Bab 28 - Veno vs Alex

4.2K 140 5
                                    

"Aku mencintaimu, dan wajar saja bila aku cemburu melihat kau dekat dengan pria lain. Sekalipun itu darah dagingku."
-smileegirlss

~Happy Reading~


Sejak kejadian di kafe kemarin. Hubungan antara Gretha dan Veno menjadi canggung. Ketika makan malam, mereka berdua hanya diam saja, tanpa ada satupun yang membuka suara.

Saat ini mereka tengah sarapan di ruang makan. Gretha mengambilkan beberapa lauk untuk Veno, Alex dan dirinya sendiri.

Mereka fokus makan dan tidak ada satupun dari mereka yang bersuara.

Setelah selesai sarapan, mereka bersiap-siap untuk mengantarkan Alex ke sekolah.

"Tante sama Papa, kenapa diam aja?" Tanya Alex ketika melihat Gretha dan Veno sama sekali tidak berbicara.

Keduanya pun saling pandang. Kemudian Gretha terlebih dahulu memutuskan pandangannya dan beralih ke Alex, ia mengusap kepala bocah itu dengan sayang.

"Nggak kenapa-kenapa, kok. Udah yok kita berangkat, nanti kamu keburu telat lagi."

Alex mengangguk dan menggandeng tangan Gretha untuk pergi keluar.

Gretha yang melihat tangannya digandeng oleh anak sambungnya, merasa terharu. Selama ini Alex memang belum pernah berinisiatif menggandeng tangannya duluan. Selalu saja ia yang menggandeng tangan bocah itu.

Keduanya mendudukkan diri di jok belakang. Veno pun, ikut mendudukkan dirinya di kursi pengemudi.

"Tante Gretha nya kenapa dibawa duduk di belakang?" Tanya Veno sambil melihat ke arah Gretha dari rear view mirror.

"Aku mau duduk sama Tante Gretha Pa. Papa sendiri aja dulu. Kan, biasanya Tante Gretha di samping Papa mulu."

Veno pun mengangguk pasrah. Lagian situasi mereka saat ini masih canggung.

Beberapa menit berlalu. Akhirnya mobil yang di kendarai Veno, telah sampai di depan gerbang sekolah Alex.

Muachh

Alex mencium pipi kanan gretha dengan cepat. Hal itu sontak membuat Gretha mematung. Sedangkan Veno yang melihatnya dari spion mobil, ikut terkejut.

Veno sedikit membalikkan tubuhnya ke arah belakang. Ia melihat Gretha yang terdiam di tempat. Lalu menoleh ke arah putranya.

"Kamu kenapa cium istri papa?" Tanyanya sambil menatap tajam ke arah Alex.

"Papa kok marah? Istri Papa berarti Mama aku juga. Jadinya aku boleh dong nyium pipi Tante Gretha." Ia memasang wajah cemberutnya.

Gretha yang mendengar kata mama keluar dari mulut Alex, merasa amat senang. Meskipun, bocah itu tetap memanggilnya 'Tante'.

"Ya, tapi kan, papa belum pernah nyium pipi Tante Gretha. Masa kamu duluan sih."

"Siapa suruh Papa nggak gercep. Jadi keduluan-an sama aku kan, mwlee." Ia menjulurkan lidahnya ke arah Veno.

"STOP! Kenapa jadi pada berantem gini sih. Udah Alex, mending kamu turun Nak. Nanti takutnya, gerbangnya keburu ditutup Pak satpam."

"Tante, cium pipi aku dong," ucapnya sambil menunjuk pipi kanannya.

Gretha tersenyum mendengar permintaan dari Alex. Ia pun memajukan bibirnya untuk mencium pipi Alex. Namun, belum sempat bibirnya menyentuh pipi itu, mulutnya sudah ditutup duluan oleh Veno.

Ia melihat ke arah Veno yang sedang menutup mulutnya. Ia pun melepaskan tangan Veno.

"Kenapa lagi sih kak? Ini masih pagi loh. Jangan bikin aku pusing, deh."

 Widower's Fat Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang