"Cinta itu seperti angin, kamu tidak bisa melihatnya tapi kamu bisa merasakannya."
-Nicholas Sparks~Happy Reading~
•
•
•Veno telah tiba di depan rumahnya. Ia masuk ke dalam rumah, namun tak melihat siapapun di sana. Ia pergi ke kamar Gretha untuk mencari keberadaannya, namun nihil.
Akhirnya dirinya memutuskan untuk pergi ke kamar Alex. Sesampainya di depan kamar Alex, ia mendengar suara tawa dari kedua orang yang paling penting di hidupnya. Kedua sudut bibirnya terangkat sedikit.
Veno masuk ke dalam, setelah mengetuk pintu dua kali.
"Kalian ngapain? Kayaknya seru banget tuh." Tanyanya ketika melihat keduanya sedang tengkurap sambil melihat ke arah laptop.
"Ini Pa. Alex sama Tante lagi nonton drakor," ucapnya sambil memperlihatkan laptop yang menampilkan drama berjudul Strong Girl Bong-soon.
Haduh, anak gue kayaknya nggak bisa diselamatkan lagi nih, miris Veno dalam hati.
"Oh, gitu. Papa boleh bicara sama Tante Gretha dulu, nggak?" Tanyanya sambil melihat ke arah Gretha yang juga melihatnya.
"Boleh Pa. Tante aku lanjut nonton ya?"
"Iya, sayang. Lanjut aja, itu udah Tante download kok." Ia pun berlalu pergi dari kamar Alex, bersama Veno di sampingnya.
"Mau bicara dimana Kak?"
"Di kamar aku aja."
Gretha pun mengangguk, lalu berjalan ke arah kamar Veno yang berada tepat di samping kamarnya.
Mereka berdua masuk ke dalam kamar, lalu Veno menutup rapat pintu itu.
"Loh kenapa ditutup Kak?" Tanya Gretha ketika melihat Veno menutup pintu itu.
"Nggak apa-apa. Biar nyaman aja bicaranya." Ia pun mendekat ke arah Gretha yang sudah duduk di atas ranjang.
"Kak mau ngomong apa?" Tanya Gretha sambil melihat ke arah Veno yang sudah duduk di sampingnya.
"Aku mau nanya, kenapa kamu nggak mau publish hubungan kita ke semua orang?"
Gretha terdiam sejenak. Ia menundukkan kepalanya.
"Aku hanya ngerasa nggak pantas sama kamu Kak. Lagian aku nggak mau kita jadi perbincangan para karyawan kamu. Apalagi kita menikah bukan karena cinta. Aku hanya malas meladeninya."
Veno pun menoleh ke arah Gretha yang sedang menunduk. Ia menghela napasnya berat.
"Siapa bilang kamu nggak pantas? Justru kamu adalah orang yang paling pantas menurutku. Kamu nggak perlu dengerin ucapan orang lain. Ini pernikahan kita bukan mereka," ucapnya sambil memegang tangan Gretha.
Apa aku bilang aja, kalau aku sudah mulai mencintainya. Tapi, bagaimana jika dia menjauhiku?
Gretha mendongak menatap Veno.
"Tapi, aku belum siap kak. Aku takut dikatai yang buruk. Aku juga malas meladeninya, jika mereka bertanya hal yang bersifat privasi tentang kita," ucapnya lirih.
"Yaudah aku tunggu kamu siap untuk ngepublishnya."
Gretha mengangguk sebagai jawaban.
"Oh iya Kak. Tadi Sekar bilang, Kak datang ke kafe mau bicarain masalah bisnis, ya? Emang bisnis apa yang perlu kita bicarakan?" Tanyanya menatap manik mata hazel milik Veno.
"Aku cuma mau nanya tentang ini aja. Nggak ada masalah bisnis yang lain kok."
Veno bangkit dari duduknya, ia kemudian melihat ke arah Gretha yang masih terduduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Widower's Fat Wife [End]
Romansa⚠️ZONA BAPER⚠️ Menikah dengan suami sahabatnya sendiri? Tidak pernah ada di dalam kamus seorang gadis bernama Gretha. Gretha, si gadis bertubuh overweight, mengalami hal yang tidak pernah sama sekali dibayangkannya akan terjadi. Ia berharap menikah...