Bab 31 - Skandal

3.4K 128 4
                                    

"Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah apa pun di dunia manusia adalah dengan semua pihak duduk dan berbicara."
-Dalai Lama

~Happy Reading~


Siang ini tengah beredarnya desas-desus yang mengatakan bahwa Veno memiliki hubungan serius dengan Sofia.

Ada seseorang yang menyebarkannya di internet beserta foto sebagai bukti. Para karyawan ketika melihat berita yang tersebar luas itu merasa percaya, bahwa berita itu benar adanya.

Pasalnya mereka melihat sendiri, keduanya keluar dari perusahaan. Lagian mereka berpikir bahwa keduanya pasangan yang sangat serasi.

Berita itu menjadi top pencarian di internet. Namun, entah mengapa Veno dan Sandi tidak mendengar kabar itu. Mungkin karena mereka belum memeriksa handphone mereka sedari tadi.

Di lain tempat, Gretha yang melihat skandal tentang suaminya merasa sedih.

Andi yang melihat putrinya tiba-tiba terdiam setelah melihat handphone pun, heran.

"Nak, kenapa?" Tanyanya ketika melihat mata Gretha memerah.

"Kamu beneran ada masalah?" Lanjutnya bertanya. Ia menatap cemas putrinya.

Gretha hanya menggelengkan kepalanya. Ia terdiam sejenak, lalu tersenyum.

"Nggak kenapa-kenapa kok, Pa."

Andi tiba-tiba saja mengambil handphone anaknya yang masih digenggam oleh sang empu.

Ia terkejut melihat berita yang tersebar luas saat ini. Ia menoleh ke arah Gretha yang sudah menitikkan air matanya.

"Kamu bilang dia lagi meeting? Apakah ini yang dimaksud meeting?"

Saat ini mereka masih berada di ruang makan, sedangkan Alex masih fokus menonton kartun kesukaanya.

"Itu cuma salah paham doang Pa," ucapnya masih membela Veno.

"Papa nggak mau tau. Papa harus jumpai dia untuk menanyakan hal ini langsung," kesalnya, lalu bangkit dari kursi.

Namun, belum sempat ia melangkahkan kakinya. Gretha sudah mencegahnya terlebih dahulu.

"Pa, aku mohon. Biarkan aku yang menyelesaikan masalah rumah tanggaku. Jika memang aku sudah tidak sanggup untuk bertahan lagi, aku akan kembali dengan sendirinya ke rumah ini."

Isak tangis yang dari tadi ditahannya, luruh semua.

Andi yang melihat putrinya menangis, merasa ikutan sedih. Ia memeluk dan mengusap punggung putri kesayangan ini.

"Maafkan papa, maaf Nak. Papa telah menyerahkan mu kepada orang yang salah," sesalnya. Ia juga ikutan menangis.

Orang tua mana yang tidak menangis, bila melihat anaknya tersakiti?

Gretha menggeleng di dalam pelukan ayahnya. "Bukan salah Papa. Menikah dengan Kak Veno adalah keputusan Gretha sendiri."

Andi menguraikan pelukannya. "Sudah-sudah, jangan nangis lagi ya putri papa yang cantik. Kamu istirahat aja dulu disini. Nanti malam papa anterin kamu pulang."

"Iya Pa."

"Tante sama Kakek, kenapa nangis?" Tanya Alex yang mendengar suara tangisan.

Keduanya menoleh ke arah bocah kecil itu. Gretha merentangkan tangannya meminta bocah itu memeluknya.

Alex yang mengerti pun, berjalan menghampiri Gretha dan masuk ke dalam pelukannya.

"Tante, are u okay ?"

 Widower's Fat Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang