Bab 24 - Investor

4.5K 173 6
                                    

"Hubungan rumah tangga tidak akan retak, jika salah satu diantara kita, tidak memberikan celah bagi mereka untuk masuk"
-smileegirlss

~Happy Reading~


Veno sedang duduk di kursi kerjanya sambil melihat ke arah laptop. Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu ruangannya dari luar.

"Masuk!" Ucapnya dengan mata yang terus fokus menatap laptop.

"Pak, saya bawain kopi yang Bapak minta," ucap seorang wanita yang memakai kemeja ketat dengan dua kancing teratas di buka dan juga rok span pendek bewarna hitam.

"Letak saja di meja," perintahnya tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Baik pak." Wanita itu berjalan ke samping Veno. Kemudian ia menumpahkan kopi itu ke baju Veno seolah-olah tidak disengaja.

"Eh, Maaf-maaf Pak," ucapnya sambil mengelap dada bidang Veno dengan sensual.

Veno yang merasa sentuhan wanita itu seperti ingin menggodanya, langsung menepis tangan itu dari dadanya.

"Kamu bisa kerja nggak sih?!" Bentaknya kepada wanita itu.

Ia menoleh ke arah wanita yang tadi menumpahkan kopi kepadanya.

"Loh, kamu bukannya saudari tiri Gretha ya?" Tanyanya kepada Nana. Ya, wanita yang ingin menggodanya tak lain adalah Nana.

"Iya Pak," ucapnya dengan tersenyum menggoda.

Namun Veno yang melihat senyuman itu bukannya merasa tergoda, malahan merasa jijik melihatnya.

"Kamu ngapain disini? Bukannya kamu bagian keuangan ya? Kamu mau di pindahkan ke cleaning service?" Tanyanya dingin.

Nana yang mendengar penuturan yang dikatakan oleh Veno pun gelagapan. Ya kali dia mau jadi cleaning service.

"Ng-nggak Pak. Saya hanya mau mengantarkan Bapak, kopi saja."

"Untuk apa? Kamu ingin menggoda saya? Kamu kan tau saya sudah menikah sama saudari kamu." Veno menatap tajam ke arah Nana, yang malah tersenyum melihatnya.

"Pak, saya tau pasti punyanya Gretha tidak enak, kan? Kalau Bapak mau, saya siap memberikannya kok," ucapnya dengan nada yang menggoda.

Ia menyentuh dada Veno kembali. Namun, Veno langsung menepisnya.

"Dasar wanita gila," cercanya. Kemudian Veno menelpon Sandi untuk mengusir Nana dari ruangannya. Ia juga sekalian memecat wanita itu.

Setelah Nana keluar dari ruangannya, ia duduk kembali di kursinya.

"Padahal dia juga menyentuhku, dan itu jelas-jelas sentuhan menggoda. Namun, mengapa punyaku tidak bereaksi sama sekali? Sedangkan Gretha yang tidak berniat sama sekali untuk menggodaku. Reaksi tubuhku justru terlalu berlebihan," gumamnya heran.

Ia memejamkan matanya, mengingat betapa tersiksanya ia kemarin.

Di sisi lain, Nana terus memberontak ketika dua satpam menarik tangannya secara kasar.

"Lepasin tangan sialan kalian dari tubuhku!"

Namun, pemberontakan yang dilakukannya tidak berarti apa-apa. Ia pun dibawa menuju meja kerjanya, untuk membereskan barang-barang yang ada.

Setelah ia memasukkan semua barangnya ke dalam kotak yang tersedia di sana, ia disuruh untuk keluar dari perusahaan itu dan dilarang untuk menginjakkan kakinya lagi ke sana.

Ia mencari cafe terdekat. Tapi bukan cafe milik Gretha. Yang ada jika dia kesana, dirinya malah jadi bahan tertawaan wanita itu.

Ia masuk ke dalam sebuah cafe bernuansa korea yang tidak terlalu jauh dari kantor Aldebaran.

 Widower's Fat Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang