"Jantungku selalu berdetak cepat saat di dekatmu, semoga kamu juga merasakan hal yang sama."
-Veno Nathanio Aldebaran~Happy Reading~
•
•
•
Gretha turun dengan rambut yang sudah terkuncir rapi. Ia tersenyum menatap semua orang yang telah menunggu kedatangan mereka. Kemudian mendudukkan dirinya di samping kiri kursi Alex.
"Maaf ya, sudah membuat kalian semua menunggu lama,"sesal Gretha.
Risa tersenyum menatap menantunya. "Nggak pa-pa, Sayang. Oh ya, Veno mana?"
Gretha menoleh ke belakang dan tidak mendapati keberadaan Veno. Ia menoleh kembali ke arah Risa.
"Bentar lagi turun, Ma."
Semuanya mengangguk serentak. Mereka menunggu kedatangan Veno.
Tak berapa lama kemudian, Veno mulai menampakkan diri. Ia menghampiri semua orang yang sudah duduk rapi di meja makan.
"Maaf, Veno lama turun."
Yang lainnya mengangguk sebagai balasan.
"Ya sudah, karena kita semua sudah berkumpul, mari makan. Jangan lupa doa terlebih dahulu," ucap Hendra yang diangguki semuanya.
Mereka makan dengan lahap tanpa ada satupun yang berbicara. Hanya suara dentingan sendok beradu dengan piring saja yang mengisi kesenyapan di meja makan itu.
Setelah semuanya selesai makan, mereka tidak beranjak pergi terlebih dulu, untuk mencerna makanan yang sudah masuk.
Alex menoleh ke arah samping kirinya. Namun, tatapannya teralihkan ke leher Gretha, yang mana terdapat dua buah cap kemerahan di sana.
"Tante, leher Tante kenapa merah?" Tanyanya heran.
Semua yang ada di meja makan pun, melihat ke arah leher Gretha.
Risa yang bisa melihat tanda itu dengan jelas, mengetahui itu tanda apa. Secara dia sudah menikah selama lebih dari 28 tahun lamanya.
Gretha yang tidak mengetahui tanda itu, hanya merespon biasa saja. "Mungkin nyamuk, atau serangga lain, Sayang."
Alex mengangguk mengerti. Sedangkan Veno yang baru menyadarinya, memejamkan kedua matanya, pusing. Mengapa dirinya bisa lupa dengan itu?
"Digigit serangga kecil apa serangga besar, nih?" Goda Risa dengan sesekali melirik ke arah putranya.
"Kalau tandanya besar, mungkin aja serangga besar," jawabnya polos.
Astaga Gretha, seandainya dirimu tahu maksud serangga besar itu adalah suamimu, mungkin engkau akan malu untuk menampak diri di hadapan kedua mertuamu.
Veno yang mendengar godaan dari ibunya, langsung membuka kunciran rambut milik Gretha.
Gretha refleks menoleh ke arah Veno.
"Mas, kunciran aku kenapa di buka?" Tanyanya dengan suara yang berbisik pelan di dekat telinga Veno.
"Biar tambah cantik," bisik Veno dengan senyumannya.
Gretha yang mendengar penuturan dari suaminya, refleks merona malu. "Ish, apaan sih, Mas." Ia memukul lengan Veno pelan.
Veno tersenyum melihat pipi istrinya memerah. Ia mengusap pipi itu lembut.
Sementara yang lain, melihat keduanya dengan pandangan berbeda. Pandangan jengah yang ditunjukkan Mika dan Andre. Serta senyuman bahagia ditunjukkan kedua orang tua Veno dan Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Widower's Fat Wife [End]
Romance⚠️ZONA BAPER⚠️ Menikah dengan suami sahabatnya sendiri? Tidak pernah ada di dalam kamus seorang gadis bernama Gretha. Gretha, si gadis bertubuh overweight, mengalami hal yang tidak pernah sama sekali dibayangkannya akan terjadi. Ia berharap menikah...