"Semakin kita terlalu berharap selain kepada Allah, maka bersiap-siaplah untuk semakin kecewa."
~Happy Reading~
•
•
•"Kamu beneran hanya menganggap istri saya sebagai sepupu saja?" Tanya Veno setelah ke-terdiam-an mereka yang cukup lama.
Andre yang mendengar pertanyaan itu pun tersenyum smirk. "Menurut lo?" Ia menaik turunkan kedua alisnya.
Veno menatapnya dengan tajam.
"Iya, gue suka sama Gretha. Ta—" ucapnya terpotong dengan teriakan Veno
"APA! Kamu harus jauhi istri saya mulai dari sekarang!" titahnya dengan wajah yang memerah menahan amarah.
"Yaelah, lo makanya dengerin gue ngomong sampai selesai dong. Ga usah main potong aja," ketusnya sambil menatap sinis.
Veno mengangguk, mempersilahkan Andre melanjutkan omongannya.
"Tapi, gue akan ngalah. Gue sendiri yang udah menyia-nyiakan kesempatan gue buat dapetin dia. Gue nggak pernah berani nyatakan perasaan gue ke dia," lirihnya dengan kepala yang tertunduk.
"Hm. Tapi tetap saja, kamu harus jaga jarak dengan Gretha."
"Lo bisa nggak sih, ngomong jangan terlalu formal?" Protesnya.
"Ck, iya," decaknya kesal.
"Kalau masalah jaga jarak, lo tenang aja. Gue nggak akan ngelewatin batas gue kok."
"Kalian lagi bahas apa? Kok kayaknya serius banget?" Tanya Gretha, menghampiri keduanya.
Kedua spontan mengalihkan pandang ke arahnya.
"Nggak ada, kita cuma bahas tentang pekerjaan aja," bohong Andre sambil menyengir.
"Oh. Yaudah kalau gitu kita makan yok, makanannya udah siap tuh. Kalian duluan aja, aku mau panggil Alex dulu ke kamar," ajaknya yang dibalas anggukkan kepala.
Kaki Gretha berlalu pergi ke kamar Alex yang berada di lantai dua. Ia menatap pintu putih itu sebentar, sebelum mengetuknya.
Tok Tok Tok
"Alex. Nak, makan siang dulu yok," ajaknya. Namun, tidak ada jawaban dari Alex sama sekali.
"Alex, kamu dengar suara Tante kan?" Ia mengetuk kembali pintu itu. "Kalau kamu nggak buka, Tante masuk ya."
Gretha pun membuka pintu itu yang syukurnya tidak terkunci. Ia melihat Alex berbaring di dalam selimut dengan tubuh yang bergetar menggigil.
"Alex. Kamu kenapa Nak?"
Gretha menghampirinya dan duduk di tepi ranjang Alex. Ia terkejut setelah mengecek suhu tubuh Alex yang ternyata cukup panas.
Sepertinya Alex sedang demam, padahal tadi pagi anak itu baik-baik saja. Malah terlihat sangat bersemangat.
"Tunggu ya Nak. Buka dulu selimutnya, nanti malah makin demam." Ia membuka selimut yang ada di atas tubuh Alex.
Kemudian ia beranjak ke arah lemari untuk mengambil handuk kecil. Ia juga berlari ke arah dapur untuk mengambil air panas di dalam termos.
"Kamu kenapa kok lari gitu?" Tanya Veno ketika melihat Gretha yang berlari ke arah dapur.
"Alex demam kak, aku mau ngambil air panas."
"Kasih minum obat aja," sarannya.
"Nggak, dikompres aja dulu. Kalau masih belum baik juga, nanti langsung aku kasih obat," tolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Widower's Fat Wife [End]
Romance⚠️ZONA BAPER⚠️ Menikah dengan suami sahabatnya sendiri? Tidak pernah ada di dalam kamus seorang gadis bernama Gretha. Gretha, si gadis bertubuh overweight, mengalami hal yang tidak pernah sama sekali dibayangkannya akan terjadi. Ia berharap menikah...