

"Fany nolak gue karena lakik lo itu! Gue udah ngasih semua kebahagiaan untuk Fany, tapi apa? Dia nikah sama suami lo, bukan gue!"

"Ja-jadi, kamu orang yang ngejar-ngejar Fany semasa kuliah dulu?" Gretha menatap Felix tak percaya.

Sebelum Fany menikah dengan Veno, Fany memang sering menceritakan kepadanya, tentang orang yang sangat terobsesi dengannya pada saat kuliah dulu.

"Terus mau kamu apa?" Gretha memberanikan diri untuk menatap mata Felix dengan tajam. Segala rasa takut yang bersarang di dirinya, ditepis untuk sementara waktu.

"Gue pengen ngehancurin hidup dia, seperti dia menghancurkan hidup Fany!"

"Maksud kamu, ngehancurin gimana?"

Felix menggeram kesal. Dia memukul tembok ruangan itu, kemudian menendangnya.

"Dia nggak becus jagain Fany! Gue awalnya udah ngikhlasin Fany untuk dia. Tapi, setelah gue dengar kabar bahwa Fany meninggal, gue nggak bisa terima." Wajah Felix penuh dengan rasa amarah. Rahang pria itu mengetat dengan gigi yang menggertak.

Gretha menggeleng kuat. Kemudian berkata, "Mas Veno jagain Fany dengan sangat baik. Fany meninggal karena memang sudah takdir dari tuhan. Bukan karena Mas Veno atau siapapun."

"Gue nggak perduli, gue hanya mau balas dendam ke dia dengan cara dekatin lo Gretha. DEKATIN LO!" Felix tertawa keras. Kemudian ia berjongkok kembali dan mencengkeram pipi Gretha, kuat.

"Lo tau, kenapa gue bisa dekatin lo dengan mudah?"

Gretha menggeleng pelan dengan air mata yang mulai turun. Ia meringis kala kedua pipinya terasa sangat perih karena kuku Felix menancap sangat kuat di pipinya.

"Dengan bantuan saudara tiri lo itu." Felix tersenyum sinis.

Gretha terpaku mendengarnya. Jadi selama ini, Nana ada sangkut pautnya dengan Felix? Kenapa ia tidak menyadarinya.

Ingatan Felix berputar ke beberapa bulan yang lalu.

Seorang gadis berjalan dengan sempoyongan di sebuah jalan yang sepi dan gelap. Hanya ada lampu jalan saja sebagai penerangan di sana. Ia baru saja pulang dari perayaan ulang tahun kantornya.

Seorang lelaki mengikutinya dari belakang. Lelaki itu menarik tangan gadis itu kuat, kemudian menyekap dan membawanya masuk ke dalam mobil.

Mobil itu melaju dengan sangat cepatnya menuju hotel terdekat. Setelah sampai di parkiran hotel, ia membawa gadis itu masuk ke dalam hotel.

Saat ini keduanya sudah berada di salah satu kamar hotel yang terletak di lantai tiga. Lelaki itu membaringkan gadis yang dibawanya ke atas kasur.

"Lo siapa?" tanya gadis yang tak lain adalah Nana, saudara tiri Gretha.

 Widower's Fat Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang